Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memperbanyak Ibadah Dan Bertobat Dalam Hidup Keseharian

Memperbanyak Ibadah Dan Bertobat Dalam Hidup Keseharian



Ibadah ialah segala bentuk pekerjaan atau acara yang dilakukan dengan tujuan untuk menerima ridha Allah SWT. Pekerjaan mi dilakukan dengan mengharap pahala dan Allah SWT untuk bekal di akhirat. Secara bahasa, ibadah berarti taat, tunduk, mengikuti, dan doa. Aktivitas ibadah pada hakikatnya yaitu upaya untuk menumbuhkan kesadaran din insan bahwa ia yaitu makhluk Allah SWT yang diciptakan sebagai insan yang mengabdi kepada-Nya.

Sesungguhnya Kami teiah membuat insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya..” (QS At Tin, 94 : 4)

Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT menyatakan bahwa ‘manusia diciptakan bukan semata-mata untuk hidup mendiami dunia ini dan sekonyong-konyong akan mengalami selesai hidup tanpa adany.a pertanggungjawabanan kepada pencipta-Nya, melainkan insan dan jin diciptakan untuk mengabdi (ibadah) kepada Allah SWT.



Manusia diciptakan bukan spesialuntuk untuk melengkapi dunia, tetapi insan sebagai makhluk Allah SWT yahg paling tepat dihidupkan dengan tujuan, tugas, dan tanggung tanggapan yang tidak sama dengan makhluk lain.

Allah membuat insan dilengkapi dengan kesempurflaafl bentuk dan dilengkapi dengan logika pikiran supaya insan diberibadah. Tidak ada alasan lain dihidupkan dan diciptakanflYa insan kecuali untuk ibadah sebagai bentuk dedikasi sehingga ia menjadi takwa.

Penyerahan din secara tepat akan mewujudkan suatu sikap dalam bentuk ibadah dan akan melahirkan keyakinan untuk tetap mengabdi kepada-Nya. Kondisi ibarat mi tidak akan membuka peluang bagi penyimpangan yang sanggup merusak dedikasi kepada Allah SWT.

Bila suatu dikala insan melaksanakan penyimpangan, maka hal itu spesialuntuk akan merusak insan itu sendiri dan tidak akan mengurangi keagungan Allah SWT. Hal mi bekerjasama dengan konsekueflSi bahwa suatu dikala insan akan dimnta pertanggungiawaban (dihisab) atas segala amal perbuatannya.

“Dan Abu Barzah Nadiah bin Ubaid Aslaini ra berka ta, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Tidak akan bergerak kaki seorang hamba di han selesai zaman sampai Ia ditanya ten tang umurnya dalam apa ia habiskan, ihwal hartanya dan mana dan kemana ia belanjakan, dan ten tang badannya pada apa ia habiskan’. “ (HR Tirmidzi)

Ibadah yaitu perwujudan tujuan selesai dan tiruana bentuk acara hidup insan dalam bentuk dedikasi yang tulus kepadä Allah SWT sebagai Rabb (tujuan pengabdian). Allah SWT tidak membebankan kewajiban diberibadah di luar batas kemampuan manusia. Melaksanakafl perintah Allah SWT bernilai ibadah alasannya yaitu tidak satu pun pemikiran dan perintahNya yang tidak bernilai ibadah. Sama halnya kalau insan menjauhi laranganNya, maka itu bernilai ibadah. melaluiataubersamaini demikian, sanggup dikatakan dalam pemikiran Islam menyatakan bahwa setiap acara insan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT bernilai ibadah.

Secara garis besar ibadah dibagi menjadi dua macam.
  1. Ibadah Mahdhah (khusus) yaitu ibadah yang ketentuaflflYa niscaya dan sudah diputuskan oleh nas (al-Quran dan Hadis) serta ialah seri ibadah kepada Allah SWT. Seperti salat, puasa, zakat, dan haji.
  2. Ibadah Chair Mahdhah (umum) dalah tiruana perbuatan yang menhadirkan kebaikan dan dilaksanakafl’ derigan niat yang tulus lantaran Allah SWT. Seperti bekerja mencari nafkah, makan dan minum.
Dalam ibadah ini adanya perjuangan untuk membuat suatu kebajikan berkaitan erat dengan sikap dan sikap seseorang dalam kehidupan di lingkungannya. Ketentuan kedua ibadah tersebut yaitu ikhlas, yaitu lantaran Allah SWT serta sah sesuai dengan ketentuan syara.

