Industri Dan Perdagangan Menyongsong Afta 2003

Industri Dan Perdagangan Menyongsong AFTA 2003

Kawasan perdagangan bebas ASEAN (Asean Free Trade Area/AFTA) resmi diberlakukan pada 1 Januari 2003. Jika menengok ke belakang, janji untuk menerapkan perdagangan bebas Asean mi adalah sebuah proses politik yang diawali dengan KTT Asean di Singapura tahun 1992. Keputusan politik dan negara-negara yang terlibat dalam perumusan AFTA (saat itu Asean tediri dan enam negara). mevakini sepenuhnya bahwa penurunan tarif bea masuk secara gradual akan menjadi terbaik 5% pada awal 2003. melaluiataubersamaini tarif bea masuk rendah akan bisa meningkatkan perdagangan intra Asean di samping mewujudkan semacam swasembada industri lewat optimalisasi tiruana sumber daya yang dimiliki negara-negara anggota. Karena itulah mereka menvepakati AFTA.

Berdasarkan data Badan Pus.at Statistik, posisi perdagangan Indonesia dengan Asean selama 1996—2001 cukup mevakinkan. Impor Indonesia dan Asean selama periode ituUS$5,3 miliar atau 15,8% dan total impor yang mencapai US$34,0 miliar. Di lain pihak, selama kurun waktu enam tahun itu, ekspor indonesia ke Asean menembus angka US$9,2 miliar atau 17,2% dan total ekspor ke seluruh durua sebesar 1JSS53,5 milar. Dan data itu, ekspor Indonesia ke Asean selama 1996—2001 meningkat rata-rata 0,32% per tahun.

Dalam sketsa janji menuju AFTA sudah diputuskan bahwa produk impor yang berhak menikmati tarif rendah bea masuk berupa BM 0% —5% spesialuntuklah barang yang mempunyai kandungan (bahan baku) lokal Asean minimal 40%. Itu artinya, industri di tempat mi tidak bisa tidak harus memakai hahan baku dan dalam negerinya atau negara Asean lainnya jikalau ingin menikmati tarif bea masuk simpel di negara tujuan ekspor. Dalam hal mi, Indones ia mempunyai kekayaan materi baku dan sumber daya alam yang relatif lebih besar disbanding negara Asean lain. Berarti, T.ndustri di dalam negeri mempunyai peluang besar sebagai pemasok bagi industri di negara Asean lain.

Sumber Pustaka: Erlangga