Masa Bercocok Tanam Tingkat Lanjut (Artisan-Pertukangan) Dalam Sejarah
Masa Bercocok Tanam Tingkat Lanjut (Artisan Pertukangan)
Pada masa bercocok tanam tingkat lanjut (Masa Perundagian) insan di Indonesia hidup di desa-desa di tempat pepegununganan, dataran rendah, dan tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin. Sisa-sisa tempat tinggal mereka yang tersebar antara lain di Sumatra, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumbaw, Sumba, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Di tempat-tempat itu ditemukan peninggalan-peninggalan berupa benda-benda perunggu, benda besi, gerabah yang indah, dan manik-manik.
Kemampuan gres yang terpenting pada masa mi adalah kemampuan peleburan bijih-bijih logam dan pembuatan alat-alat dan logam. Kemajuan dalam pembuatan alat-alat dan logam ini meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Penemuan pisau, sabit, dan bajak menawarkan masyarakat pada masa ini sudah mengenal metode bersawah. pertanian dalam bentuk perladangan dan persawahan menjadi mata pencaharian tetap. Pengaturan air untuk sawah diadakan sehingga pertanian tidak sepenuhnya bergantung pada hujan. kemajuan mi menjadikan surplus materi pangan. kelebihan materi pangan ini lalu mereka perdagangkan.
Perdagangan dilakukan antarpulau di Indonesia dan antara kepulauan Indonesia dengan daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan penting dalam korelasi perdagangan ini. Perdagangan dilakukan dengan cara barter, adalah tukar menukar barang yang diperlukan masing-masing pihak. Barang-barang dagangan yang penting contohnya nekara, moko, manik-manik, rempah-rempah, jenis-jenis kayu dan sebagainya. Jalur perdagangan ini sanggup diikuti kembali menurut tempat-tempat inovasi benda-benda perunggu. Tempat-tempat tersebut berada di sepanjang jalur perdagangan antara Sumatra Selatan menuju ke Timur hingga di Pantai Barat Papua.
Dalam tata kehidupan masyarakat yang teratur membutuhkan adanya pemimpin. Hal ini terbukti dengan inovasi kuburan dengan perlakuan khusus. Tentunya penguburan semacam ini diperuntukkan bagi pemimpin mereka. Kemajuan dalam teknologi juga mendorong pinjaman kerja menurut keahlian. Pada masa ini muncul golongan undagi atau tukang, adalah golongan yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Misalnya dalam pembuatan rumah kayu, pembuatan gerabah, serta pembuatan benda-benda logam dan perhiasan.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Masa Bercocok Tanam Tingkat Lanjut (Artisan-Pertukangan) Dalam Sejarah"