Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Perilaku Rela Berkorban Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rumah Pak Ali dan beberapa rumah penuh sesak. Banyak masyarakat desa yang menumpang di rumahnya. Ada masyarakat yang duduk sambil bercengkrama-bincang, ada pula yang berdiri die beranda depan Banyak pula ibu dan bawah umur yang berada di dalam rumah. Rumah Pak Ali malam itu menjadi daerah masyarakat menumpang sebab desa mereka kebanjiran. Hujan lebat dua hari berturut-turut itu sudah menjadikan banjir didesa tersebut.

Banyak rumah penduduk yang sudah terendam air setinggi satu setengah meter. Rumah Pak Ali dan tetangganya yang agak tinggi letak dan posisinya selamat dari genangan air. Oleh sebab itu, sebagian masyarakat desa itu terpaksa menumpang di rumah-rumah itu.

Pemilik rumah tidak berkeberatan jikalau masyarakat desa menumpang di rumahnya. Mereka: dengan tulus mendapatkan para korban banjir. Istri Pak Ali pun demikian Dia memasak di dapur untuk menyediakan masakan dan minuman bagi masyarakat yang semenjak siang harinya belum makan.

Maklumlah, mereka tiruana sibuk mengatur dan menyelamatkan harta benda mereka dari air bah. Ibu-ibu yang lain ikut memmenolong memasak di dapur. Lain lagi keadaan yang ada di rumah Pak Amat. Rumah Pak Amat ikut terkena banjir, tetapi spesialuntuk beberapa senti meter saja.

Banyak pula masyarakat yang menumpang di rumah Pak Amat. Rumah Pak Amat yang berdinding papan itu memang jauh lebih besar jikalau dibandingkan dengan rumah penduduk lainnya. Hal ini pula yang membuat masyarakat menentukan rumah Pak Arrtat sebagai daerah menumpang.

Warga di rumah Pak Amat tidak sanggup tiruananya duduk, apalagi untuk pulas. Sebagian mereka terpaksa berdiri di atas lantai yang berair itu. Oleh sebab itu, di antara masyarakat ada yang mengusulkan, bagaimana kalau dinding papan itu sebagian dibuka kemudian dibentuk daerah duduk atau daerah pulas anak-anak.

Usul itu hingga ke pendengaran Pak Amat. Pak Amat dengan segera meng-ajak masyarakat membuka sebagian dinding rumah untuk duduk atau pulas pada malarn itu. Warga pun segera memulai mem-buka dinding. Papan-papan itu disusun untuk daerah duduk dan daerah pulas anak-anak. Banjir tahun ini ialah banjir terbesar dan terlama yang menimpa desa mereka.

Hampir dua hari masyarakat menumpang di rumah Pak A1i dan Pak Amat itu. Sesudah air susut barulah masyarakat kembali ke rumah masing-masing. Seandainya Pak Ali dan Pak Amat berkeberatan menampung masyarakat waktu itu, tentu masyarakat akan sangat menderita. Barang-barang mereka tentu lebih banyak yang rusak.

Cerita di atas ialah teladan perilaku rela berkorban di lingkungan masyarakat. Rela berkorban ialah kesediaan dan keikhlasan mempersembahkan segala sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau untuk masyarakat walupun akan menyebabkan penderitaan bagi dirinya sendiri.

Pengutamaan kepentingan langsung di atas kepentingan umum akan menyebabkan ketegangan dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya keberanian mengorbankan sebagian miliknya kepada orang lain. Artinya setiap pribaai tidak menuntut hak secara utuh, melainkan harus melihat kepentingan orang lain. melaluiataubersamaini demikian, kehidupan sanggup dinikmati sebab terjalin kekerabatan yang harmonis antara sesama.

Bangsa Indonesia pernah menderita tanggapan penjajahan. Selama berabadeabad, bangsa kita dijajah oleh bangsa-bangsa Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang. Bangsa yang dijajah tidak sanggup bertindak sesuai dengan harapan sendiri.

Bangsa kita harus menuruti kehendak penjajah serta melaksanakan segala sesuatu untuk kepentingan mereka. Penderitaan yang jago itu melahirkan tekad untuk mengusir penjajah dari tanah air tercinta. Untuk mewujudican tekad itu, fimbul perlawanan-perlawanan bangsa Indonesia.

Seperti yang dilakukan oleh Pattimura, Imam Bonjol, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponogoro, Suitan Agung, Sultan Hasanuddin, Sultan Antasari, Untung Surapati. Sesudah itu, timbul gerakan-gerakan yang dipelopori oleh kaum terpelajar. Gerakan tersebut mendorong timbulnya rasa kebangsaan serta harapan untuk merdeka. 

Semangat berjuang ini disertai dengan perilaku rela berkorban untuk bangsa dan negara. melaluiataubersamaini itu seorang akan menawarkan perilaku dedikasi yang tulus, berbakti, mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan langsung dan golongan. Titik puncak usaha bangsa Indonesia melawan penjajah ialah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

 Rumah Pak Ali dan beberapa rumah penuh sesak misal Sikap Rela Berkorban dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rakyat Indonesia menyarnbut proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan rasa senang dan bangga. Sekarang mereka menjadi tuan di rumahnya sendiri serta bebas menentukan nasibnya sendiri. Mereka bertekad membela dan mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan itu dengan jiwa dan raga. 

Apa pun yang harus dikorbankan, mereka relakan asalkan Indonesia tetap merdeka. Menjadi kiprah generasi penerus untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan dalam mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Untuk itu, diharapkan perilaku mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan langsung atau golongan. Sikap tersebut di atas sanggup terwujud apabila setiap langsung menghindari perilaku mementingkan diri sendiri egoistis), bersifat kebendaan ( materialistis), dan harapan hidup spesialuntuk untuk senang-senang saja (hedonis).



Sumber Pustaka: Tim Penyusun Naskah PPKN

Post a Comment for "Contoh Perilaku Rela Berkorban Dalam Kehidupan Sehari-Hari"