Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Waktu Salat Istisqa' Dan Tata Cara Melaksanakannya

Pengertian, Waktu Salat Istisqa' Dan Tata Teknik Melaksanakannya



Salat istisqa’ artinya salat untuk minta hujan, lantaran usang tidak turun hujan. Sampai-sampai rumput menjadi kering. Binatang dan insan susah untuk mendapat air. Hukumnya sunah muakkad di waktu memerlukan air itu. Mula-mula diperintahkan berpuasa 3 hari dan memperbanyak sedekah dan bertaubat kepada Allah dan tiruana dosa. Pada han keempat yang sudah ditentukan tiruana insan diajak berkumpul di tanah lapang yang luas, dengan tidak menggunakan pakaian yang indah-indah menyerupai salat id.



Teknik mengerjakannya menyerupai salat id, yakni setelah takbiratul ihrarn, ditambah lagi takbir tujuh kali pada rakaat pertama, sedang pada rakaat kedua ditambah takbir 5 kali selain takbir dikala bangkit dan sujud. Surah yang dibaca pada rakaat’ pertama ialah Sabbihisma rabbikal a’Ia (A1-A’la), pada rakaat kedua Hal ataaka haditsul ghaasiyah (Al-Ghasiyah).

Sesudah final salat kemudian dilanjutkan dengan dua khutbah. Khutbah pertama dimulai dengan membaca istigfar (mohon ampun kepada Allah) 9 kali, dan khutbah kedua dimulai istigfar 7 kali.

Bunyi istigfar ialah:

“Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

Salat istisqa’ boleh dilakukan sendirian. Sebaiknya dikerjakan dengan berjamaah (sebab ini kebutuhan masyarakat banyak).

Apabila salat dengan berjamaah, sebelumnya disunahkan lebih lampau berp uasa 3 han berturut-turut. Pada han keempat boleh (sunah) dilanjutkan dengan salat. Pada han keempat itu keluarlah gotong royong menuju ke tanah lapang yang sudah ditentukan, dengan berpakaian biasa. Hendaklah berjalan dengan khusyuk dan tawadu’ (merendah din) kepada Allah, serta mengharapkan pertolongan-Nya biar hujan lekas diturunkan-Nya, dan memperbanyak membaca istigfar. Sesudah hingga di tanah lapang kemudian mengerjakan salat istisqa’ berjamaah dua rakaat. Yang menjadi imamlkhatib disunahkan menggunakan syal (selendang/serban) di atas pundaknya.

Teknik mengerjakan salat istisqa’ menyerupai salat id (dua han raya) yaitu dua rakaat. Pada rakaat pertama ditambah membaca takbir 7 kali selain takbiratul ihram, dan pada rakaat kedua ditambah membaca takbir 5 kali selain takbir dikala bangkit dan sujud.

Perbedaan salat id dengan istisqa’:
  • Bacaan di antara beberapa takbir.
Salat id membaca tasbih:

Teknik Melaksanakan Salat Istisqa’



Adapun cara mengerjakan salat istisqa’ ialah sebagai diberikut.

  1. Sebelum pergi ke lapangan untuk mengerjakan salat hendaklah berpuasa tiga han berturut-turut.
  2. Pada han keempat pagi-pagi tiruana penduduk pria dan wanita hingga bawah umur dan orang lemah (jika memungkinkan) berkumpul di lapangan dengan menggunakan pakaian biasa, berjalan dengan merendahkan din dan benar-benar mengharapkan sumbangan Allah swt.
  3. Sebelum hadir ke lapanganhendaklah ada orang yang memdiberi pesan tersirat supaya penduduk bertaubat dan segala kesalahan dan kezaliman serta bersedekah yang baik.
  4. Sampai di lapangan mengerjakan salat dua rakaat dengan berjamaah dan
  5. waktunya kapan saja asal tidak waktu yang dihentikan salat.
  6. Meniatkan salat sunat istisqa’.
  7. Pada rakaat pertama setelah membaca AI-Fatihah kemudian membaca ayat dan dianjurkan membaca surah A1-A’la dan pada rakaat kedua membaca surah Al-Ghaasiyah.
  8. Sesudah salam, imam berkhutbah.
  9. Khutbah dimulai dengan membaca Astaghfirullah 9 kali pada khutbah pertama dan 7 kali pada khutbah kedua, kemudian kebanggaan bagi Allah, syahadat dan salawat, kemudian mengajak seluruh jamaah bertaubat dan imam memdiberi pesan tersirat sesuai dengan kondisi yang ada.
  10. Selesai imam berkhutbah, imam dan znakmum memutar kainnya yang sebelah kanan menjadi sebelah kiri dan yang sebelah kin menjadi sebelah kanan, kemudian dengan menghadap kiblat berdoa:

Adapun lafal doa yang disampaikan Rasulullah saw.:

“Wahai Tuhanku! Siramilah kami! Wahai Tuhanku! Sirainilah kami! Wahai Tuhanku Sirainilah kami dengan hujan yang menyegarkan, yang menyuburkan dan ben apis-i apis yang cepat dan tidak terlambat, yang bermanfaa, dan tidak memdiberi mudarat!” (HR. Ahmad dan Baihaqi)

Di waktu berdoa istisqa’ disunahkan menelungkupkan kedua telapak tangannya di bawah dan penggalan luar tangannya di atas. Begitu pula di waktu memohon terhindarnya bencana. Menurut riwayat Muslim dan Anas bergotong-royong Nabi Muhammad pada suatu dikala memohon hujan, penggalan luar dan telapak tangannya diangkatkan ke atas (langit).

Doa yang lain:

“Ya Allah, Tuhan kami, siramilah kami dengan air siraman yang menolong, yang baik dan yang terpuji hasilnya yang menghasilkan yang banyak, yang merata, serta yang tawar dan menyuburkan tanah serta yang menghiasi bumi menjadi diagungkan selama hingga han kiamat.

Ya Allah, Tuhan kami, siramilah kami dengan air hujan dantidakbolehlah Engkau jadikan kami dan golongan orangyangputus asa. Ya Allah, Tuhan kami sungguh kami mohon ampun kepada-Mu, lantaran sesungguhnya engkau itu Maha Pengampun. Maka tuangkanlah kepada kami air hujan yang cukup deras.” Kemudian membuka sebagian tubuhnya biar terkena air hujan itu. Apabila air terlampau banyak dan takut akan tenjadi sesuatu dan turunnya hujan tadi, hendaklah berdoa:

“Ya Allah, Tuhan kami, semogalah ini ialah hujan yang penuh kerahmatan dan bukan hujan siksaan ataupun bencana, kehancuran atau kekejaman. Ya Allah, turunkanlah di atas bukit-bukit dan tempat-tempat tumbuhnya pohonp ohon. Wahai Allah, jatuhkanlah di sekeliling kami saja dan tidakboleh membahayakan kami.”

Selain itu, istisqa’ sanggup dilakukan dengan cara diberikut ini.
  • Berdoa saja tanpa salat, baik sendiri maupun bersamalberjamaah. Hal itu menurut hadis diberikut.
Dan Ibnu Abbas ia berkata: “Seorang Arab Badui hadir kepada Nabi saw, kemudian berkata: Hai Rasulullah saya hadir dan suatu kaum yang pengembalanya tidak sanggup rumput (karena animo kemarau), dan sapi jantan tidak sanggup menggerakkan ujungnya (karena kurus), kemudian Nabi saw. naik ke inimbar mernuji Allah kern udian berkata: “Ya Tuhan kami, diberilah kami hujan yang menghilangkan kesusahan, baik lagi menyuburkan, merata lagi banyak, dengan cepat tidak terlarnbat.”
  • Imam berdoa dalam khutbah Jumat dan jamaah mengainini doa imam. Hal itu menurut hadis Nabi saw.:
Dan Syarik, dan Anas, bahwa seorang pria masuk masjid pada han Jumat dikala Rasulullah sedang berdini membaca khutbah, kemudian ia berkata: “Telah rusak harta benda dan terhenti perdagangan, bend oalah engkau bagi karni supaya turun hujan.” Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya, kemudian berdoa: ‘Ta Allah benilah kami hujan, Ya Allah benilah kami hujan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Praktik Salat Istisqa’


Guru membimbing dan melatih siswa mempràktikkan Salat istisqa’. Guru memdiberi teladan tata cara, gerakan, dan bacaan salat istisqa’, doa dan khutbahnya. Siswa memalsukan tata cara, gerakan, bacaan, dan doa Salat istisqa’ secara kiasikal, kelompok, dan perorangan. Kemudian siswa latihan berulang-ulang.
Sumber Pustaka: Bumi Aksara

Post a Comment for "Pengertian, Waktu Salat Istisqa' Dan Tata Cara Melaksanakannya"