Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Klasifikasi Dan Tugas Filum Coelenterata Dalam Kehidupan Manusia

Klasifikasi Dan Peran Filum Coelenterata Dalam Kehidupan Manusia


Coelenterata sanggup dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Schypozoa, dan Anthozoa.
  • Kelas Hydrozoa
  • Hydra
Hidup di air tawar, menempel pada daun-daun atau batang ntanaman air. Hewan mi ialah polip yang hidup soliter. Tubuhnya berbentuk silinder yang sanggup dijulurkan dan dipendekkan. Hydra berwarna putth, panjang tubuhnya 1 hingga 3 mm dengan garis tengah 1 mm. Pada ujung atas badan terdapat mulut, yang biasa disebut ujung oral (mulut). Mulut dikelilingi oleh enam hingga sepuluh tentakel, dan bermuara di rongga gastrovaskuler.



Reproduksi dilakukan secara vegetatif dengan membentuk kuncup pada sisi tubuhnya. Kuncup tersebut akan membesar dan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi secara generative dilampaui dengan pembentukan testis dan ovarium. Testis terletak pada badan bab atas, sedangkan ovarium terletak di badan bab bawah. Hasil pertemuan sperma dengan ovum dan kedua alat kelabuin tersebut akan membentuk zigot yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
  • Obelia
Hidup di laut, tubulinya bebentuk polip dan medusa. Dalam hidupnya Obelia mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis, yaitu antara fase hidrid (polip) dengan fase medusa (kwal). Fase polipnya berbentuk koloni sehingga sering disebut koloni hidroid. Daur hidup Obelia (polip) sanggup dimulai dengan pembentukan kuncup sebagai calon medusa. Medusa yang sudah arif balig cukup akal melepaskan din dan berenang bebas di air. Medusa jantan menghasilkan ovum. Pertemuan antara sperma dengan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi larva bersilia yang dinamakan planula dan sanggup berenang bebas. Planula balasannya menempel pada suatu dasar dan tumbuh menjadi obelia gres (polip).
  • Kelas Scyphozoa
Scyphozoa berasal dan bahasa Yunani, skyphos = mangkok dan zoon = hewan. Jadi, schyphozoa berarti binatang yang mempunyai bentuk badan mirip mangkok. Salah satu pola dan kelompok binatang mi ialah Aurelia. Aurelia (ubur-ubur) biasa hidup di laut. Hewan mi sering ditemukan terdampar di pantai. Tubuhnya berbentuk mirip mangkok atau cawan dan tembus cahaya (transparan). Pada bab tengah permukaan bawah badan terdapat rongga ekspresi yang dikelilingi oleh empat tentakel. Rongga ekspresi tersebut berafiliasi dengan rongga perut yang terbagi atas sebuah rongga sentral dan empat kantong gastrik. Masing-masing kantong gastrik dilengkapi dengan tentakel dan nematosis. Dan kantong gastrik akan menjulur jalan masuk mesoglea untuk berafiliasi dengan jalan masuk cincin yang ada di bab tepi ubur-ubur. Proses pencernaannya berlangsung secara ekstraseluler yang terjadi di dalam rongga perut.

Sistem saraf ubur-ubur terdiri atas jaenteng saraf utama, jaenteng saraf difus, dan delapan ganglia ropalial. Ubur-ubur mempunyai tiga macam alat indra, yaitu sebagai diberikut.
  1. Tentakel , berfungsi sebagai alat keseimbangan dan mengontrolritme gerak pada waktu berenang. Alat ini ialah modifikasi dan tentakel;
  2. Oselus, berfungsi untuk membedakan petang dan terang; dan
  3. Celah olfaktorius, ialah alat indera pembau.
Ubur-ubur tidak mempunyai alat respirasi dan ekskresi secara khusus sehingga kedua proses tersebut dilakukan melalui seluruh permukaan tubuh. Seperti halnya Obelia, ubur-ubur juga mengalami pergiliran keturunan. Larvanya berbentuk polip dan arif balig cukup akal berupa medusa.

Sikius hidup aurelia dimulai dengan dibuahinya ovum oleh sperma sehingga membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi larva bersilia atau plan ula yang sanggup berenang bebas dan balasannya menempel di dasar perairan. Selanjutnya, planula melepaskan silianya dan tumbuh menjadi polip yang disebut skifi stoma. Skifistoma membentuk kuncup yang bertumpuk-tumpuk, masing-masing tumpukan disebut efira. Efira melepaskan din satu sama lainnya dan tumbuh menjadi medusa dewasa. Aurelia berjenis kelabuin jantan dan betina, masing-masing akan menghasilkan sperma dan ovum. Bila terjadi fertilisasi antara sperma dan ovum akan membentuk zigot.
  • Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal dan bahasa Yunani, anthos = bunga dan zoon = hewan. Jadi, anthozoa berarti binatang yang bentuknya mirip bunga. Semua anggotanya hidup di laut, mulai dan daerah pantai hingga berkedalaman 6.000 meter. Anthozoa ialah polip yang melekatkan din di dasar laut. Anthozoa ialah kelas yang paling besar dalam filum Coelenterata. Beberapa anthozoa yang banyak dikenal ialah guamon bahari dan bath karang. Mereka sanggup hidup secara soliter atau membentuk koloni.
  • Anemon laut
Anemon bahari ialah polip yang hidup soliter. Mereka mempunyai banyak tentakel dengan warna yang berguaka ragam, ada yang merah, biru, jingga, merah muda, dan berbintik-bintik/ bergaris-garis. Tentakel tersebut tersusun mengelilingi celah ekspresi mirip halnya susunan mahkota bunga. Anemon bahari menempelkan din pada suatu objek dengan bab badan yang disebut cakram kaki (pedal disc). Jika guamone bahari diganggu, tentakel-tentakelnya segera ditarik masuk ke dalam celah ekspresi dan tubuhnya dikerutkan sehingga bentuknya memendek/berkerut.

