Analisa Ekonomi Makro
Apabila di dalam ekonomi mikro menganalisa kegiatan-kegiatan dan permasalahan ekonomi dan unit-unit ekonomi individual, maka di dalam ekonomi makro menganalisanya dari pendekatan sebaliknya. Artinya, yang dipelajari dalam ekonomi makro yaitu variabel-variabel total menyerupai pendapatan nasional, konsumsi, tabungan masyarakat, investasi total, dan sebagainya.
Ekonomi makro menganalisa keadaan keseluruhan dari acara perekonomian. Ekonomi makro tidak mengulas acara yang dilakukan oleh seorang produsen, seorang konsumen, atau seorang pemilik faktor produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha, pemerintah, forum keuangan, dan negara lain serta bagaimana dampak tindakan-tindakan tersebut terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Kelahiran teori ekonomi makro ditandai dengan keluarnya sebuah buku yang berjudul The General Theory of Employment,Interest and Money pada tahun 1937 yang ditulig oleh j. M. Keynes, spesialis ekonomi dari Universitks Cambridge, Inggris. Buku tersebut juga dipandang sebagai tonggak yang sangat penting dalam sejarah anutan ekonomi Barat.
Keynes dalam buku tersebut menyajikan suatu teori yang menunjukkan bahwa pengangguran sanggup terjadi dan bahkan untuk jangka waktu yang tidak ferbatas. Banyak jago ekonomi kemudian mendapatkan pendapat Keynes, dan kelompok ini disebut Keynesian Economist yang hingga kini diterima dan dipraktikkan di banyak negara.
Seperti halnya yang terjadi dalam konteks ekonomi mikro, pemerintah sebuah negara tidak pernah menghadapi kondisi ekonomi makro yang stabil dalam jangka waktu yang lama. Bahkan, gejolak ekonomi makro lebih sering terjadi dan lebih terasa dampaknya lantaran gejolak ekonomi makro kuat pada seluruh elemen perekonomian negara.
Dalam perkembangannya, permasalahan ekonomi makro sanggup dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu masalah ekonomi makro jangka pendek dan masalah ekonomi makro jangka panjang.
Ada tiga masalah ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat. Ketiga masalah tersebut yaitu sebagai diberikut:
1. Inflasi
Inflasi ialah salah satu masalah ekonomi yang selalu dialami oleh hampir tiruana negara. Pembicaraan perihal, inflasi selalu dikaitkan dengan kenaikan harga, lantaran harga ialah indikator penentuan inflasi. Yang dimaksud inflasi yaitu suatu keadaan di mana terdapat kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus.
melaluiataubersamaini demikian, bila dalam masyarakat terjadi kenaikan satu atau beberapa barang dan bersifat sementara, maka kondisi semacam itu tidak dianggap sebagai inflasi. Oleh lantaran itu kondisi semacam itu tidak dianggap sebagai suatu masalah dan tidak diharapkan kebijakan khusus untuk mengatasinya. Meskipun inflasi tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, namun inflasi tetap ialah masalah, lantaran tiga alasan sebagai diberikut.
- Mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat.
- Menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
- Menyebabkan perubahan output dan peluang kerja dalam masyarakat.
2. Pengangguran
Pengangguran ini terjadi lantaran jumlah angkatan kerja melebihi tingkat peluang kerja yang tersedia. Di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pertumbuhan angkatan kerja cukup tinggi, sehingga tidak seimbang dengan peluang kerja yang ada, kalau kenyataan tersebut terjadi, maka angka pengangguran cukup tinggi.
Berdasarkan tingkat pengangguran, sanggup diketahui apakah perekonomian berada pada tingkat peluang kerja penuh (full employment) atau tidak. Secara teoritis perekonomian dianggap mencapai tingkat peluang kerja penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Di dalam praktik, tingkat peluang kerja penuh mengandung arti yang sedikit tidak sama.
Guna memilih apakah perekonomian sudah mencapai full employment atau belum yang menjadi ukuran bukanlah penerapan tenaga kerja 100%, tetapi penerapan tenaga kerja yang sedikit lebih rendah dari itu. Di Amerika Serikat, misalnya, full employment sudah dianggap tercapai bila tingkat pengangguran paling banyak sekitar 4%.
Di negara kita upaya untuk menekan tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Program keluarga berencana yaitu salah satu alternatif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak memiliki arti kalau dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.
3. Ketimpangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran yaitu neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa, dalam bentuk ekspor maupun impor, transaksi finansial menyerupai pemdiberian atau penerimaan kredit kepada atau dari negara lain, penanaman modal di luar negeri dan transaksistransaksi yang bersifat unilateral menyerupai pemba-yaran transfer dari orang-orang yang tinggal di luar negeri dan menolongan dari luar negeri.
Bila jalah pembavaran ke luar negeri tidak sama dengan jumlah penerimaan!vang diperoleh dari luar negeri, selisihnya sanggup berupa surplus atau defisit pada neraca pembayaran. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran suatu negara sanggup dikatakan ialah masalah apabila ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Kalau kenyataan itu terjadi, maka diharapkan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
Permasalahan ekonomi makro jangka panjang menyangkut problem pertumbuhan di bidang ekonomi. Masalah ini intinya menyangkut bagaimana mengatur perekonomian biar terdapat keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Ketika keserasian ini tercapai, maka pertumbuhan ekonomi sebuah negara akan mengalami kondisi yang optimal.
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Post a Comment for "Analisa Ekonomi Makro"