Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sengketa Internasional Dalam Segi Politis Dan Batas Wilayah

Sengketa Internasional Dalam Segi Politis Dan Batas Wilayah



Meskipun relasi antarnegara sudah diatur dalam aturan atau perjanjian internasional, dalam pergaulan dunia ternyata masih terdapat sengketa internasional. Persengketaan tersebut bisa jadi lantaran kesalahpahaman wacana suatu hal, atau salah satu pihak secara sengaja melanggar hak/kepentingan negara lain, atau bisa juga lantaran dua negara berselisih pendirian wacana suatu hal,

Berbagai pelangggaran terhadap aturan atau perjanjian internasional sanggup menimbulkan timbulnya sengketa internasional. Berikut ini beberapa pola sebab-sebab timbulnya sengketa internasional.



Segi Politis (adanya pakta pertahanan atau pakta perdamaian)


Pasca perang dunia kedua (1945) muncul dua blok kekuatan besar, adalah Blok Barat (yang membentuk pakta pertahanan NATO) di bawah pimpinan Amerika dan Blok Timur (yang membentuk organisasi pertahanan Pakta Warsawa) dipimpin Uni Soviet. Kedua blok tersebut saling berebut efek di bidang ideologi dan ekonoini serta saling berlomba memperkuat persenjataan. Akibatnva sering terjadi konflik (sengketa) di aneka macam negara, inisalnya krisis Kuba, Perang Korea yang berakibat terbaginya Korea menjadi Korea Utara (didukung Blok TImur) dan Korea Selatan (didukung Blok Barat), Perang Kamboja, Perang Vietnam, dan sebagainva.

Segi Batas Wilayah (laut teritorial dan batas alam daratan)


Suatu negara berbatasan dengan wilayah negara yang lain. Kadang antarnegara terjadi ketidaksepakatan terkena batas wilayah masing-masing. Kasus semacam ini sanggup kita lihat inisainva pada ketidakjelasan batas bahari teritorial antara Indonesia dengan Malaysia wacana pulau Sipadan Jan Ligitan (di Kalimantan). Sengketa tersebut diserahkan ke Mahkamah Internasional, sampai jadinya pada 2003 sengketa tersebut dimenangkan oleh Malaysia. Deinikian juga masalah perbatasan di Kashinir yang sampai kini masih diperdebatkan antara India dan Pakistan. Masalah kepulauan Spratly dan Paracel di bahari Cina Selatari sarnpai kini masih diperebutkan oleh Filipina, Malaysia, Thailand, China, dan Vietnam.

Sesudah runtuhnva kekuasaan Blok Timur yang ditandai dengan dirobohkannya Tembok Berlin pada 1989, Amerika Serikat (AS) muncul sebagai kekuatan dunia yang paling hebat. Hal ini cenderung membawa dunia dalam tatanan yang bersifat unipolar; artinya, AS bertindak seF’agai satu-satunya kekuatan yang mengendalikan sebagian besar problem di dunia ini. Hal yang deinikian cenderung memunculkan persengketaan di dunia internasional.

Hal yang deinikian sanggup kita lihat pada standar ganda yang diterapkan oleh AS terhadap beberapa persoalan. Inisanya dalam sengketa Palestina-Israel, AS justru Iebih memdiberi pinjaman kepada Israel. Deinikian pula AS bertindak secara sepihak untuk menyerbu Afganistan dan Irak dengan alasan memberantas terorisme, menge nyahkan senjata pemusnah massal, dan menegakkan demokrasi. Namun, hal tersebut justru rnemasukkan rakyat di kedua negara dalam konflik berkepantidakboleh.

PBB sebenamya mempunyai kewenangan untuk menuntaskan sengketa internasional. Namun, tugas yang sudah dimainkan PBB dalam aneka macam persengketaan masih belum banyak memuaskan anggota-anggotanya. Ditengarai bahwa PBB sering tidak bisa berbuat banyak j ika ada anggotanya (terutama pemegang hak veto) yang melaksanakan pelanggaran. Hal ini tidak lepas dan besarnya ketergantungan PBB terhadap beberapa negara besar.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Sengketa Internasional Dalam Segi Politis Dan Batas Wilayah"