Keunikan Keanekaragaman Hayati Indonesia
Indonesia termasuk salah satu negara tropis. Berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya, Indonesia terletak pada 6 LU hingga 11 LS dan 95 BT hingga 141 BT. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai keguakaragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brazil.
Hampir 40.000 jenis tumbuhan, 350.000 jenis hewan, 5.000 jenis jamur, dan sekitar 1.500 jenis monera berada di Indonesia. Mereka antara lain sanggup ditemukan pada ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, hutan hujan tropis, sawah, serta tambak yang terbentang dari pegunungan tertinggi hingga palung maritim yang sangat dalam.
Indonesia ialah negara kepulauan yang membentang sejauh 5.200 km di sepanjang garis khatulistiwa. Berdasarkan geografisnya, Indonesia terletak di antara dua samudra (samudra Pasifik dan samudra India) yang menjembatani dua daratan dengan biogeografis yang sangat tidak sama (benua Asia dan benua Australia).
Posisi Indonesia demikian sangat besar lengan berkuasa terhadap keberagaman makhluk hidup yang dimilikinya. Misalnya, banyak jenis flora dan hewa.n di Indonesia yang dipengathhi oleh geografis Asia dan Australia. Oleh lantaran itu, tidak mengherankan jikalau keguakaragaman hayati di Indonesia mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan keguakaragaman hayati di negara lainnya, termasuk Brazil.
Keunikan keguakaragaman hayati Indonesia ditandai dengan terdapatnya jenis binatang bertipe Oriental, Australia, dan peralihannya sertat flora bertipe Malesiana. Keunikan lainnya ialah terdapatnya beberapa binatang dan flora yang bersifat endemik dan langka.
1. Memiliki Hewan (Fauna) Bertipe Oriental, Australia, dan Peralihannya
Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R. Wallace (1856), menemukan adanya perbedaan binatang di beberapa daerah di Indonesia. la mendapati bahwa hewan-hewan yang terdapat di Bali, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan menyerupai dengan jenis-jenis binatang yang ada di daerah geografis Oriental (Asia).
Secara teoritis, Wallace membuat garis pembatas yang membentang mulai dari Selat Lombok ke utara melewati Makasar. Garis pembatas tersebut dikenal sebagai garis Wallace. Garis Wallace tampak seakan-akan memisahkan daerah geografis Oriental (Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan daerah geografis Australia (Papua, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara).
Seorang mahir zoologi asal Jerman bemama Max Weber mengemukakan bahwa binatang yang ada di Sulawesi tidak sepenuhnya sanggup dikelompokkan sebagai binatang Australia. Sebab, beberapa di antara binatang tersebut juga mempunyai ciri menyerupai binatang Oriental. Ia beropini bahwa hewan-hewan yang terdapat di Sulawesi ialah binatang peralihan antara binatang Oriental dan Australia.
Pendapat Weber demikian sanggup diterima mengingat sejarah pembentukan daratan dari wilayah Indonsia. Menurut sejarahnya, pada zaman lampau wilayah Indonesia pernah bergabung dengan daratan Gondwana. Selanjutnya, Weber membuat garis pembatas di sebelah timur Sulawesi yang membentang ke utara hingga Kepulauan Aru di selatan. Garis pembatas tersebut dikenal sebagai garis Weber.
Ciri Hewan Daerah Oriental
Jenis-jenis binatang yang tesebar di daerah barat Indonesia (Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dipengaruhi oleh daerah geografis Asia (Oriental). Ciri khas dari binatang yang terdapat di daerah barat Indonesia ialah sebagai diberikut:
- Mamalia berukuran besar. Misalnya, gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis), banteng (Bos sondaicus), harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), tapir sumatra (Tapirus indicus), rino sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), beruang madu (Helarctos malayanus), dan rino bercula satu (Rhinoceros sondaicus).
- Memiliki banyak jenis binatang primata. Misalnya, orang utan sumatra (Pongo pygmaeus obelii), orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus), monyet (Macaca fascicularis), ungko (Hylobates muelleri), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nycticebus coucang), dan bekantan (Nasalis larvatus).
- Warna bulu burung kurang menarikdanunik dan tidak beragam. Misalnya, burung rangkong (Rhinoplax vigil), jalak bali (Leucopsar rothschildi), murai (Myophoneus sp.), dan elang putih (Mycrohyerax latifrons). Di daerah daerah barat Indonesia juga terdapat beberapa jenis binatang lainnya. Misalnya buaya muara (Crocodylus porosus), buaya senyulong (Tomistoma schlegelii), dan ikan arwana (Schleropages formosus)
Ciri Hewan Daerah Australia
Jenis-jenis binatang yang terdapat di daerah timur Indonesia (Maluku dan Papua) kebanyakan dipengaruhi oleh daerah geografis Australia. Ciri khas dari hewan-hewan yang terdapat di daerah ini ialah sebagai diberikut:
- Mamalia berukuran lebih kecil.
