Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kedudukan Kitab Allah Sebagai Ajaran Hidup Insan Dalam Hubungan Antar Sesamanya

Kedudukan Kitab Allah Sebagai Pedoman Hidup Manusia Dalam Hubungan Antar Sesamanya



Seseorang yang hidup di dunia mi tidak terlepas dan menolongan sesama manusia. Di dalamnya terwujud saling menolong, saling memmenolong, saling mencintai dan saling menghormati. Hubungan yang demikian disebut human relation atau muamalah. 

Perlu diketahui bahwa relasi sesama insan bukan saja orang Islam dengan non-Islam, orang Islam dengan orang muslim, orang Islam dengan orang kafir, musyrik bahkan secara menyeluruh tidak membedakan agama, suku, warna kulit, kaya, miskin maupun pejabat. Di sini proposal syariat secara keseluruhan tidak terbatas pada salah satu saja sebagaimana firman Allah:



Yang Artinya: “Hai manusia. Sesungguhnya Kami membuat engkau dan seorang pria dan seorang wanita dan menimbulkan engkau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar engkau saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara engkau di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara engkau. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Allah membuktikan bahwa insan diciptakan banyak sekali bangsa dan suku bangsa, tidak sama warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan. Akan tetapi agar saling mengenal dan saling menolong. Allah tidak menyukai orang-orang yang mengatakan kesombongan alasannya keturunannya, pangkat atau kekayaan alasannya yang paling mulia di antara insan di sisi Allah spesialuntuklah orang yang paling
bertakwa kepada-Nya. Selain itu Allah menimbulkan insan yaitu untuk pemdiberi peringatan satu sama lain. Firman Allah:

Yang Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau, melainkan kepada umat insan seluruhnya sebagai pembawa diberita bangga dan sebagai pemdiberi peringatan, tetapi kebanyakan insan tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)

Di antara insan yang diutus Allah untuk membawa kabar bangga dan pemdiberi peringatan yaitu Nabi Muhammad saw. dan kita yaitu umatnya. Nabi Muhamamd saw. bukan saja diutus di tengah-tengah insan melainkan sebagai pembawa kabar bangga bagi orang-orang yang mempercayai dan mengamalkan risalah yang dibawanya. Hal itu sebagai peringatan kepada orang-orang yang mengingkarinya atau menolak ajaran-ajarannya. Kaprikornus risalah yang dibawanya itu berlaku untuk seluruh umat insan hingga final zaman. Di dalam risalah tersebut terdapat peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang harus diamalkan. Risalah yang dibawa Nabi Muhammad yaitu wahyu Allah yaitu kitab suci Al-Quran.

Sebagian besar kaum jahiliah menolak dan menentangnya. Di antara orang-orang yang mengingkari risalah itu yaitu Orang-orang kafir Mekah, bahkan hingga kini masih ada orang yang belum percaya bahwa risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. yaitu benar, bahkan mereka memalingkan mukanya tidak mau berusaha mempelajannya.

Post a Comment for "Kedudukan Kitab Allah Sebagai Ajaran Hidup Insan Dalam Hubungan Antar Sesamanya"