Munculnya penyimpangan-penyimpangan dalam ibadah mungkin saja terjadi. Ibadah tidak diterima oleh Allah SWT lantaran dua hal, yaitu tidak tulus lantaran Allah SWT dan tidak sah berdasarkan ketentuan. Menyengaja melaksanakan penyimpangan dalam ibadah yaitu dosa. Konsekuensi dan melaksanakan perbuatan dosa yaitu siksa Allah (azab).

Untuk kembali dan penyimpangan yang berakhir azab Allah SWT, yang harus dilakukan insan yaitu bertobat. Tobat yaitu kembali dan kemaksiatan pada ketentuan atau kembali dan jalan yang jauh ke jalan yang bersahabat kepada Allah SWT. Menurut para ulama, yang dimaksud dengan tobat yaitu memmembersihkankan hati dan segala dosa, meninggalkan keinginan untuk kembali melaksanakan kejahatan. Allah SWT memerintahkan kepada insan untuk bertobat.

Dan bertobatlah engkausekalian kepa c/a Allah, hai orang-orang yang diberiman supaya engkau beruntung. “ (QS an-Nür, 24:31)

Tobat bukan spesialuntuk sebagai penghapus dosa, tetapi juga sebagai masukana untuk mendekatkan din kepada Allah SWT. Oleh lantaran itu, sekalipun tidak berdosa insan tetap diperintahkan bertobat. Bertobat yaitu wajib bagi setiap mukmin. Kita perhatikan Rasulullah Muhammad saw sendiri, sekalipun sudah terpelihara dan segala dosa, dia tetap bertobat dan meminta ampun (istighfar) kepada Allah SWT. Rasulullah saw bertobat tidak kurang dan 70 kali sehari semalam.

Tobat akan dianggap sah dan sanggup menghapus dosa apabila sudah mencukupi syarat-syarat yang ditentukan. Syarat tobat itu ada tiga, yaitu:
  1. menyesal terhadap perbuatan maksiat yang dilakukannya,
  2. meninggalkan perbuatan maksiat, dan
  3. bercita-cita tidak akan melakukannya kembali.
Syarat tobat di atas dilakukan apabilamenyangkut dosa terhadap Allah SWT. Jika menyangkut dengan sesama manusia, harus diselesaikan terlebih lampau segala urusannya dengan insan yang bersangkutan.

Hal yang erat hubungannya dengan tobat yaitu istighfar, yaitu menundukkan jiwa, hati, dan pikiran kepada Allah SWT seraya memohon ampun dan segala dosa. Istihfar bukn spesialuntuk mengucapkan astaghfi.rullah (semoga Tuhan mengampuni aku), tetapi harus disertai dengan penundukan jiwa dengan sungguh-sungguh dan berharap akan memperoleh ampunan.

Ayat-ayat al-Qur’an menyatakan bahwa Allah SWT akan mempersembahkan kenikmatan bagi orang-orang yang ber-isti-hfar atau memohon ampunan Allah SWT.

Bertobat yang sebenarnya yaitu bertobat yang dilakukan setelah perbuatan dosa dilakukan tanpa menunda-nunda dan menumpuknya. Harus diingat bahwa hidup insan spesialuntuk Allah SWT Yang Maha Tahu. Untuk itu, selama masih ada waktu dan peluang, manfaatkanlah tiruana waktu itu untuk bertobat.

Manusia dihidupkan dan diciptakan oleh Allah SWT untuk diberibadah. Sebagai makhluk yang tidak luput dan dosa, insan dituntut untuk senantiasa bertobat yang sebenarnya (taubatan nasuha). Manusia akan mengalami kehidupan dunia dan akhirat. Apa yang dilakukan di dunia akan dihisab di darul abadi berdasarkan perbuatannya. Saatnya nanti insan akan dimintai pertanggungjawabanannya atas apa yang sudah dilakukan di dunia. Jika seseorang sudah menyadari bahwa ia melaksanakan dosa, segeralah bertobat lantaran bertobat di darul abadi itu tidak ada artinya.

Manusia harus percaya bahwa han selesai itu ada dan kita akan mengalaminya. Untuk itu, biar termasuk golongan yang beruntung, Allah SWT menyuruh insan untuk rajin benibadah.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Memperbanyak Ibadah Dan Bertobat Dalam Hidup Keseharian"