Karakteristik Budaya Organisasi Berdasarkan Para Ahli
Menurut Luthans (2007), karakteristik penting dalam budaya organisasi (tim) mencakup beberapa aspek sebagai diberikut:
- Keteraturan sikap yang dijalankan, ibarat pemakaian bahasa atau terminologi yang sama.
- Norma, ibarat standar sikap yang ada pada suatu organisasi atau komunitas.
- Nilai yang dominan, ibarat mutu produk yang tinggi atau efisiensi yang tinggi.
- Filosofi, ibarat kebijakan bagaimana karyawan diperlakukan.
- Aturan, ibarat tuntunan bagi karyawan gres untuk bekerja di dalam organisasi.
- Iklim organisasi, ibarat cara para anggota organisasi diberinteraksi dengan pelanggan internal dan eksternal atau pengaturan tata letak bekerja (secara fisik).
Karakteristik utama dalam budaya organisasi berdasarkan Robbins (1996), yaitu sebagai diberikut:
- Inisiatif individual, tingkat tanggung jawaban, kebebasan, dan independensi yang dipunyai individu.
- Toleransi terhadap tindakan beresiko, sejauh mana para karyawan dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko.
- Arah, sejauh mana organisasi tersebut membuat dengan terperinci samasukan dan impian terkena prestasi.
- Integrasi, tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
- Dukungan dari manajemen, tingkat sejauh mana para manajer memdiberi komunikasi yang jelas, menolongan serta tunjangan terhadap bawahan mereka.
- Kontrol, jumlah peraturan dan pengawasan pribadi yang dipakai untuk mengawasi dan mengendalikan sikap pegawai.
- Identitas, tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya daripada dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional.
- Sistem imbalan, tingkat sejauh mana alokasi imbalan (misalnya kenaikan penghasilan dan promosi) didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.
- Toleransi terhadap konflik, tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan Koreksi secara terbuka.
- Pola-pola komunikasi, tingkat sejauh mana komunikasi organisasi (tim) dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.
Sedangkan berdasarkan Manan (1989), ada tujuh karakteristik budaya dasar yang bersifat universal, yaitu sebagai diberikut:
- Kebudayaan itu dipelajari bukan insting.
- Kebudayaan itu ditanamkan.
- Kebudayaan itu bersifat gagasan, kebiasaan-kebiasaan kelompok yang dikonsepsikan atau diungkapkan sebagai norma-norma ideal atau contoh perilaku.
- Kebudayaan itu hingga pada suatu tingkat memuaskan individu, memuaskan kebutuhan biologis, dan kebutuhan ikutan lainnya.
- Kebudayaan itu bersifat integratif.
- Selalu ada tekanan ke arah konsistensi dalam setiap kebudayaan.
- Kebudayaan itu sanggup menyesuaikan.
Robbins juga menyatakan bahwa "makin banyak anggota mendapatkan nilai-nilai inti dan makin besar janji mereka pada nilai-nilai itu, makin kuat budaya tersebut. Budaya kuat akan memiliki dampak yang besar pada sikap anggota-anggotanya alasannya yaitu tingkat kebersamaan dan intensitas akan membuat iklim atas pengendalian sikap yang tinggi".
Makin kuat budaya sebuah organisasi, makin berkurang pula kebutuhan administrasi untuk berbagi kebutuhan peraturan formal untuk memdiberi fatwa pada sikap karyawan. Pedoman tersebut akan dihayati oleh para karyawan jikalau mereka mendapatkan budaya organisasi.
Berdasarkan teori-teori yang sudah disebutkan di atas sanggup diambil kesimpulan bahwa karakteristik budaya dalam tim sanggup besar lengan berkuasa terhadap perusahaan dalam hal-hal sebagai diberikut:
a. Berpengaruh terhadap tingkat keluar masuknya karyawan.
b. Berperan dalam pengambilan keputusan.
c. Memdiberi identitas bagi organisasi.
d. Mengembangkan metode.
e. Menjaga sistem reward.
Daftar Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Karakteristik Budaya Organisasi Berdasarkan Para Ahli"