Mengembangkan Perilaku Hidup Rukun Antar Umat Beragama
Mengembangkan Sikap Hidup Rukun Antar Umat Beragama
Jika ditinjau secara historis (menurut sejarahnya), kerukunan hidup antarumat beragama sudah tertanam semenjak zaman nenek moyang. Hal ini sanggup dibuktikan antara lain dikala agama-agama masuk di Indonesia. Sebelum hadirnya agama-agama, di Indonesia sudah dikenal adanya kehidupan kerohanian yang timbul dan berkembang dalam bentuk sederhana. Kepercayaan yang mereka anut sebelum adanya agama yakni kepercayaan ash yang disebut animisme dan dinamisme. Animisme ialah kepercayaan terhadap Hiang atau roh-roh orang yang sudah meninggal.
Kepercayaan mi menganggap bahwa Hiang atau roh-roh orang yang sudah meninggal tetap berada di sekeliling mereka. Hiang atau roh-roh itu menempati pohon-pohon besar, pegunungan-pegunungan, atau tempat-tempat yang dianggap suci. Dinamisme yakni suatu kepercayaan bahwa benda-benda memiliki tenaga atau kekuatan gaib. Meskipun sudah ada kepercayaan asli, agama-agama yang hadir masuk ke Indonesia dilakukan secara damai.
Bangsa Indonesia pertama kali memeluk agama yakni semenjak masuknya pemikiran Hindu dan Buddha dan India. Suasana kehidupan keagamaan dikala itu kelihatan begitu harmonis, rukun, dan tenang antarpenganut kedua agama. Demikian juga dikala agama Islam, Kristen, dan Kristen masuk ice Indonesia. Mereka senantiasa menjaga kerukunan hidup antarumat beragama.
Jika kita bersatu dan rukun antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kita akan kuat. Akan tetapi, jilca kita tidak rukun (pecah), akan membawa kita pada kehancuran. Kita tentu tidak ingin bangsa dan negara kita hancur dan kita hidup sengsara, bukan? Oleh sebab itu, kita harus menjaga dan membina kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa demi kejayaan kita tiruana.
Coba kita perhatikan negara-negara di sekehihing icita. Melalui media massa kita sering membaca dan mendengar betapa suatu negara terus-menerus dilanda kemelut dan perang saudara spesialuntuk sebab tidak memihiki rasa persatuan dan kesatuan di antara mereka.
Semua ini akhir dan sikap yang mau menang sendiri, sikap yang mau menonjolkan kelompok atau golongannya sendiri dan tidak mau menghormati kelornpok atau golongan orang lain, sikap yang tidak menghormati dan tidak menghargai suku lain serta pemeluk agama lain. Sikap-sikap negatif mi mengakibatkan bibit perpecahan dan peperangan. Siapakah yang akan menderita? Tentu kita tiruana, bukan? Dan rakyat kecil hingga pejabat tinggi, pengusaha, dan bahkan presiden pun akan merasa tidak kondusif dan kacau. Kita tidak mau negara dan bangsa kita terjebak pada situasi menyerupai mi. Kita ingin hidup damai, nyaman, dan kondusif dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Agama mengajarkan kita untuk berbuat baik, penuh rasa keman usiaan, dan sikap bahu-membahu terhadap sesama manusia. Jika hal ini dihayati benar-benar, kita akan sanggup melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta kerukunan hidup. Agama juga meliputi nilai kebijaksanaan pekerti luhur.
Perwujudan nilai kebijaksanaan pekerti dalam sikap kehidupan seharihan antara lain sebagai diberikut.
Beriman
- Biasa menjalankan perbuatan ama! saleh dan kebaikan.
- Selalu berusaha memahami ilmu keagamaan secara mendalam.
- Biasa melaksanakan ibadah agamanya dengan teratur.
- Percaya akan adanya han pembalasan/akhirat.
- Selalu menghidari sikap sombong, takabur, na, dan jelek sangka kepada sesama.
Tenggang Rasa
- Terbiasa menjaga perasaan da!am pergaulan dengan kawan.
- Menghindari sikap masa kurang bakir dan tidak mengganggu orang lain.
- Bertutur kata tidak menyinggung perasaan.
- Selalu menghargai orang lain dan tidak meremehkannya.
Manusiawi
- Biasa memperlakukan orang lain sesuai martabatnya.
- Menghindari sikap sombong, pembenci.
- Se!a!u memperlakukan orang lain sesuai harkat, derajat, dan martabatnya.
- Menghindari sikap diktatorial terhadap orang lain.
Kukuh Hati
- Membiasakan din dalam me!aksanakan satunya kata dengan perbuatan.
- Tidak praktis terpengaruh.
- Mempunyai pendirian yang tetap.
- Mempunyai keyakinan yang besar lengan berkuasa terhadap sesuatu yang benar.
Pemaaf
- Terbiasa mengatakan sikap dan sikap suka memdiberi maaf kesalahan orang lain.
- Menghindari sifat dendam.
- Se!a!u cepat me!upakan kesalahan orang lain.
- Menghindari permusuhan.
Pemurah
- Terbiasa bersikap dan berperilaku suka menolong.
- Rela mempersembahkan menolongan kepada orang lain.
- Menghindari sifat kikir.
- Se!alu mempersembahkan sebagian hartanya untuk orang yang memerlukan.
Kasih Sayang
- Bersikap mengasihi orang lain menyerupai mengasihi diri sendiri.
- Menghindari rasa benci.
Sportif
- Terbiasa mengakui kesalahan sendiri dan kewenangan orang lain.
- Tidak berperilaku licik.
- Bersikap Jesatria dan jujur.
- Bersedia mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain.
- Brsikap adil terhadap lawan.
Sikap Hormat
- Terbiasa bersikap menghargai orang lain.
- Menghindarkan din dan sikap meremehkan orang lain.
Menghargai Orang Lain
- Terbiasa menjaga perasaan dalam pergaulan dengan siapapun.
- Menghindari sikap suka mencemooh.
- Mau mengerti belum sempurnanya yang dimiliki orang lain.
Mengendalikan Diri
- Mempunyai kesabaran yang tinggi.
- Mampu mengekang emosi.
Sabar
- Tahan terhadap segala godaan dan lingkungan.
- Tidak cepat murka dalam menghadapi Koreksi.
- Bersikap tenang dalam menghadapi kesusahan apapun.
Baik Sangka
- Terbiasa berfikir faktual dan bersikap optimis.
- Terbiasa bersikap dan berperilaku yang mengatakan anggapan baik terhadap orang lain.
Semangat Kebersamaan
- Selalu berperan serta dalam banyak sekali aktivitas kegotongroy ongan.
- Tidak membiarkan keluarga atau mitra melaksanakan hal yang buruk/salah.
- Bersikap mengutamakan hidup bersama “berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah”.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Mengembangkan Perilaku Hidup Rukun Antar Umat Beragama"