Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kedudukan Kitab Allah Sebagai Pemikiran Hidup Insan Dalam Korelasi Dengan Allah

Kedudukan Kitab Allah Sebagai Pedoman Hidup Manusia Dalam Hubungan melaluiataubersamaini Allah



Yang Artinya: Katakan: “Kami diberiman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kpada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang didiberikan kepada Musa dan isa serta apa yang didiberikan kepada nabi-nabi dan Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan Kami spesialuntuk tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah:
136)

Tujuan Allah menurunkan beberapa kitab kepada rasul-rasul-Nya yaitu sebagai fatwa hidup insan dalam bekerjasama dengan Allah swt. Hal itu berarti insan dituntut untuk berbakti, tunduk dan patuh kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain bekerjasama dengan Allah, insan juga dianjurkan!diperintahkan untuk bekerjasama dengan dirinya sendiri, sesame insan dan dengan alam sekitar. Untuk lebih jelasnya di sini diuraikan satu per satu dalam mengimani kitab-kitab Allah.



Apabila seseorang tidak ingin diliputi kehinaan dan kemerosotan martabat, hendaklah selalu berpegang kepada tali Allah. Tekniknya dengan mempelajari dan mengamalkan Al-Quran serta mengadakan kontak eksklusif dengan Allah seraya tunduk dan patuh dengan mengerjakan salat, mengeluarkan zakat, mengerjakan puasa dan menunaikan rukun haji apabila ia berkuasalmampu, baik bisa dalam biaya maupun jasmaninya, menyerupai dijelaskan pada ayat di atas.

Yang dimaksud dengan kontak eksklusif dengan Allah ialah diberiman kepada Allah dan perintah semoga mengajak orang-orang di masanya untuk diberiman kepada Allah alasannya ialah prinsip-prinsip pokok agama yang dibawa para nabi ialah sama yaitu ketauhidan.

Dalam salah satu kitab-kitab Allah, Al-Quran memdiberi petunjuk bahwa jikam tidak ingin diliputi kehinaan di mana saja berada maka hendaklah insan selalu berpegang teguh pada tali Allah (agama Allah), baik eksklusif maupun tidak langsung. Dalam Islam kontak eksklusif disebut “ibadah mahdah”, menyerupai salat, zakat, puasa, dan haji. Sedang kontak tidak eksklusif disebut “ibadah goirumahdah”, menyerupai muamalah atau sosial kemasyarakatan, pengelolaan dan memanfaatkan lingkungan hidup. Allah swt. membuat insan dengan maksud semoga insan menghambakan diri dan diberibadah menyembah Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran yang berbunyi:

Yang Artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk menyembah/men gabdi kepada-Ku”. (QS. Az-Zariyat: 56)

Al-Quran sebagai fatwa hidup memdiberi petunjuk kepada insan ihwal ibadah. misal ayat yang memdiberi petunjuk ihwal ibadah antara lain:

QS. Al-Mukininun ayat 1 dan 2



Yang Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang ben man, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya.”

QS. Al-A’raf ayat 55



Yang Artinya: “Berdoalah kepada Thhanmu dengan berendah diri dan bunyi yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Pada kedua rujukan tersebut Al-Quran memdiberi petunjuk semoga salat dilakukan secara khusyuk dan berdoa dilakukan dengan perilaku merendah diri dan bunyi lembut.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Post a Comment for "Kedudukan Kitab Allah Sebagai Pemikiran Hidup Insan Dalam Korelasi Dengan Allah"