Pemberontakan-Pemberontakan Yang Terjadi Pada Zaman Jepang
Pemberontakan-Pemberontakan Yang Terjadi Pada Zaman Jepang
Di dalam suasana yang penuh dengan penderitaan itu ternyata masyarakat menginginkan hiburan. Satu di antaranya yang berkembang ialah sandiwara, bukan saja tiruanla sebagai alat propaganda Jepang, tetapi sandiwara itu sudah berani menyuarakan penderitaan sosial lahir dan batin menyerupai yang disentilkan oleh Cak Durasim, anggota Parindra atas kesewenang-wenangan Jepang. Di Surabaya, sandiwara rakyat yang didiberi nama ludruk sangat terkenal dengan lakon “Pegu pen omahe doro melok Nipon tambah sengsara “. Ludruk ml mengandung Koreksi sosial politik yang dalam dan terang menentang pemerintahan Jepang. Karena itu para pemainnya ditangkap, disiksa bahkan hingga meninggal.
Begitu pula para sastrawan nasionalis membuat hasil karyanya dengan tema kecintaannya terhadp tanah air, di antaranya Api dan Citra oleh Usmar Ismail dan Taufan di atas Asia, Intelek Istimewa, Dewi Rini oleh El Hakim (dr. Abu Hanifah).
Buruknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat di beberapa tempat seperti:
- Aceh, pada tahun ‘paIa awal pendudukan Jepang terjadi pemberontakan di Cot Plieng, Lhok Seumawe di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini sanggup dipadamkan. Namun dua tahun kemudian tahun 1944 muncul lagi pemberontakan di Meureu di bawah pimpinan Teuku Hainid dan juga sanggup dipadamkan oleh pasukan Jepang.
- Karang Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di kawasan itu kepada Jepang. Perlawananini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawannya, namun perlawanan ini berhasil ditindas oleh Jepang dengan sangat kejamnya.
- Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya), tahun 1943 teijadi perlawanan rakyat di kawasan itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Dalam perlawanan ini berhasil membunuh kaki-tangan Jepang. melaluiataubersamaini kenyataan menyerupai ini, Jepang melaksanakan pembalasan yang luar biasa dan melaksanakan pembunuhan massal terhadap rakyat.
- Blitar, pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan PETA di bawah pimpinan Supriyadi (putra Bupati Blitar). Dalam meinimpin pemberontakan ini Supriyadi tidak sendirian dan dimenolong oleh kawan-kawannya menyerupai dr. Ismail, Mudari, Suwondo. Pada pemberontakan itu, orang-orang Jepang yang ada di Blitar dibinasakan. Pemberontakan heroic ini benar-benar mengejutkan Jepang, terlebih lagi pada ketika itu Jepang terus menerus mengalaini abadiahan di dalam Perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifilc Kemudian Jepang mengepung kedudukan Supriyadi, namun pasukan Supriyadi tetap mengadakan aksinya. Jepang tidak kehilangan akal, ia melaksanakan suatu tipu budi anyir dengan menyerukan semoga para pemberontak mengalah saja dan akan dijainin keselamatarmya serta akan dipenuhi segala tuntutanny. Tipuan Jepang tersebut ternyata berhasil dan karenanya banyak anggota PETA yang menyerah. Pasukan PETA yang mengalah tidak luput dan eksekusi Jepang dan beberapa orang dijatulii eksekusi mati menyerupai Ismail dan kawan-kawannya. Di samping, itu ada pula yang meninggal alasannya siksaan Jepang.
Secara umum sanggup dikatakan bahwa pendudukan Jepang di bumi Indonesia tidak sanggup diterima. Jepang juga sempat mengadakan pembunuhan secara besar-bemasukan terhadap masyarakat dan lapisan bakir di kawasan Kalimantan Barat. Pada kawasan ini tidak kurang dan 20.000 orang yang menjadi korban keganasan pasukan Jepang. Hanya sebagian kecil saja yang sanggup menyelamatkan din dan lan ke Pulau Jawa. Sesudah abadiahan-abadiahan yang dialami oleh Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik, akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang mengalah kepada pasukan Sekutu.
Sumber Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Pemberontakan-Pemberontakan Yang Terjadi Pada Zaman Jepang"