Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Al-Quran Sebagai Wahyu Allah Yang Disampaikan Kepada Muhammad

Al-Quran Sebagai Wahyu Allah Yang Disampaikan Kepada Muhammad



Wahyu Allah berupa Al-Quran yaitu kumpulan dan firman-firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. serta mengandung hal-hal yang bekerjasama dengan keimanan, ilmu pengetahuan, kisah-kisah, filsafat, peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laris dan tata cara hidup insan sebagai maithiuk sosial sehingga berbahagia di dunia dan di akhirat.

Al-Quran diturunkan Allah swt. dengan cara yang pasti, dijamin kebenarannya, dan tidak sanggup diragukan sedikit pun. Al-Quran sebagai kitab suci terakhir bagi umat insan isinya yaitu sebagai penyempurna dan kitab yang pernah ada sebelumnya, yaitu kitab Taurat, Injil, dan Zabur.



Al-Quran membenarkan keberadaan kitab yang sudah ada lebih lampau, tetapi lantaran Al-Quran sebagai kitab suci terakhir yang sudah menyempurnakan kitab-kitab terlampau maka setelah kehadiran Al-Quran, kitab yang terlampau tidak berlaku lagi. Hal itu sesuai dengan firman Allah swt. diberikut:

“Dan Kaini sudah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya), dan kerikil ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka berdasarkan apa yang Allah turunkan dan tidakbolehlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang sudah hadir kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara engkau, Kaini diberikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, pasti engkau dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji engkau terhadap pemdiberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali engkau tiruananya, kemudian didiberitahukan-Nya kepadamu apa yang sudah engkau perselisihkan itu.” (QS. Al-Maidah: 48)

Jelaslah bahwa Allah swt. menurunkan kitab suci Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. disertai kebenaran terkena apa saja yang terkandung di dalamnya, yang berkaitan dengan duduk perkara hukum, duduk perkara akidah, kisah-kisah masa lalu, dan sebagainya. AL-Quran juga membenarkan isi kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah sebelum Al-Quran, yakni kitab-kitab yang didiberikan kepada para nabi terlampau.

Pembenaran Al-Quran terhadap kitab-kitab yang terlampau antara lain sanggup disebutkan mengerial penyembahan kepada Allah swt., diberiman kepada rasul-rasul-Nya, diberiman kepada han akhir, melindungi hak dan keadilan serta biar insan menghiasi diri dengan adat yang terpuji. Selain itu Al-Quran juga menawarkan dan membuktikan kesalahan dan kekeliruan yang terdapat di dalam kitab-kitab terlampau, yang disebabkan lantaran pengotoran tangan insan yang mengadakan penggantjan dan penukaran serta meletakkan hal-hal yang bukan semestinya. Seandainya di dalam kitab-kitab terlampau tidak terdapat kesalahan yang diperbuat oleh para peinimpin agama mereka, pastilah isi kitab-kitab terlampau menyerupai Taurat dan Alkitab sesuai dengan Al-Quran. Allah wt. berfirman:

Katakanlah, “Hai hebat kitab, engkau tidak dipandang beragama sedikit pun hingga engkau menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Quran yang diturunkan kepadamu dan Tuhanmu.” (QS. Al-Maidah: 68)

Sesudah Nabi Muhammad mendapatkan wahyu, ia membuktikan kiprah atas dirinya. Mulailah ia secara sembunyi-sembunyi menyeru keluarganya dan sobat dekat-teman erat terdekat, seorañg deini seorang, biar mereka meninggalkan agama berhala. Sesudah keluarganya diajak untuk menyembah Allah, kemudian ia menyeru Abu Bakar seorang kerabat karib yang sudah usang bergaul dan berteman erat dengannya. Abu Bakar pun segera diberiman dan memeluk agama Islam.

melaluiataubersamaini perantaraan Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk agama Allah. Nabi Muhammad gotong royong para sobat erat pun dengan gigih berbagi agama Islam. Dakwah atau seruan Nabi Muhammad ini dilakukan selama tiga tahun, kemudian turunlah firman Allah:

“Maka jalankanlah apa yang sudah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dan orang-orang musyrik.” (QS. A1-Hijr: 94)

Ayat itu memerintahkan kepada Nabi Muhammad biar menyiarkan agama dengan terang-terangan. Maka mulailah Nabi Muhammad menyeru kaumnya secara umum dan di tempat-tempat terbuka untuk menyembah Allah dan mengesakan-Nya.

Dakwah yang bersifat umum tersebut pertama kali ia tujukan kepada kerabat, kemudian kepada penduduk Mekah yang terdiri dan bermacam-macam lapisan masyarakat, baik golongan bangsawan, hartawan maupun hamba sahaya. Lalu kepada kabilah-kabilah Arab dan banyak sekali kawasan yang hadir ke Mekah untuk mengerjakan haji.

melaluiataubersamaini hadirnya agama gres yang dibawa Nabi Muhammad, ia menjadi materi omongan di mana-mana. Di mana ada orang berkumpul pasti mereka membicarakan agama yang dibawa Muhammad, mereka belum percaya kebenaran dan agama tersebut. Pada mulanya mereka menganggap gerakan Nabi Muhammad itu yaitu suatu gerakan yang tidak memiliki dasar dan tujuan dan tidak akan bertahan. Oleh lantaran itu, perilaku mereka terhadap Nabi Muhammad hirau tak hirau dan membiarkannya. Semakin meluas dan bertambah pengikutnya, Nabi Muhammad semakin tegas dan lantang dalam berdakwah. Beliau juga mulai mengecam agama berhala dan mencela sembahan mereka serta membodohkan mereka yang menyembah berhala-berhala itu. Ketika orang-orang Quraisy mendengar dan melihat perkataan Nabi Muhammad, bangkitlah kemarahan mereka dan mulailah mereka melancarkan permusuhan terhadap Rasulullah dan pengikut-pengikutnya.

melaluiataubersamaini gigih dan berani Rasulullah gotong royong sobat erat menyiarkan agama Allah, lantaran ia memiliki dasar yaitu membawa atau menyiarkan kebenaran. Disiarkannya agama Allah hingga kini spesialuntuk berpedoman pada satu kitab yaitu Al-Quran, yang isinya mencakup beberapa aspek banyak sekali peraturan dan juga sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Tiap-tiap umat Allah didiberi syariat (peraturan-peraturan) khusus. Diwajibkan kepada mereka untuk melaksanakannya dan sudah didiberi jalan dan petunjuk yang harus dilaksanakan untuk memmembersihkankan diri dan menyucikan batin.
Sumber Pustaka: Bumi Aksara

Post a Comment for "Al-Quran Sebagai Wahyu Allah Yang Disampaikan Kepada Muhammad"