Dinamika Politik Indonesia Pada Masyarakat Politk

Dinamika Politik Indonesia

Berikut ini yaitu sebab-sebab terjadinya dinamika politk yang ada di Indonesia.

Timbulnya Kepartaian

Dalam suatu negara demokrasi rakyat berhak untuk mengeluarkan pendapatnya, berhak menyatakan keinginannya dan cita-citanya ihwal kenegaraan.

Akan tetapi pada umumnya rakyat mempuyai pendirian yang tidak sama-beda. Pendapat dan pendirian yang tidak sama itu menimbulkan banyak sekali fatwa politik dalam masyarakat. Keinginan dan pendapat berjuta-juta rakyat dalam suatu negara itu disalurkan dalam partai-partai politik. Tiap partai politik menganut fatwa tertentu, yang tidak sama dan politik yang lain.

Melalui partai-partai politik itu pendapat dan keinginan rakyat sanggup dikemukakan, bahkan sanggup pula menjadi kenyataan dalam pemerintah negara seandainya suatu partai menerima doktrin rakyat untuk memegang pemerintahan. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi timbulnya partai-partai politik ituantara lain sebagai diberikut.

Persamaan kepentingan dalam pencarian, contohnya partai buruh dan partai tani.
Persamaan impian ihwal sistem kenegaraan, contohnya partai nasional, partai sosialis, dan partai komunis.
Persamaan keyakinan agama, contohnya partai islam, partai kristen, dan partai katolik.

Sistem Kepartaian

Masing-masing negara memiliki system kepartaian sendiri-sendiri dalam pemerintahannya. Sistem kepartaian yang ada di dunia mi terdiri dan tiga macam, yakni sebagai diberikut.

Sistem satu partai
Sistem dua partai
Sistem multipartai

Sistem Satu Partal (One Party System)

Pada suatu negara yang memiliki one party system spesialuntuk terdapat satu partai saja yang berkuasa dalam negara (partai negara). Partaip artai lain termasuk partai terlarang. Akibatnya yaitu pemerintah di negara itu bersifat diktator, misalnya:

Partai Nazi di Jerman pada masa Hitler berkuasa.
Partai Fasis di Italia pada masa Musolini berkuasa.

Di negara-negara itu dalam kenyataannya spesialuntuk satu orang yang berkuasa, yaitu pemimpin

partai/kepala negara, Fuhrer (Jerman) dan Duce (Italia).

Sistem Dua Partai (Two Party System)

Suatu negara yang memiliki sistem dua partai susunan pemerintahannya terdapat pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif secara tegas serta cara pemilihan umum yang menimbulkan partai-partai kecil terpaksa mempersembahkan suaranya kepada salah satu partai yang terbesar. Jika salah satu partai besar itu menang dalam pemilihan umum, maka partai yang menang itulah yang memegang pimpinan negara dan partai yang kalah menjadi partai oposisi. Pemerintahan di negara-negara itu pada umumnya stabil dan tidak terganggu oleh krisis kabinet.

misal sistem dua partai terdapat di Negara-negara ibarat diberikut.

USA, yaitu terdiri dan Partai Republik dan Partai Demokrat.
Inggris, yaitu terdiri dan Partai Buruh (labour) dan Partai Konservatif.

Sistem Banyak Partal (Multi-Party System)

Suatu negara yang memakai system multi-party, pemerintah mengharapkan santunan dan parlemennya. Untuk menerima santunan itu dibutuhkan adanya kolaborasi dengan partai. Sistem itu terdapat di banyak sekali negara, ibarat Perancis, Belgia, Nederland, dan Indonesia.

Perkembangan Kepartaian di Indonesia

Zaman Penjajahan Belanda

Pada zaman penjajahan Belanda, partai-partai politik tak sanggup dihidup tenteram. Tiap partai yang bersuara menentang atau bergerak tegas, akan segera dilarang, pemimpinnya ditangkap dan dipenjarakan atau diasingkan. Partai politik yang pertama-tama lahir di Indonesia yaitu Indische Partij yang didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung dan dipimpin oleh Tiga Serangkai, yaitu Dr. Setyabudhi (Douwes Dekker), Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Tujuan partai itu yaitu Hindia lepas dan Nederland. Partai itu spesialuntuk berusia 8 bulan, lantaran ketiga pemimpin masing-masing dimembuang ke Kupang, Banda, dan Bangka, kemudian diasingkan ke Nederland.

Sekembalinya di tanah air, mereka mendirikan National Indische Partij (NIP) dalam tahun 1919 yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara dan Dr. Setyabudhi. Sesudah berdirinya National Indische Partij muncul beberapa partai politik lain, misalnya:

Indische Social Demokratische Vereniging (ISDV)
Partai Nasional Indonesia
Partai Indonesia
Partai Indonesia Raya

Partai-partai itu lahir dalam masa pergerakan kebangsaan nasional Indonesia yang dipelopori oleh Budi Utomo.

Zaman Penjajahan Jepang

Pemerintahan militer Jepang mula-mula melarang dan membubarkan partai-partaipolitik yang sudah ada. Namun kemudian disetujui berdirinya partai politik yang berjulukan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) di bawah pimpinan “Empat Serangkai”, yaitu Jr. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiai Haji Mansyur. Atas perintah pemerintahan Jepang partai mi kemudian dibubarkan dalam bulan Maret 1944.

Zaman Kemerdekaan Indonesia

Sesudah prokiamasi kemerdekaan dipertimbangkan tiruanla untuk memusatkan tenaga usaha rakyat spesialuntuk dalam satu partai saja. Pertimbangan itu kemudian dilepaskan dan pada tanggal 3 November 1945 pemerintah RI mengeluarkan suatu makiumat yang antara lain menyatakan bahwa pemerintah mengingmnkan timbulnya partai-partai politik, lantaran dengan adanya partai-partai itulah rakyat sanggup dipimpin secara teratur.

Menurut makiumat itu kiprah partai-partai itu terutama ialah untuk menyalurkan aliran-aliran yang tumbuh dan hidup di dalam masyarakat, sehingga sanggup mempergampang pelaksanaan pemilihan umum.

Berdasarkan makiumat pemeriritah tanggal 3 November 1945, timbullah partai-partai politik di Indonesia laksana jamur di waktu hujan. Pemilihan umum yang diadakan pada tahun 1955 diikuti oleh 28 partai politik dan organisasi politik. Banyaknya partai politik dalam system pemerintahan parlementer sudah menjadikan tidak stabilnya pemerintah. Kabinet silih berganti dalam waktu yang relatif sangat singkat. Banyak di antara partai-partai tersebut kemudian sudah tidak boleh atau ditolak pengakuannya oleh pemerintah.

Sumber Pustaka:Yudhistira