Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Upaya Mengubah Mentalitas Industri

Upaya Mengubah Mentalitas Industri



Upaya mengubah mentalitas masyarakat dan agraris menjadi industri sangat luas ruang lingkupnya. Hal itu juga menyangkut upaya untuk mengubah mentalitas orang yang beijiwa dan berkebudayaan bercocok tanam menjadi mentalitas yang berkebudayaan industri.

Beberapa peralihan yang terjadi antara lain yakni sebagai diberikut.



  1. Peralihan orientasi soal han ini dan kejayaan masa lampau, menjadi orientasi ke masa depan.
  2. Peralihan dan perilaku tunduk kepada alam yang dahsyat menjadi perilaku eksploratif, ingin menyelaini rahasia-rahasia. alam dan berorientasi ke sains dan teknologi. Hal yang tak perlu diubah, tetapi bahkan perlu dilestarikan yakni perilaku hidup selaras dengan alam, yang bahwasanya sudah usang ada dalam kebudayaan tradisional tiruana suku bangsa di nusantara. Dalam wujud masa kini, perilaku itu perlu dikembangkan lagi untuk mengurangi pencemaran lingkungan sebagai dampak negatif pembangunan dan industrialisasi.
  3. Peralihan dan pandangan hidup pasif, yang tunduk kepada nasib menjadi pandangan hidup aktif, dengan perilaku gigih dalam mencapai tujuan dan berani mengambil risiko dengan mencoba jalan-jalan alternatif.
  4. Peralihan dan pandangan bahwa makna dan keija keras dibutuhkan untuk mencari makan atau meraih hadiah dan kedudukan yang tinggi, menjadi pandangan bahwa makan dan kerja keras yakni untuk rasa nikmat yang dialaini dan berkarya itu sendiri dan diperoleh hasil yang berkarakter.
  5. Perubahan dan perilaku menunggu restu atau isyarat dan senior dan pimpinan, menjadi perilaku yang terstruktur, bertanggungjawaban sendiri, berdisiplin, sempurna waktu, simpel bekerja sama dengan orang lain, dan meiniliki tenggang rasa.

Menurut para ahli, supaya industri di Indonesia di masa menhadir sanggup berhasil dengan lancar, ada beberapa syarat yang hams dipenuhi, yaitu sebagai diberikut.

  • Industrialisasi harus berorientasi pada sumber daya yang dimiliki negara itu. Apabila industri-industri yang tidak atau belum sesuai dengan sumber daya yang tersedia dibangun, maka yang terjadi yakni biaya produksi sangat tinggi akhirnya industrialisasi tidak berfungsi dan akhirnya terpaksa berhenti sendiri. Untuk memenuhi syarat ini dibutuhkan taktik industrialisasi yang rasional dan mengindahkan signal-signal pasar.
  • Industrialisasi tidak sanggup terus-menerus mengandalkan pada tersedianya sumber alam yang melimpah (resource intensir’e industries) atau pada upah buruh yang murah. Industri-industri semacam ini memang cocok dikembangkan pada tahap-tahap awal industrialisasi. Namun, untuk selanjutnva industri-industri semacam ini harus secara sedikit demi sedikit dikembangkan ke arah industri-industri yang lebih mendasarkan pada keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan teknologi penduduknya.
  • Industrialisasi harus diiringi dengan pembangunan masukana dan pramasukana yang menunjang dan sesuai dengan tahap-tahap iridustrialisasi. Pramasukana dan masukana yang menunjang aneka macam aktivitas industri antara lain berupa sistem transportasi darat, sungai, udara, dan laut; sistem komunikasi, energi dan listrik harus terus dibangun supaya tidak menjadi hambatan bagi proses industrialisasi. Karena besarnya kebutuhan masukana dan prasarna ini, maka partisipasi masyarakat dan dunia perjuangan pada khususnya dalam pembangunan sangat penting.
  • Industrialisasi hanva sanggup dilaksanakan dengan baik apabila iklim perjuangan yang mantap sanggup tetap terpelihara. Salah satu penentu iklim perjuangan yang paling fundamental yakni kestabilan ekonoini.
  • Pengalaman di aneka macam negara sehabis Perang Dunia II, khususnya dalam beberapa tahun terakhir ini dengari adanva perubahan besar-bemasukan di negara-negara sosialis, mempersembahkan petunjuk yang cukup terang terkena peranan apa yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam membangun perekonoinian negara dan bangsa. Petunjuk atau pelajaran ini yakni bahwa dalam membangun, pemerintah sejauh mungkin perlu memanfaatkan dan mengarahkan prosedur pasar. Pemerintah berfungsi sebagai pengendali produksi dan keadaan pasar, bukan menggantikan pasar. Kebijaksanaan yang diputuskan pemerintah justru diarahkan untuk mendorong supaya sistem dan lembaga-lembaga pasar berkembang dan sanggup bekerja secara lebih efisien. Sementara itu, penanganan yang lebih pribadi oleh pemerintah dibatasi pada bagian-bagian dan perekonoinian yang tidak sanggup didukung oleh fungsi prosedur pasar yang efektif.
  • Untuk industrialisasi perlu tersedianya swasembada pangan yang cukup. Pangan bukan spesialuntuk mutlak penting bagi kesejahteraan rakyat, tetapi juga disyaratkan bagi kesinambungan proses industrialisasi. hidustnalisasi memiliki jawaban berupa makin besarnya angkatan kerja yang dipekerjakan, sehingga membutuhkan pangan untuk hidup, padahal mereka tidak menghasilkan pangan secara langsung. Ada dua cara untuk menjamin tersedianya pangan bagi angkatan keija industri ini. Pertama terus berbagi sektor pertanian supaya sanggup menghasilkan cukup pangan bagi seluruh penduduk. Kedua mengarahkan proses industrialisasi pada industri-industri berorientasi ekspor sehingga sanggup menghasilkan devisa dalam jumlah cukup untuk membayar seluruh keperluan impor termasuk impor pangan.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Upaya Mengubah Mentalitas Industri"