Sistem saraf guamon bahari ialah berupa sistem difus alasannya ialah belum tampak adanya saraf pusat. Alat indranya belum ditemukan secara spesifik.
  • Koral kerikil atau koral kapur
Koral kerikil ialah anggota anthozoa yang mempunyai kerangka badan terbuat dan materi kalsium karbonat (CaCO3).
Zat kapur tersebut disekresikan oleh lapisan epidermis. Hewan koral tersebut biasa hidup secara berkoloni.

Reproduksi dilakukan secara aseksual, yaitu dengan membentuk kuncup. Masing-masing kuncup akan mensekresikan zat kapur sebagai kerangka tubuhnya. Koloni koral kerikil sanggup bercabang-cabang sehingga tampak bervariasi. Bentuk koloni demikian sanggup dijumpai pada Acropora. Bentuk koloni lainnya berupa bundar serta berlekuk-lekuk dijumpai pada Stylophora mordax. Adapun yang berbentuk koloni mirip otak sanggup dijumpai pada Leptoria tenulis.

Warna koloni binatang koral berguaka ragam, ada yang merah, biru, kuning, dan putih. Kerangka dan binatang koral biasanya sanggup digunakan untuk hiasan. Jika binatang koral mati, endapan kerangkanya sanggup membentuk pulau karang atau terumbu karang (reef). Berdasarkan bentuknya, terumbu karang sanggup dibedakan atas karang atol (terumbu karang berbentuk cincin), terumbu barier (terumbu karang penghalang), dan terumbu karang tepi (terumbu karang pantai).

Lingkungan hidup yang sesuai untuk karang ialah suhu air bahari ± 20°C, kedalaman bahari ±35 m, hidup di daerah 28°LU maupun LS, di bahari yang jernih dan banyak mengandung oksigen serta fluktuasi suhu tidak melebihi 6°C.
  • Metridium marginatum
Tubuh berbentuk silinder, bab oral agak melebar tampak mirip corong yang dihiasi oleh rangkaian tentakel. Panjang tubuhnya 5 hingga 7 cm, ada yang berukuran raksasa dengan ukuran mencapai im. Tubuhnya simetri radial dengan warna yang bervariasi, biasanya kuning atau cokiat. Tubuh sanggup dibedakan atas tiga bagian, yaitu kaki (cakram pedal), batang badan (kolumna atau skapus), dan kapitulum (cakram oral).

Metridium sanggup dijumpai di bahari mulai dan daerah pantai hingga kedalaman 99 m, terutama di bahari yang jernih dan hangat. Metridiurn ialah binatang yang menetap di suatu tempat dan melekatkan din pada suatu objek.

Sistem gastrovaskuler dimulai dan ekspresi kemudian stornadeurn (kerongkongan). Pada dinding stomadeum terdapat alur cincin bersilia, disebut sifonoglifa. Alur tersebut tersebut ialah jalannya air ke dalam coelenteron. Air mengalir dan satu ruang ke ruang lainnya melalui celah yang disebut ostia. Makanannya berupa invertebrata dan ikan-ikan berukuran kecil. Makanan atau mangsanya terlebih lampau dilumpuhkan dengan racun yang dihasilkan oleh nematosisnya. 

Sesudah itu masakan tersebut dimasukkan ke dalam ekspresi dengan menolongan tentakel. Reproduksi secara aseksual sanggup dilakukan dengan pembentukan kuncup ataupun fragmentasi (memutuskan bab cakram pedal/tubuh). Reproduksi secara seksualm dilakukan melalui proses fertilisasi. Sperma dan ovum dikeluarkan melalui ekspresi sehingga terjadi pembuahan di luar badan menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi larva bersilia yang kemudian menempel di dasar perairan
dan tumbuh menjadi Metridium baru.

Peranan coelenterata dalam kehidupan manusia

Kebanyakan binatang coelenterata menguntungkan manusia, contohnya ubur-ubur. Aurelia sanggup dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur dan untuk materi kosmetik. Beberapa jenis binatang tertentu, kerangka tubuhnya sanggup dimanfaatkan untuk hiasan, contohnya karag merah.

Selain itu, beberapa kerangka badan coelenterata sanggup juga membentuk karang pantai yang sanggup melindungi pantai dan ombak sehingga sanggup mencegah terjadinya pengikisan di pantai. Karang atol ialah bab ekosistem di bahari yang sanggup dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian hewan-hewan bahari dan sebagai tempat berlangsungnya proses perkembangbiakan. Di bahari yang dangkal, beberapa jenis guamon bahari yang berwarna-warni sanggup membentuk “taman laut” yang indah dan sanggup dimanfaatkan sebagai objek wisata.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Klasifikasi Dan Tugas Filum Coelenterata Dalam Kehidupan Manusia"