Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perkembangan Karya Musik Efek Eksternal

Perkembangan Karya Musik


Pada dunia karawitan. vokal bukan ialah unsur yang dominan, apalagi melebihi ricikan. Bahkan untuk teks (cakepan) suatu gena’hing, vokalis sanggup meinilih dan tembang, puisi, dan lain-lain yang dirasa sesuai dengan konteks penvajian atau selera penyaji. Dalam kasus sindhènan, pesindhèn sanggup mulai kapan saja untuk ngangkat, mengisi. sèlèh, dan sebagainya. Untuknya disediakan tenggang atau keleluasaan pilihan. Ta meiniliki kedudukan dan hukum main yang sejajar dengan ricikan garapan lainnya, menyerupai rebab, gender, dan kendang.

Pesan atau tema isi teks cakepan) atau kesan keseluruhan dan gendhing yang disampaikan berkisar pada pengagungan nama Tuhan atau penguasa, terutama raja Selain itu juga mengandung unsur pedoman moral, agama atau kepercavaan. dan hubungan kasih antara laki-laki dengan wanita. Semua itu, disampaikan dengan cara ‘halus’, termasuk bahasa yang digunakan.



Pengaruh Eksternal dalam Karya Musik


Ki Tjokrowarsito, seorang komposer tradisi, melalui komposisi gendhing-nya, menyerupai Ronda Malam, Sopir Becak, Sepur Truthuk, dan Gembiro Loka, lebih bersikap independen dan tidak lagi berbicara tentang raja atau juga pelajaran moral, tetapi mulai berbicara tentang lingkungan dan kehidupan sehari-hari masyarakat ‘bawah’. Bahkan lagu-lagu menyerupai Kae Lho, Modernisasi Desa, Empat Lima, Gula Kiapa, dan Irian Barat yang ia ciptakan lebih memperjelas sikap dan pandangannya terhadap republic kita.

Hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sikap karawitan ketika ini yakni setelah ditemukan dan digunakannya notasi (angka kepatihan) sebagai alat pencatat, pendidikan, dan penyajian karawitan, terutama untuk ricikan dan vokal (garap). Pada hakikatnya, hal ini mengutamakan sikap longgar untuk membuat atau meinilih penyajian cengkok dan atau wiledan tabuhan yang tak terbatas. Penggunaan notasi berpotensi ‘mendorong’ permainan karawitan, bahkan hingga pada penyusunan kerangka (balungan gendhing) menjadi gumathok (baku! fixed) dan seragam. Pergeseran tradisi yang sangat fundamental dalam karawitan jawaban inovasi notasi ini yakni tradisi ekspresi menjadi tulis. Hal ini besar lengan berkuasa pula pada pergeseran pembentukan sifat naturp’;;zrawit, yaitu lebih melatih keterampilan atau kepekaan mata (visual) daripada indera pendengaran (audio).

Peminjaman atau orientasi pada sistem pendidikan Barat berakibat pada pengakraban ara berpikir dan bersikap musikal. Banyak konsep atau teori musik Barat yang diterapkan pada karawitan. vai:u penerapan istilah oktafuntukgembyang, kwint unruk kempyung, tonika, doininan, subdoininan, modus. interval, harmoni, melodi, ritme, kadensa, dan sebagainya. Penggunaan istilah ini ke dalam dunia ‘ilmu’ karawizar- tanpa mengerti pengertian yang bekerjsama mengakibatkan penerapannya seringkali tidak cocok. Kecenderngan pada sifat individualistis, harus pasti, harus tertulis, dan penerapan cara berpikir serta cara kerja Bara: tanpa disadari menjadi semakin doininan.

Fenomena lain yakni sikap lebih terbuka, khususnya pada masyarakat Jawa (Indonesia) dalam mendapatkan unsur budaya lain, terutama budaya inilik saudaranya yang berasal dan beberapa tempat di Indonesia. Munculnya lagu Tan Bali karya Ki Tjokrowarsito, Arum Manis, Wandali, dan Tukang Cukur karya Ki Nartasabda, dan lain sebagainya ialah bukti perwujudan sikap apresiasi dan mau menerima, bahkan memakai dalam karawitannya.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Perkembangan Karya Musik Efek Eksternal"