Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Data Sosiologis Dan Antropologis Perihal Fenomena Sosial Di Lingkungan Masyarakat Setempat

Data Sosiologis Dan Antropologis Tentang Fenomena Sosial Di Lingkungan Masyarakat Setempat



Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat multietnis dan multikultur akan mempunyai lebih banyak fenomena sosial dan budaya. Fenomena-fenomena sosial ini ialah bentuk-bentuk kenisbian dan tata pergaulan masyarakat yang beragam ibarat Indonesia. Asimilasi kebudayaan, akulturasi kebudayaan, perkawinan campur, toleransi sosial, serta fenomena-fenomena lain yang sifatnya negatif, ibarat konflik horisontal antarras; antarsuku; dan antaragama, ialah fenomena sosia.l yang menarikdanunik dikaji. Fenomena-fenomena ini sangat sensitif terjadi dalam masyarakat sebagai perwujudan dan masyarakat Indonesia yang multietnis dan multikultur.

Di samping masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk,m masyarakat Indonesia juga ialah masyarakat sedang berkembang mengalami proses perubahan struktur dan masyarakat tradisional yang agraris menuju masyarakat industri modern. Proses perubahan ini menimbulkan banyak sekali dampak, baik yang konkret maupun yang negatif. Akan tetapi, efek yang sering terjadi yaitu efek yang sifatnya negatif, ibarat kesentidakboleh sosial, meningkatnya keiniskinan, meningkatnya kriininalitas, pemakaian obat-obat terlarang, hingga munculnya gaya hidup konsumtif di kalangan masyarakat luas.



Berikut ini ialah fenomena-fenomena sosial di masyarakat yang perlu menerima perhatian dan seluruh komponen bangsa.

Meningkatnya Angka Pengangguran


Angka pengangguran yang dan tahun ke tahun semakin meningkat muncul sebagai jawaban ketidakseimbangan di sektor ekonoini. Sejak krisis ekonoini yang terjadi pada tahun 1998 yang juga diikuti dengan krisis politik, muncul banyak pemutusan hubungan kerja yang menjadikan meningkatnya angka pengangguran. Pada tingkat yang lebih parah krisis ekonoini sudah menimbulkan krisis moral, krisis kepeinimpinan, dan krisis kepercayaan bangsa-bangsa absurd terhadap pemerintah Indonesia. Pada tahap selanjutnya fenomena ini akan menjadikan banyak sekali kemunduran, yaitu menurunnya aktivitas sektor nil akibarpemamasukan yang tidak bisa berjalan sehingga perampingan karyawan dan PHK secara besar-bemasukan terus berlanjut.

Beberapa jawaban yang timbul dan meningkatnya angka pengangguran antara lain:
  1. Adanya penurunan pendapatan keluarga dan masyarakat.
  2. Adanya peralihan profesi atau pekerjaan.
  3. Munculnya demoralisasi yang ditandai dengan meningkatnya angka kejahatan.
  4. Menürunnya volume ekspor ke negara-negara lain yang selanjutnya merendahkan pendapatan negara.
  5. Muncul akibat-akibat sampingan, ibarat konflik antarsuku, antar ras dan antaragama.

Penurunan Kualitas Moral (Demoralisasi)


Demoralisasi ialah suatu keadaan di mana kualitas etika masyarakat masyaiakat mengalami penurunan. Beberapa indikasi yang menawarkan bangsa Indonesia mengalaini tanda-tanda demoralisasi sanggup dilihat dan hal-hal sebagai diberikut.
  1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas kriininalitas sosial, ibarat pencurian, perampokan, pelecehan seksual dan pembunuhan.
  2. Meningkatnya unjuk rasa/demonstrasi yang berakhir dengan kerusuhan yang bersifat anarkis, ibarat pembakaran rumah, pembakaran fasilitas umum, perusakan dan penjarahan.
  3. Meningkatnya konflik sosial vertikal maupun horisontal. Konflik vertikal inisalnya perseteruan antara pemerintah pusat dengan rakyat Aceh dan rakyat Papua, sedangkan konflik horizontal misalnya konflik antara masyarakat Dayak dengan masyarakat Madura, konflik antara etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi, konflik yang bernuansa agama, ibarat yang terjadi di Ambon dan di Poso (Sulawesi), serta konflik yang terjadi di Mamasa (Sulawesi Barat) baru-baru ini.
  4. Merebaknya informasi terorisme yang mengancam keselamatan publik, baik di tempat-tempat umum maupun di tempat-tempat ibadah, ibarat agresi peledakan born yang terjadi di Bali, Hotel Marriot Jakarta, dan di depan Kedubes Australia beborapa waktu yang lalu.
Beberapa hal yang sanggup mengakibatkan demoralisasi di kalangan rnasyarakat antara lain sebagai diberikut.
  1. Adanya pertumbuhan penduduk yang relative tinggi yang menjadikan jumlah pencari kerja tidak sebandirig dengan perkembangan lapangan pekerjaan.
  2. Menurunnya kewibawaan pemerintah yang ditandai dengan tidak berhasilnya pernerintah memenuhi tuntutan rakyat.
  3. Adanya sikap-sikap negatif, ibarat malas, boros, tidak disiplin, apatis yang selanjutnya akan menjadikan sikap rnenempuh sesuatu melalui jalan pintas, ibarat korupsi, kolusi, nepotisme, manipulasi, dan praktik money politik.
  4. Adanya krisis ekonoini yang berkepantidakboleh.
  5. Menurunnya kualitas pegawapemerintah penegak hukum, ibarat kepolisian, kejaksaan dan kehakirnan yang belum bisa merampungkan perkara-perkara pelanggaran hukum, baik pidana maupun perdata.
  6. Semakin terhirnpitnya kesernpatan insan untuk mendalaini nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat.leluhur rnengenai sikap yang baik.
Hal itu disebabkan lantaran rneningkatnya guaka macam aktivitas insan yang bersifat duniawi sebagai konsekuensi dan perkernbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Munculnya Gerakan Separatis


