Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pendidikan Nasional Indonesia Sebagai Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

Pendidikan Nasional Indonesia Sebagai Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia



Dasar lahirnya PNJ Pendidikan yakni perjuangan untuk menghilangkanm ketidakpuasan atas pembubaran PNJ dan menghimpun din dalam kelompok golongan merdeka di toko-toko besar di Jawa dan Sumatera. Kelompok ini menyebut dirmnya kiub pendidikan nasional yang menekankan pada pelatihan anggota-anggotanya yang terdidik baik dalam kesadaran politik tinggi. Sebelum terbentuknya PNJ Pendidikan, Golongan Merdeka mengeluarkan surat kabar Daulat Rakyat yang menyerang Partindo.

Dikatakan bahwa Partindo sudah memerosotkan semangat nasionalisme, mereka mendorong berdirmnya partai yang menurut nasionalisme, dan demokrasi. Ketika diadakan konferensi di Yogyakarta pada tanggal 15-27 Agustus 1932 di bawah pimpinan Sukeini dibent-uklah partai gres yaitu PNJ Pendidikan. Pada bulan Agustus 1932, Moh. Hatta pulang ke tanah air setelah menyelesai pendidikannya di negeri Belanda. Ta mencoba mempengaruhi gerakan yang diinginkannya.



Ketika Moh. Hatta memegang pimpinan PNI Pendidikan jumlah anggotanya meningkat terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur. Beliau membuat kursus kader menurut pada pamfiet yang ditulisnya sendiri dengan judul “Ke Arah Indonesia Merdeka”. Penekanannya pada kedaulatan rakyat dan kebangsaan. Ta tidak menghendaki pemerintahan yang dipimpin oleh golongan ningrat atau cendekiawan yang spesialuntuk menyokong dan mengurus kepentingan sendiri, tetapi menghendaki pemerintah rakyat. Orang sering menyebut Partindo yakni Partainya Soekarno dan PNI Pendidikan yakni partainya Hatta dan Syabnir. Hal ini sanggup dimengerti lantaran yang mendoininasi partai-partai irii yakni Jr. Soekamo di satu pihak dan Hatta-Syahrir di pihak lain. Jr. Soekamo berpendidikan Hindia Belanda dan ia bukan satu-satunya yang kuat dalam Partindo, tetapi ada pemimpin lain ibarat Ali Sastroainijoyo, Sartono, Iskaq, dan Suyudi, sedangkan Moh. Hatta dan Sutan Syahrir terang berpendidikan Barat dan penganut sosialisme serta demokrasi. Dilihat dan golongan sosial di dalam masyarakat, pemimpin Partindo berasal dan keluarga ningrat dan pemimpin PNI Pendidikan berasal dan perangkat desa dan pegawai rendahan, Pada tahun 1934 Partindo, PNI Pendidikan, PSII menerima pukulan berat dan pemerintah. Mereka dihentikan melaksanakan acara dan rapat-rapat partai. Surat kabar mereka yaitu Persatuan Indonesia dan Peinikiran Rakyat dibreidel, dan Suara Umum inilik PBJ juga tidak luput dan pem-breidel-an. Buruh-buruh dihentikan menghadiri rapat organisasi Indonesia Muda maupun menjadi anggota Persatuan Buruh Kereta Api.

Jr. Soekarno sebagai pemimpin Partindo sudah dimembuang ke Flores yang disusul dengan pemmembuangan pemimpin PNI Pendidikan Moh. Hatta dan Sutan Syahrir. Pemmembuangan para pemimpin ini menjadikan krisis kepemimpinan dan untuk melestarikan gerakan nasionalisme harus melalui pelatihan kaderisasi.

Menghadapi tindakan pemerintah, Moh. Hatta menolak untuk membubarkan PNJ Pendidikan. Walaupun deinikian, pemimpin PNI Pendidikan terus bergerak dan melaksanakan konsolidasi kedua partai. Namun tokoh-tokoh partai itupun ditindak juga.

Menghadapi situasi itu Gubernur Jenderal de Jonge bertindak keras dan memurnikan gerakan nasionalisme secara efisien serta harus melumpuhkan gerakan nasional yang bersifat norikooperatif. Akhirnya gerakan pemurnian berhasil menahan Moh. Hatta dan Sutan Syahrir. Namun Gobee, Penasehat Urusan Buini Putera menyatakan tidak oke terhadap penahanan kedua Pemimpin itu, alasannya yakni ia khawatir jikalau organisasi yang dipegang oleh pemimpin yang radikal akan sanggup membahayakan pemerintah. Sebaliknya Jaksa Agung menindak setiap pemimpin yang melaksanakan acara politik. PNI Pendidikan dihentikan dan pemimpinnya selain Moh. Hatta dan Sutan Syahrir masih ada yaitu Maskun, Burhanuddin, Bondan, dan Murwoto dimembuang ke Boven Digul. Jonge mengakui bahwa penahanan itu dimaksudkan biar Hindia Belanda terhindar dan nanah kaum nasionalis revolusioner sehingga tercipta ketenangan.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Pendidikan Nasional Indonesia Sebagai Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia"