Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Penentu Ajakan Yang Dianggap Tidak Berubah

A. Selera

Selera atau kesukaan konsumen turut memilih banyaknya barang dan jasa yang diminta. Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi, maka jumlah barang dan jasa yang dibeli cenderung meningkat.

Sebaliknya, apabila selera konsumen merosot, maka jumlah barang yang dibeli cenderung menurun. Seringkali selera juga menjadi suatu tren. Tren cenderung meningkatkan selera masyarakat terhadap barang/jasa tertentu. Misalnya, telepon genggam dengan kamera, produk yang tren di kalangan anak muda. 

B. Pendapatan Konsumen

Pendapatan konsumen turut memilih banyaknya barang dan jasa yang diminta. Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi, maka daya beli konsumen tersebut semakin kuat. Akibatnya, konsumen tersebut bisa membeli barang atau jasa dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya, apabila pendapatan konsumen turun maka jumlah barang yang dibelinya juga menurun. 

C. Harga Barang/Jasa Pengganti

Harga barang dan jasa pengganti turut memilih jumlah barang dan jasa yang diminta. Bagi seorang konsumen, pensil dan pena sanggup saling menggantikan untuk memehuhi kebutuhan tulis-menulis. Apabila harga pena naik, konsumen sanggup menggantinya dengan pensil.

Sebaliknya, apabila harga pensil turun maka jumlah pena yang dibeli masyarakat cenderung turun, lantaran konsumen beralih membeli pensil. Hal yang sama sanggup berlaku pula bagi jasa yang sanggup saling menggantikan, ibarat bis antarkota dan kereta api.

D. Harga Barang/Jasa Pelengkap

Harga barang dan jasa komplemen turut memilih jumlah barang dan jasa yang diminta. Tinta dan pulpen, keduanya adalah kombinasi barang yang saling melengkapi. Tinta tidak sanggup dipakai dengan lebih tepat tanpa dilengkapi dengan pulpen. 

Demikian sebaliknya, pulpen tidak sanggup dipakai dengan lebih tepat tanpa diisi dengan tinta. Apabila harga tinta naik, maka jumlah pulpen yang dibeli konsumen cenderung turun. Hal sama berlaku pula untuk jasa yang sanggup saling melengkapi, ibarat pesawat terbang dan taksi bandara. 

 Selera atau kesukaan konsumen turut memilih banyaknya barang dan jasa yang diminta Faktor Penentu Permintaan yang Dianggap Tidak Berubah

Pada ketika krisis ekonomi, melonjaknya harga tiket pesawat terbang menyebabkan merosotnya jumlah penumpang taksi bandara. (Konsumen tidak lagi naik pesawat sehingga seruan terhadap taksi bandara menjadi sepi).

E. Perkiraan Harga di Masa Datang

Perkiraan konsumen terhadap harga barang dan jasa di masa yang akan hadir akan memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila konsumen menduga bahwa harga suatu barang akan naik di masa yang akan hadir, maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli lantaran khawatir harga akan semakin mahal.

Sebaliknya, apabila konsumen menduga bahwa harga turun di masa yang akan hadir, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli, konsumen akan menunggu hingga harga lebih murah. Misalnya, dugaan naiknya harga BBM menyebabkan antrean panjang kendaraan di daerah penjualan bensinisolar. 

F. Intensitas Kebutuhan Konsumen

Intensitas kebutuhan konsumen kuat terhadap jumlah barang yang diminta. Apabila suatu barang dan jasa diperlukan secara mendesak dan dirasakan sangat pokok oleh konsumen, maka barang dan jasa tersebut menjadi sangat laris (jumlah yang diminta meningkat). 

Sebaliknya, apabila barang dan jasa tersebut tidak begitu diperlukan oleh konsumen maka jumlah yang diminta cenderung sedikit. Misalnya, dengan meningkatnya pembangunan perumahan maka intensitas kebutuhan akan semen semakin tinggi. Masyarakat akan bersedia membeli semen hingga Rp12.000,00 per sak, meskipun harga yang diputuskan pemerintah Rp7.500,00 per sak.



Daftar Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Faktor Penentu Ajakan Yang Dianggap Tidak Berubah"