Yang dimaksud dengangerakan separatis ialah gerakan sekelompok orang yang sistematis dan tef FganisTr lintuk mernbebaskan (mernisahkan) diri dan keterkaitannya dengan pernerintah pusa)Secara
sosiologis dan antropologis kelompok masyarakat yang ingin meinisahkan diri terang meiniliki
kepentingan-kepentingan yang tidak bisa terakomodasi oleh pemerintah pusat. melaluiataubersamaini deinikian, mereka yang merasa frustasi akan melaksanakan tindakan ekstrem untuk melawan pemerintah pusat dan berusaha meinisahkan diri sebagai negara yang merdeka, inisalnya Gerakan Aceh Merdeka (CAM) dan
Organisasi Papua Merdeka (OPM). Hal inilah yang semestinya harus dimengerti oleh para elite pemerintahan yang berada di pusat lantaran pemerintah pusat meiniliki kewajiban untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Munculnya Fenomena Otonoini Daerah


Otonomi tempat ialah upaya pengembangan pilar demokrasi yang mula-mula bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Keadaan ini dimaksudkan untuk memperbaiki rantai pemenuhan kepentingan rakyat yang tidak lagi melalui pemerintah pusat, tetapi cukup melalui pemerintah tempat masing-masing. melaluiataubersamaini kata lain, otonoini tempat ialah suatu sistem pendistribusian dan pendelegasian kewenangan dan pemeintah pusat kepada pemerintah daerah, baik pemerintah tempat di tingkat I maupun di tingkat II.

Faktor-faktor yang mendorong lahirnya gagasan otonomi tempat antara lain sebagai diberikut.
  1. Dorongan masyarakat tempat untuk mengelola sumber-sumber alam
  2. yang berada di daerahnya masing-masing.
  3. Dorongan masyarakat tempat untuk menyebarkan potensi tempat secara lebih leluasa dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat.
  4. Dorongan ingin memperkuat pilar hak-hak asasi insan dengan mengurangi otoritas yang dipegang oleh negara melalui pemerintah pusat.
Otonomi tempat meiniliki beberapa kelebihan dan belum sempurnanya. Kelebihannya antara lain:
  1. Meningkatnya kreativitas dan partisipasi tempat untuk menyebarkan daerahnya masing-masing.
  2. Menjadi sederhananya rantai pemenuhan kebutuhan rakyat yang tidak lagi melalui jalur yang sangat panjang dengan tergantung pada pemerintah pusat.
  3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat tempat tanpa mengabaikan pendapatan pemerintah pusat.
  4. Adanya dorongan untuk bersaing dalam arti yang konkret dan masing-masing tempat untuk membawa masyarakatnya lebih maju dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakatnya.
Kelemahannya antara lain:
  1. Memunculkan dua kelompok yang bersifat kompetitif, yaitu konflik antara elite-elite pemerintahan di pusat dan elite-elite pemerintahan di daerah.
  2. Ada beberapa pemerintah tempat yang belum cakap dalam mendapatkan otonoini tempat sebagai suatu kewenangan untuk mengelola tempat masing-masing tanpa mengabaikan kepentingan-kepentingan masyarakatnya.
  3. Merjurunnya rasa nasionalisme jawaban dan lahirnya paham-paham etnosentrisme dan paham-paham teritorialisme jawaban adanya kewenangan yang didiberikan pada daerah.
  4. Dilihat dan kacamata kepegawaian, otonoini tempat mempersusah pengembangan karir lantaran terhalang oleh mutasi-mutasi yang spesialuntuk terbatas pada tempat tertentu saja.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Data Sosiologis Dan Antropologis Perihal Fenomena Sosial Di Lingkungan Masyarakat Setempat"