Partai Indonesia Raya (Parindra) Dalam Gagasan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Partai Indonesia Raya (Parindra) Dalam Gagasan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Kelompok Studi Indonesia di Surabaya berperan dalam gerakan kebangsaan dengan mengetengahkan pikirarinya melalui surat kabar Soeloeh Rayat Indonesia pada pertengahan tahun 1930. Perbedaan gerakan kooperasi dan nonkooperasi tidak perlu dibesar-besarkan sementara gerakan sosial, ekonomi dan politik juga tak perlu dibeda-bedakan. Yang penting sebenamya bagi gerakan kebangsaan yakni menghapuskan penderitaan rakyat melalui acara ekonomi, sosial dan politik.
Pada bulan November 1930 kelompok studi itu mengubah namanya menjadi PBI. Sutomo dan elit gres lainnya berkewajiban memperbaiki kesejahteraan rakyat. Meskipun PBI berusaha mengutamakan agitasi politik ibarat PNI tetapi ia harus lebih hati-hati dalam front politik. FBI lebih menunjukkan partai lokal dengan Surabaya sebagai pusatnya. Rukun Tani yang didirikan FBI pengaruhnya luas di kalangan petani dan berhasil meyakinkan perbaikan dan kesejahteraan petani lebih-lebih pada masa depresi ekonomi.
Kegiatan ibarat ini menjadikan FBI juga diawasi gubernur. Namun FBI tidak pernah berhasil mengungguli kelompok nonkooperasi yang kuat di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pada waktu itu gerakan nonkooperasi memang sedang dalam final hidup maka tidak mengherankan jikalau PBI mengritik mereka dengan menyampaikan bahwa perilaku nonkooperasi memang perlu tetapi tidak kuasa menghadapi aksara alasannya yakni perilaku politiknya kooperatif dan sifatnya insidentil, artinya jikalau memang tidak cocok dengan politik pemerintah organisasi ini tidak segan-segan mengundurkan din dan perwakilan.
Sudah disinggung di atas bahwa PBI cepat meluas ke pedesaan. Fada tahun 1932 FBI sudah memiliki 30 cabang dengan 2500 anggota. Dalam kongres yang diselenggarakan pada tahun itu diputuskan penggalakan koperasi, serikat sekerja, dan pengajaran. Dalam kongres yang diselenggarakan pada tahun 1934 di Malang yang dihadiri 38 cabang dibicarakan komunikasi antarpulau semoga sanggup dilakukan melalui pelayaran yang diperkuat oleh kooperasi. Selain itu kongres akan memajukan pendidikan rakyat dan kepanduan yang didiberi nama Suryawirawan. Dilumpuhkannya gerakan nonkooperasi pada tahun 1930-an mempercepat perkembangan kolaborasi FBI dan BU. Pada tahun 1935 kedua partai itu membentuk Farindra dan ikut di dalamnya Sarikat Celebes, Sarikat Sumatra, Sarikat Aini ,Perkumpulan Kaum Betawi dan Tirtayasa yang terus melanjutkan politik kooperasi moderatnya. melaluiataubersamaini terbentuknya Parindra berarti persatuan golongan kooperasi makin kuat. Pada tahun 1936 partai itu memiliki 57 cabang dengan 3.425 anggota.
Tujuan Parindra tidak jauh tidak sama dengan FBI yang menginginkan Indonesia mulia dan sempurna. Dalam politiknya Parindra bersikap nonkooperasi yang insidentil artinya apabila ada insiden yang sangat mengecewakan organisasi itu, maka diputuskan untuk sementara menarikdanunik wakil-wakilnya dan dalam tubuh perwakilan.
Memang terdapat garis penghubung antara Kelompok Studi Indonesia, FBI dan Farindra yang ketiganya sangat aktif dan konstruktif terhadap perkembangan ekonoini dan kesejahteraan rakyat. Untuk menolong petani didirikan Perkumpulan Rukun Tani dan untuk memajukan pelayaran didirikan Rukun Felayaran Indonesia (Rupelin), dan juga didirikan Bank Nasional Indonesia.
Dalam kongres pertama yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Mei 1937 diputuskan bahwa Farindra bersikap kooperatif dan anggota yang ada dalam dewan harus tetap loyal pada partamnya. Sutomo selaku Ketua Farindra, digantikan oleh K.R.M.H. Wuryaningrat. Ia sangat menekankan perbaikan ekonomi rakyat, pen’gangguran, perburuhan, keiniskinan, peradilan, dan lain-lain.
Anggota pengurus besar ibarat M. Husni Thamrin, Sukarjo Wiryopranoto, dan lain-lain, sudah mendorong Parindra hidup sebagai partai nasional. Parindra sanggup dikatakan partai yang paling kuat pada waktu itu. Namun partai itu sanggup dipandang juga sebagai suatu organisasi politik dan kapitalisme Indonesia yang sdang timbul, dan sebagai akup kanan pergerakan kebangsaan. PSI yang membawa agama Islam ke dalam agresi politik dan sikapnya yahg nonkooperatif masih menjadi perbedaan paham.
Sumber Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Partai Indonesia Raya (Parindra) Dalam Gagasan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa"