Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penerapan Contoh Hidup Irit Dalam Perilau Konsumsi

Penerapan Pola Hidup Hemat Dalam Perilau Konsumsi


Kebiasaan konsumen yang tidak sehat kita sebut sebagai sikap konsumtif. Bila kita perhatikan, sikap semacam ini bahwasanya sudah begitu sering kita lihat zaman kini ini. Hal ini sering terjadi pada setiap orang, baikemaja atau orang tua, pria atau perempuan. Seringkali kita spesialuntuk didorong oleh “keinginan” (wants) tanpa mengetahui apakah kita betul-betul “membutuhkan” (needs) barang tersebut.

Jika terus-menerus didominasi oleh “keinginan” itu, kita balasannya cenderung bersifat “konsumtif”, yang balasannya menuju ke arah konsumerisme. Agar kita tidak terjebak ke arah tanda-tanda konsumerisme, simaklah beberapa tips diberikut ini:

Rencana Pembelian

Sebelum kita membeli sesuatu, tanyalah pada din kita sendiri pertanyaan-pertanyaan diberikut:

  • Apakah kita benar-benar membutuhkan barang ini? Mengapa? Ingatlah bahwa kebutuhan nil (barang/jasa yang benar-benar dibutuhkan) biasanya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan keinginan. Keinginan itu relative tidak ada batasnya, bukan?
  • Apakah pada ketika mi tidak ada alternatif penerapan lain yang lebih baik bagi uang yang kita miliki?
  • Apakah tidak sebaiknya bila kita tabung saja uang tersebut untuk kebutuhan di masa hadir atau untuk berjaga-jaga, siapa tahu ada kebutuhan mendesak di kemudian han, bukan begitu?

Pembelian yang Tepat

Jika kita sudah hingga pada keputusan untuk membeli sesuatu, kita dihadapk an pada beberapa pertanyaan diberikut ini:
  1. Apakah saya menginginkan barang/jasa berkarakter tinggi, menengah atau biasa saja? Kualitas mengacu pada penampilan (model), bahan-bahan yang dipakai dalam membuat barang tersebut, dan keawetan. Sebagian besar barang biasanya mempunyai kualitas menengah atau rendah saja. melaluiataubersamaini harga yang lebih tinggi biasanya orang beranggapan bahwa ia akan memperoleh kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan barang yang harganya relatif murah.
  2. Jika kita membeli barang contohnya motor, apakah kita menginginkan motor yang paling efisien yang biaya operasinya paling rendah? Keputusan mi akan melibatkan trade-off (pilihan). Sebagai pola Vespa agak susah dipenoleh, bengkelnya juga tertentu.
  3. Apakah barang mi, contohnya merek A nantinya akan membutuhkan banyak penbaikan dibanding merek B C atau D Jika memang ya apakah kita sudah siap dengan adanya duduk kasus dan biaya perhiasan ini?
  4. Apakah tidak lebih baik apabila kita menunggu peluang obral yang biasanya ditawarkan oleh pasar swalayan dan toko-toko pada ketika tertentu? Misalnya menjelang Lebaran, atau Natal?
  5. Jika saya membutuhkan barang yang sedikit lebih mahal, contohnya radio atau stereo, apakah saya harus membeli yang gres atau yang bekas? Barang apa kira-kira yang lebih baik dibeli dalam keadaan gres dan pada dibeli bekas?
  6. Apakah saya harus menentukan produk dengan merek yang sudah populer meskipun harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk yang sama tetapi dengan merek kurang terkenal?

Keputusan Sesudah Pembelian

Pembuatan keputusan bagi kita sebagai konsumen, tidak berhenti setelah kita membeli produk. Keputusan mi terus berlanjut selama kita bermaksud menggunakannya. Sesudah kita mempunyai sesuatu, contohnya baju, tape, atau radio, kita harus memutuskan beberapa hal:
  1. Berapa usang waktu kita tersisa untuk merawatnya, serta apabila suatu ketika kita harus memperbaiki produk tersebut?
  2. Berapa banyak uang yang harus kita keluarkan untuk merawat dan merepar asinya?
  3. Kapan kita harus mengganti produk tersebut? (Pertanyaan mi kembali pada keputusan Langkah I sebelumnya).
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Penerapan Contoh Hidup Irit Dalam Perilau Konsumsi"