- Memiliki mamalia berkantong. Misalnya, walabi kecil (Dorcopsulus vanheurni), walabi semak (Thylogale bruijni), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), dan kuskus berbintik (Spilocuscus maculatus) di Papua.
- Tidak ada primata.
- Warna bulu burung lebih menarikdanunik dan beragam. Misalnya, burung cenderawasih (Paradisaea minor), burung kasuari (Casuarius casuarius), dan burung kakatua raja (Probosciger atterimus) di Papua dan Maluku.
Beberapa jenis binatang lainnya yang terdapat di daerah timur Indonesia adalah, buaya papua (Crocodylus novaeguinae) dan biawak (Varanus salvator).
Ciri Hewan Daerah Peralihan
Berbeda dengan dua daerah sebelumnya, di daerah peralihan atau transisi Oriental-Australia (Sulawesi dan Nusa Tenggara) terdapat hewan-hewan dengan ciri khas yang tidak terdapat di daerah Barat dan Timur Indonesia. Misalnya, komodo (Varanus komodoensis) di pulau Komodo (NTT), babi rusa (Babyrousa babyrussa), anoa (Bubalus depressicornis), dan burung maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi.
2. Memiliki Tumbuhan (Flora) Bertipe Malesiana Malesiana
ialah suatu daerah botani dunia yang mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua New Guini, dan Kepulauan Solomon. Flora Malesiana mempunyai tingkat keguakaragaman yang tinggi dan didominasi oleh pohon-pohon yang aktif melaksanakan fotosintesis.
Hal tersebut disebabkan oleh kondisi wilayahnya yang terletak di daerah khatulistiwa. Kondisi daerah demikian ialah daerah hutan hujan tropis dengan penetrasi sinar matahari sepanjang hari dan curah hujan yang tinggi.
Di daerah Malesiana, termasuk Indonesia, terdapat beberapa jenis flora yang khas. Misalnya, pohon kayu ramin (Gonystylus bancanus) yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Maluku; meranti rawa (Shorea spp.), keruing rawa (Dipterocarpus spp.), dan beberapa jenis flora memanjat (liana) di Kalimantan.
Selain itu, juga banyak ditemukan jenis flora lainnya menyerupai durian (Durio zibetinus), mangga (Mangifera indica), dan sukun (Artocarpus spp.) yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
3. Memiliki Hewan dan Tumbuhan Endemik
Di Indonesia terdapat beberapa jenis binatang dan flora endemik, yang tidak terdapat di negara-negara lain. Beberapa teladan binatang tersebut ialah komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan pulau-pulau sekitarnya; rino bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon-Banten; babi rusa (Babyrousa babyrussa), musang sulawesi (Macrogalidia muschenbroecki), tarsius (Tarsius bancanus), dan burung maleo (Macrochepalon maleo) di Sulawesi.
Adapun teladan tumbuh-tumbuhan yang bersifat endemik antara lain ialah bunga raflesia (Rafflesia arnoldii) di hutan-hutan Bengkulu, Sumatra Barat, dan Jambi; Rafflesia borneensis di Kalimantan; matoa (Pometia pinnata), dan ratu sulur permata hijau (Strongylodon macrobotrys) di Papua.
4. Memiliki Hewan dan Tumbuhan Berstatus Langka
Keunikan lain dari biodiversitas di Indonesia ialah banyaknya binatang dan flora yang berstatus langka sehingga harus dilindungi. Sebagian dari hewan-hewen yang berstatus langka tersebut sudah terdaftar di IUCN Red Data Book, yaitu suatu tubuh konservasi dunia.
Jenis-jenis binatang yang termasuk langka antara lain ialah rino sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), elang (Spizaetus nanus), rangkong (Rhyticeros corrugetus), orang utan (Pongo pygmaeus abelii di Sumatra dan Pongo pygmaeus pygmaeus di Kalimantan), komodo (Varanus komodoensis), beruang madu (Helarctos malayanus), bekantan (Nasalis larvatus), buaya muara (Crocodylus porosus), rino bercula satu (Rhinoceros sondaicus), macan tutul (Panthera pardus), gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis), penyu hijau (Chelonia mydas), jalak bali putih (Luecopsar rothschildi), cenderawasih (Paradisaea minor), maleo (Macrochepalon maleo), kakatua raja (Probosciger aterrimus), kasuari (Casuarius casuarius), dan ular sanca hijau (Chondrophyton viridis).
Adapun jenis flora yang berstatus langka dan terancam punah antara lain ialah matoa (Pometia pinnata), gandaria (Bouea macrophylle), badali (Radermachera gigantea), kepuh (Stereula foetida), kiuwak (Pangium edule), parang (Artrocarpus elasticus), dan sawo kecik (Manilkara kauki).
Daftar Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Keunikan Keanekaragaman Hayati Indonesia"