Pemerintahan Daendels Di Indonesia (1808-1811)
Pemerintahan Daendels Di Indonesia (1808-1811)
Pada tahun 1808, Daendels diangkat menjadi gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Tugas utamanya yakni untuk mempertahankan PulauJawa dan serangan pasukan Inggris. Dalam upaya tersebut, perhatian Daendels spesialuntuklah terhadap pertahanan dan ketentaraan. Untuk memperkuat angkatan perangnya, Daendels melatih orang-orang Indonesia, alasannya yakni mustahil ia menambah tentaranya dan orang-orang Belanda yang dihadirkan dan negeri Belanda. Pembangunan angkatan perangnya ini dilengkapi dengan pendirian tangsi-tangsi atau benteng-benteng, pabrik mesiu dan juga rumah sakit tentara.
Di samping itu, atas dasar pertimbangan pertahanan, Daendels memerintahkan pembuatan jalan pos dan Anyer di Jawa Barat hingga Panarukan di Jawa Timur. Pembuatan jalan ini memakai tenaga rakyat dengan sistem kerja rodi atau kerja paksa, hingga selesainya pembuatan jalan itu. Untuk orang Belanda, pekerjaan menuntaskan pembuatan jalan 05 ini ialah keberhasilan yang geinilang, tetapi lain halnya dengan bangsa Indonesia, di mana setiap jengkal jalan itu ialah peringatan terhadap nintihan dan jeritan jiwa orang yang mati dalam pembuatan jalan tersebut.
Sesudah pembuatan jalan selesai, Daendels memerintahkan pembuatan perahu-perahu kecil, alasannya yakni perahu-perahu perang Belanda mustahil dikirim dan negeri Belanda ke Indonesia. Selanjutnya pembuatan pelabuhan-pelabuhan tempat bersandarnya perahu-perahu perang itu. Untuk membangun pelabuhan perang itu, Daendels merencanakan di tempat Banten Selatan. Pembuatan pelabuhan itu sudah memakan ribuan korban jiwa orang Indonesia di Banten akhir dan penyakit malaria yang menyerang parapekerja paksa. Akhirnya pembuatan pelabuhan itu tidak selesai. Walaupun Daendels bersikeras untuk tetap menyelesaikannya, tetapi Sultan Banten menentangnya. Daendels menganggap jiwa rakya.t Banten tidak ada harganya, sehingga hal ini menjadikan pecabnya perang antara Daendels dengan Kerajaan Banten.
Di samping itu, pembuatan pelabuhan di Merak juga mengalami kegagalan dan spesialuntuk perjuangan untuk memperluas pelabuhan di Surabaya yang cukup memuaskan. Sesudah Daendels mengetahui bahwa Sultan Banten tidak mampu memperbaiki sejumlah besar pekerjaan yang harus dikerjakan di Banten Selatan, apalagi saat ada secng Belanda terbunuh di Banten maka kerajaan ini diserbu dan Sultan Banten diasingkan ke Ambon. Mangkubumi (perdana menteri) Banten yang dianggap oleh Daendels sebagai tiang perlawanan terhadap Belanda dibunuh dan mayatnya dimembuang ke laut. Sedangkan Sultan yang gres diangkat oleh Daendels dipaksa untuk mendapatkan Kerajaan Banten yang sudah diperkecil.
Sumber Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Pemerintahan Daendels Di Indonesia (1808-1811)"