Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Ilmiah Dan Antropologi Dalam Ilmu Pengetahuan

Metode Ilmiah Dan Antropologi


Metode ilmiah yaitu tiruana cara yang sanggup dipakai dalam ilmu pengetahuan untuk mencapai kesatuan pengetahuan. Jadi, metode ilmiah dan antropologi yaitu tiruana cara yang sanggup dipakai untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan.

Kesatuan pengetahuan itu sanggup dicapai melalui tiga tingkat, yaitu pengumpulan fakta, inovasi ciri-ciri umum dan sistem, serta verivikasi.



Pengumpulan Fakta


Pada tingkat mi, pengumpulan fakta yang diperoleh terkena kejadian, tanda-tanda masyarakat dan kebudayaan diolah secara ilmiah. Dalam kenyataan, acara pengumpulan fakta terdiri dan aneka macam metode, yaitu metode observasi, mencatat, mengolah, dan mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.

Pada umumnya metode pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan sanggup dibagi dalam tiga golongan, yaitu penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan penelitian dalam perpustakaan. Dalam penelitian lapangan atau field work, peneliti harus menunggu terjadinya tanda-tanda yang menjadi objek observasi. Peneliti pun harus masuk ke dalam objeknya, artinya peneliti harus memperhatikan kekerabatan antara objek dan peneliti. Dalam penelitian laboratorium, tanda-tanda yang akan menjadi objek observasi sanggup dibentuk dan sengaja diadakan oleh peneliti, sedangkan dalam penelitian di perpustakaan, tanda-tanda yang akan menjadi objek penelitian harus dicari dalam suatu himpunan dan kumpulan buku yang banyak jumlahnya. Penelitian di perpustakaan dan di laboratorium mengharuskan peneliti berada di luar objek, yang berarti peneliti tidak ada hubungannya dengan objek yang akan diteliti.

Dalam ilmu antropologi, metode pengumpulan fakta dengan memakai penelitian di lapangan (field work), mengharuskan peneliti hadir sendiri dan terlibat pribadi dalam suatu masyarakat, untuk mendapat keterangan wacana tanda-tanda kehidupan insan dalam masyarakat itu.

Jadi, bahan-bahan keterangan yang diperoleh selain dan observasi sendiri, diperoleh dan keterangan para informan. Fokus penelitian biasanya yaitu tindakan atau kelakuan insan dalam hubungannya dengan kelompok kecil. Individu yang akan diteliti secara khusus dipilih dengan metode wawancara yang dilakukan secara mendalam. Hasil wawancara tersebut kemudian dicatat dalam catatan lapangan (field notes). Fieldnotes yang sudah dikumpulkan, harus diubah menjadi goresan pena semoga sanggup dibaca orang lain dalam bentuk deskriptif.

misal, seorang peneliti mengamati dan mendengarkah keterangan-keterangan dalam masyarakat X yang ialah objek penelitiannya. Pada suatu dikala tertentu, peneliti mengobservasi bahwa ada seseorang yang sudah cukup bau tanah memarahi saudaranya yang muda, sedangkan saudara yang muda itu membisu saja dan tidak berani rnembantah. Kemudian peneliti mendengar dan informan bahwa seseorang harus memdiberi hormat terlebih lampau apabila menjumpai saudaranya yang bau tanah di jalan. Kemudian, si Peneliti mencatat tiruana insiden yang diobservasinya, dan aneka macam keterangan yang didengarkannya dalam field notes yang ia miliki. Kemudian, ia membuat suatu pernyataan deskriptif secara induktif dalam karangannya dengan satu atau dua kalimat, yaitu bahwa daam masyarakat X, seorang saudara bau tanah dalam kekerabatan kekerabatan lebih tinggi kedudukannya daripada saudara mudanya.

melaluiataubersamaini demikian, seluruh jumlah metode, mulai dan metode pengumpulan materi kasatmata wacana suatu masyarakat yang hidup, hingga kepada metode untuk mengolah materi tadi disusun menjadi karangan dalam bentuk deskriptif yang sanggup dibaca orang lain. Hal inilah yang disebut dengan etnografi yang artinya citra wacana masyarakat di suatu daerah dan pada suatu waktu. Gambaran tersebut sanggup berupa moral istiadat, susunan masyarakat, bahasa, peralatan yang digunakan, acara perekonomian dan citra fisik menyerupai warna kulit dan tinggi badan.

Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem


Tingkatan ini ialah tingkatan dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk memilih ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitan. Dalam ilmu antropologi, proses berpikir secara ilmiah mi menjadikan metode-metode yang hendak mencari ciri-ciri yang sama, dan umum pada aneka macam fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Proses berpikir di sini dilakukan secara induktif, yaitu dan pengetahuan wacana insiden Deristiwa dan fakta-fakta yang khusus dan kasatmata ke arah konsep-konsep terkena ciri-ciri umum yang lebih abstrak. Dngan demikian, pengetahuan antropologi bersifat “pengertian” terkena kehidupan masyarakat tertentu.

Dalam rangka mencari ciri-ciri umum di antara fakta masyarakat tersthut, antropologi mempergunakan metode membandingkan atau metode komparatif yang biasanya dimulai dengan metode kiarifikasi. Dalam menghadapi suatu objek yang menawarkan keguakaragaman dengan adanya diberibu bentuk yang tidak sama, peneliti terlebih lampau harus berusaha menguasai keguakaragaman itu dengan akalnya. Jadi, ia harus menyederhanakan sedemikian rupa, sehingga spesialuntuk ada beberapa perbedaan pokok saja. Sebagai contoh, bentuk keluarga tiap insan itu tidak sama-beda di aneka macam daerah di j-nuka bumi, tetapi di dunia ini di daerah manapun keluarga selalu ada.

Veritikasi


Metode untuk melakukan verifikasi atau pengujian dalam kenyataan terdiri dan cara-cara yang harus dilakukan semoga “pengertian” yang sudah dicapai dalam kenyataannya semakin kuat. Oleh alasannya itu, digunakanlah metode verifikasi yang bersifat kualitatif.

Dalam pendekatan kualitatif in fenomena atau peristiwanya yaitu suatu totalitas atau keseluruhan. Penelitian kualitatif bersifat deskniptif analitis alasannya disusun secara sistematis dan menyeluruh. Berdasarkan daerah penelitian, penelitian dilakukan di lapangan atau field work, sedangkan metode pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi, dan wawancara yang mendalam sehingga data yang diperoleh ialah data primer. Sesudah terkumpul, data tersebut kemudian dikiasifikasikan (metode kiasifikasi) dan untuk mencani ciri-ciri umumnya. digunakanlah metode komparasi sebagai langkah pengujian.

Kebalikan dan metode kualitatif yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif menguji kebenaran dan pengertian dan kaidah-kaidah dengan mengumpulkan sebanyak mungkin fakta terkena insiden dan tanda-tanda sosial budaya yang menawarkan asas-asas persamaan. Untuk metode kuantitatif, sening dipergunakan cara-cara untuk mengolah fakta sosial dalam jumlah besar. Metode itu disebut dengan statistik. Metode statistik yang dulu memang jarang dipakai dalam ilmu antropologi. kini sudah menjadi suatu metode analisis yang sangat penting dalam antropologi.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Post a Comment for "Metode Ilmiah Dan Antropologi Dalam Ilmu Pengetahuan"