Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Harga Keseimbangan

Secara mendasar, ajakan menghendaki harga pasar selalu rendah atau murah, sementara penawaran menghendaki harga pasar selalu tinggi. Kalau mengikuti harapan masing-masing pihak, niscaya tidak akan terjadi titik temu di antara dua harapan yang tidak sama itu. 

Padahal tujuan tamat dari keduanya yakni sama, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Konsumen berusaha memenuhi segala kebutuhannya secara proporsional. Sementara itu, produsen berusaha menyediakan barang dan jasa dengan laba maksimum. 

Supaya harapan antara kedua belah plitak sanggup bertemu, maka konsumen harus berani membayar lebih tinggi, dan produsen harus mau menurunkan harga, sehingga komitmen harga antara pihak konsumen dan pihak prodpsen pun sanggup terbentuk. 

Pada keadaan semacam ini, keseimbangan antara ajakan dan penawaran terjalin. Harga ini disebut sebagai harga keseimbangan atau harga pasar. Pada harga keseimbangan, jumlah barang yang diminta pada suatu waktu tertentu sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. 

Telah kita ketahui, sifat kemienteng pada kurva ajakan yakni negatif, atau dengan kata lain, bergerak dari kiri atas menuju kanan bawah. Sementara itu, sifat kemienteng pada kurva penawaran yakni positif, atau dengan kata lain, bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Kontradiksi sifat kemienteng itu mengisyaratkan kemungkinan tertalinnya keseimbangan antara ajakan dan penawaran.

Apabila kurva ajakan dan kurva penawaran digabungkan, akan terjadi titik potong antara kedua kurva tersebut. Titik potong ini disebut titik keseimbangan atau titik ekuilibrium. Titik keseimbangan ini mencerminkan harga dan juga jumlah keseimbangan tadi. melaluiataubersamaini kata lain, harga pasar ditentukan oleh kekuatan ajakan dan penawaran. 

Sekarang mari kita telaah pola berupa kebutuhan gula pasir sebagaimana ditawarkan oleh para produsen gula pasir ke masyarakat banyak. Permintaan gula pasir oleh masyarakat yakni sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.3. 

Perhatikan pula Peraga 3.7. Peraga tersebut menunjukkan bagaimana bentuk kurva ajakan tersebut. Sementara itu, penawaran gula pasir oleh produsen gula pasir yakni sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.4. Perhatikan pula Peraga 3.8. Peraga tersebut menunjukkan bagaimana bentuk kurva penawaran tersebut.

Jika kedua table dan kurva tersebut di gabungkan maka titik ekuilibrium akan tampak terang terlihat sebagaimana tampak pada peraga 3.9 Kurva DD menunjukan ajakan gula pasir dan kurva SS menunjukan penawaran gula pasir.

Tabel dan peraga tersebut menunjukan bahwa titik ekuilibrium berada pada titik (100.000,800).Sampai disini,kita sanggup simpulkan bahwa pada tingkat harga gula sebesar Rp 800 per kg, terjadi keseimbangan antara ajakan dan penawaran. Pada harga tersebut, jumlah ajakan dan penawaran berjumlah 100.000 ton. 

Apabila suatu kejadian menjadikan terjadinya pergeseran ajakan atau penawaran (faktor-faktor selain harga barang itu sendiri), maka dengan sendirinya titik keseimbangan antara ajakan dan penawaran pun ikut bergeser. 

Untuk menganalisis imbas kejadian terhadap keseimbangan pasar sanggup dilakukan melalui beberapa tahap sebagai diberikut. Pertama, kita putuskan apakah kejadian tersebut menggeser kurva permintaan, atau kurva penawaran (atau mungkin keduanya). 

Kedua, kita putuskan apakah kurva ajakan atau penawaran bergeser ke arah kanan atau kiri. Ketiga, gunakan kurva ajakan dan penawaran untuk melihat bagaimana pergeseran tersebut mengubah keseimbangan. Perhatikan Peraga 3.10(a) dan Peraga 3.10(b). Pada kedua grafik, titik P mengatakan kondisi keseimbangan mula-mula. Sekarang perhatikan Peraga 3.10(a). 

Jika penawaran bertambah ke Si maka harga akan turun. Sekarang keseimbangan gres terjadi di E1 (Rp 800). Sebaliknya, bila penawaran berkurang ke S2 , harga akan naik dan keseimbangan akan bergerak ke E2 (Rp 1.000). Pada Peraga 3.10(b), apabila ajakan bertambah ke D1, maka harga akan meningkat, dan keseimbangan menjadi E1 (Rp 1.000). 

Sebaliknya, bila ajakan berkurang ke D2 , maka harga akan menurun, dan keseimbangan bergerak ke E2 (Rp 800). Pada perkara diberikutnya akan kita lihat imbas pergeseran kurva ajakan dan penawaran pada kondisi yang unik. 

 ajakan menghendaki harga pasar selalu rendah atau murah Pengertian Harga Keseimbangan

Perhatikan kurva pada Peraga 3.11(a) dan 3.11(b). Pada Peraga 3.11(a) tampak bahwa penawaran barang dan jasa mempunyai jumlah yang tetap. Perubahan harga tidak besar lengan berkuasa sama sekali terhadap jumlah barang yang ditawarkan. 

Pada situasi semacam ini, apabila selera masyarakat terhadap suatu barang atau jasa meningkat, maka harga akan menjadi naik tanpa diikuti oleh perubahan dalam jumlah barang atau jasa yang ditawarkan. Pada Peraga 3.11(a) tampak titik E bergeser ke E2 Di sisi lain, penurunan selera masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadikan harga dari barang atau jasa tersebut turun, tetapi jumlah barang atau jasa tidak berubah. 

misal sederhana berkaitan dengan perkara ini yakni dengan melihat pasar tanah di Jakarta. Tanah di Jakarta, jumlahnya tetap, tidak berubah-ubah dari lampau sampai sekarang. Tetapi, selera masyarakatterhadap tanah Jakarta sangat tinggi alasannya yakni dinilai strategis, berada di ibukota negara. Oleh alasannya yakni itu, ajakan tanah di Jakarta dari masa ke masa semakin tinggi.

Sekarang kita perhatikan Peraga 3.11(b)! Situasi pada peraga tersebut menunjukkan bahwa penawaran sangat sensitif terhadap harga. Perubahan harga sekecil apapun akan direspon dengan hilangnya penawaran barang atau jasa di pasar. 

Pada situasi semacam ini, apabila pendapatan masyarakat naik, maka kurva ajakan akan bergeser ke kanan, sehingga tercipta ekuilibrium baru. Pada ekuilibrium baru, jumlah barang atau jasa meningkat, sementara harga tidak mengalami perubahan. 

Tampak titik E bergeser ke Di lain pihak, apabila pendapatan masyarakat turun, maka ajakan akan bergeser ke kiri, sehingga jumlah barang atau jasa akan turun. Meskipun demikian, harga tidak mengalami perubahan.



Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama

Post a Comment for "Pengertian Harga Keseimbangan"