3 Cara Pengendalian Sosial Dan Contohnya
Teknik Pengendalian Sosial
Pengendalian dengan cara kekerasan harus ada batasnya, alasannya dengan cara kekerasan dan paksaan biasanya akan menjadikan reaksi negatif. Reaksi tersebut sanggup berupa tindakan menentang pihak yang menetapkan pengendalian t tersebut. Norma-norma spesialuntuk dipatuhi apabila penegak norma itu ada dan masih melaksanakan peranannya, tetapi apabila penegak norma itu lengah, pelanggar akan kembali pada perbuatan sebelumnya.
Harus diingat pula bahwa paksaaan yang tidak ada batasnya terus-menerus tidak akan membawa hasil yang positif. Misalnya, akhir-akhir ini (awal Agustus 2002) terjadi kasus TKW illegal di Malaysia. Mereka diusir dan ditangkap lantaran dituduh sebagai imigran petang. Mereka diadili dan dieksekusi cambuk serta dipenjara. Jenis pengendalian sosial dengan kekerasan sanggup dibedakan menjadi dua macam, yaitu
Harus diingat pula bahwa paksaaan yang tidak ada batasnya terus-menerus tidak akan membawa hasil yang positif. Misalnya, akhir-akhir ini (awal Agustus 2002) terjadi kasus TKW illegal di Malaysia. Mereka diusir dan ditangkap lantaran dituduh sebagai imigran petang. Mereka diadili dan dieksekusi cambuk serta dipenjara. Jenis pengendalian sosial dengan kekerasan sanggup dibedakan menjadi dua macam, yaitu
- Kompuisif (compulsion), yaitu situasi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau patuh pada norma-norma. Misalnya, seseorang yang melaksanakan tindakan kriminal akan mendapat hukuman penjara.
- Pervasi (pervasion), yaitu penanaman norma-norma yang ada secara rutin dengan impian bahwa hal itu sanggup membudaya.
melaluiataubersamaini demikian, orang tersebut akan mengubah sikapnya. Misalnya, bimbingan yang dilakukan secara rutin akan menghasilkan perubahan sikap sesuai dengan norma yang berlaku. Pengendalian sosial sanggup dilaksanakan melalui diberikut ini.
Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan semoga anggota masyarakat bertingkah laris ibarat yang diharapkan tanpa paksaan. Usaha penanaman pengertian ihwal nilai dan norma kepada anggota masyarakat didiberikan melalui jalur formal dan informal secara rutin.
Tekanan Sosial
Tekanan sosial perlu dilakukan semoga masyarakat sadar dan mau menyesuaikan din dengan aturan kelompok tersebut.
Pengendalian sosial pada kelompok primer (kelompok masyarakat kecil yang sifatnya erat dan informal, ibarat keluarga, kelompok bermain, dan klik) biasanya bersifat informal, spontan, dan tidak direncanakan. Alat pengendalian sosial tersebut biasanya berupa ejekan, menertawakan, penggunjingan (gosip), dan pengasingan.
Pengendalian sosial yang didiberikan kepada kelompok sekunder (kelompok masyarakat yang lebih besar yang tidak bersifat langsung (impersonal) dan mempunyai tujuan yang khusus, ibarat serikat buruh, perkumpulan seniman, dan perkumpulan wartawan) lebih bersifat formal. Alat pengendaliannya berupa peraturan resmi dan tata cara yang standar dalam hubungan masyarakat, kenaikan pangkat, pemdiberian gelar, imbalan dan hadiah, sanksi, serta hukuman formal.
Kekuatan dan Kekuasaan dalam Bentuk Peraturan Hukum dan Hukuman Formal
Kekuatan dan kekuasaan akan dilakukan bila cara sosialisasi dan tekanan gagal. Keadaan itu terpaksa dipergunakan pada setiap masyarakat untuk mengarahkan tingkah laris dalam menyesuaikan din dengan nilai dan norma sosial.
Pengendalian sosial sanggup bersifat preventif dan represif. Usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif, dilakukan sebelum terjadi pelanggaran. Tujuannya ialah untuk meHcegah terjadinya pelanggaran. Misalnya, pemdiberian pesan yang tersirat anak untuk menggunakan helm pengaman, dan mempunyai SIM semoga anak kondusif mengendarai motor di jalan raya. Pengendalian sosial yang represifdiadakan apabila sudah terjadi pelanggaran dan diupayakan supaya keadaan pulih ibarat sediakala. Misalnya, seorang yang melaksanakan tindak pidana, kemudian diadukan ke pengadilan dan pengadilan menjatuhkan hukuman. Sesudah ia dipenjara dan menunjukkan sikap menyesal, ia mendapat rehabilitasi nama baiknya.
Pengendalian sosial adonan ialah perjuangan untuk mencegah terj adinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial (represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif dimaksudkan semoga suatu sikap tidak merugikan yang bersangkutan atau orang lain. Usaha itu sanggup dilakukan lebih dan satu kali, yaitu tindakan pencegahan sebelum seorang melaksanakan penyimpangan. Pengendalian yang pertama dan kedua saling terkait. Mis alnya, guru mengawasi anak semoga tidak membolos pada jam pelajaran. Untuk itu, diharapkan petugas yaitu guru piket dan satpam (preventif). Apabila temyata masih ada siswa yang membolos, siswa itu dikenakan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku (represif).
Sumber Pustaka: Bumi Aksara
Post a Comment for "3 Cara Pengendalian Sosial Dan Contohnya"