Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

4 Teori Penyimpangan Beserta Klarifikasi Dan Contohnya

4 Teori Penyimpangan Beserta Penjelasan Dan misalnya


Berikut ini ialah teori penyimpangan rio logis, psikologi, psikologi, sosialiasi dan anomi.

Teori Rio logis


Menurut teori ini sebagian sikap menyimpang yang terjadi disebabkan oleh faktor biologis, yaitu ketidakmampuan atau cacat fisik yang dialami seseorang. Selain itu, berdasarkan teori ini tipe badan seseorang juga mendukung terhadap sikap menyimpang. Sheldom salah satu tokoh yang mengemukakan wacana tipe badan insan yang terbagi menjadi tiga tipe dasar, yaitu: endomorph (bundar, halus, dan gemuk), mesomorph (berotot, atletis) yang mempunyai kebiasaan mencandu minuman keras dan menjadi penjahat, dan ectomorph (tipis, kurus). Selain itu, 1Eder sudah mereview wacana hubungan pemakaian bahan-bahan kimia dan obat bius terhadap perubahan sikap secara
dramatis. Walau demikian, ada juga yang menganggap bahwa faktor biologis tidak sanggup dijadikan sebagai dasar empiris terhadap suatu sikap menyimpang.



Teori Psikologi


Teori psikologi mempunyai kaitan yang bersahabat dengan teori biologis. Pada umumnya, sikap menyimpang yang dialaini seseorang ialah cerininan gangguan kepribadian. Individu yang melaksanakan sikap menyimpang dianggap mempunyai penyakit mental.

Teori Sosialiasi


Inti teori ini yakni sikap menyimpang timbul sebagai akhir adanya gangguan terhadap proses penghayatan atau sosialisasi nilai-nilai dan norma masyarakat. Teori ini dibagi menjadi 3 cabang pemikiran, yaitu:
  1. Teori Transinisi Budaya, yaitu sikap menyimpang akan muncul bila seseorang melaksanakan penghayatan (sosialisasi) akan nilai atau sikap menyimpang dan orang yang dianggap cocok.
  2. Kebudayaan Khusus yang Men yim pang, bilamana sebagian besar anggota masyarakat ialah pelaku penyimpangan maka anggota yang lain pun akan menjadi penyimpang. Perilaku menyimpang yang dilakukan berulang-ulang balasannya akan menjadi kebiasaa dan menjadi hal yang masuk akal dan akan menjadi suatu kebudayaan bagi masyarakat yang bersangkutan.
  3. Asosiasi DzferensiaE, sikap menyimpang sanggup dijumpai di mana saja. Seseorang berperilaku menyimpang bilamana pola-pola perbuatan menyimpang lebih masuk akal atau lebih dihargai dalam lingkungan sosialnya.

Teori Anomi


Anomi sanggup diterjemahkan sebagai keadaaan masyarakat tanpa norma-norma. Konsep ketiadaan norma tersebut digunakan untuk menggambarkan suatu masyarakat yang mempunyai banyak norma dan nilai yang satu sama lain saling berperihalan. Inisalnya, dalam masyarakat perkotaan yang heterogen dikatakan sebagai keadaan anomi bila di dalám masyarakat tersebut tidak ada janji norma dan nilai yang dipatuhi dan diterima masyarakat luas. Masyarakat yang anomi berarti tidak mempunyai pedornan mantap yang sanggup dipegang.

Menurut Robert K. Merton, keadaan anoini bisa menjadikan penyimpangan sosial. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi individu berguru mengenal tujuan-tujuan budaya tersebut dan anomi terjadi lantaran adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurutnya ada 5 tipologi tingkah laris individu untuk menghadapi hal tersebut, yaitu sebagai diberikut.
  1. Konforinitas, yaitu suatu sikap yang mendapatkan tujuan sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan. Misalnya, seorang siswa yang ingin lulus ujian SPMB tidak mernakai jasa joki dan nyontek, tetapi dengan cara berguru sungguh-sungguh. Belajar ialah cara untuk mencapai tujuan yang disetujui dan sudah melembaga dalam masyarakat, sedangkan menjadi mahasiswa ialah tujuan yang sesuai dengan nilai budaya. Sikap konforinitas ini bukan ialah keadaan anoini.
  2. Inovasi, yaitu suatu sikap mendapatkan tujuan sesuai dengan nilai budaya tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. misalnya, meskipun masyarakat kita mendorong tiruana anggota masyarakat untuk memperoleh kekayaan dan kedudukan sosial yang tinggi, tetapi dalam kenyataan cara yang disetujui untuk mencapai tujuan tersebut spesialuntuklah memungkinkan segelintir orang untuk berhasil. Mereka yang melihat betapa kecilnya kemungkinan untuk berhasil bila mematuhi peraturan atau cara-cara yang benar maka ia akan berupaya untuk melanggar peraturan ini, contohnya korupsi. Korupsi ialah cara yang tidak disetujui dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai budaya.
  3. Ritualisme, yaitu sikap mendapatkan cara-cara yang melembaga, tetapi menolak atau mengabaikan tujuan-tujuan kebudayaan. misalnya, sikap yang seehaknya dan bercengkrama-bincang dengan kawannya selama upacara, mengambarkan bahwa ia sudah melupakan makna upacara sebagai wujud peningkatan kedisiplinan nasional. Tetapi cara-cara untuk meningkatkan disiplin nasional masih diperhatikan, yaitu ikut upacara.
  4. Pengasingan Din, yaitu sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya. misalnya, seorang yang menjadi peminum berat lantaran putus asa sehingga ia mengabaikan keluarga, pekerjaan, kawan, kegemaran-kegemarannya, dan menjauhkan din dan kehidupan masyarakat yang normal.
  5. Pemberontakan, yaitu sikap yang menolak tujuan dan cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara yang baru, contohnya kaum revolusioner.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "4 Teori Penyimpangan Beserta Klarifikasi Dan Contohnya"