Ikhlas Merupakan Syarat Diterimanya Ibadah Atau Amal Dalam Perbuatan Manusia
Ikhlas Merupakan Syarat Diterimanya Ibadah Atau Amal Dalam Perbuatan Manusia
Kedudukan tulus dalam amal perbuatan insan penting sekali. Ikhlas ialah syarat diterimanya amal ibadah. melaluiataubersamaini amal yang ikhlas, insan sanggup terhindar dan godaan setan. Ikhlas akan menhadirkan ketenangan dan ketenteraman jiwa serta ialah kunci diterimanya doa.
Ikhlas Merupakan Syarat Diterimanya Ibadah Atau Amal
Setiap ama! insan ditentukan oleh niatnya. Seseorang akan mendapatkan hasil menurut niatnya. Niat sanggup memilih jenis, maksud, dan tujuan perbuatan. Niat yang tulus ialah syarat diterimanya amal ibadah, sedangkan ama! yang tidak tulus mengakibatkan perbuatan tersebut menjadi sia-sia sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Yang artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang tulus menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang beliau pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil ibrahim menjadi keakungan-Nya. “ (Q.S. An Nisa: 125)
Artinya: “... Seandinya mereka menyekutukan Allah, pasti lenyaplah dari mereka amalan yang sudah mereka kerjakan. “ (Q.S. Al An’am:88)
Sehubungan dengan ayat di atas Rasu!u!lah saw. bersabda ibarat diberikut ini.
Yang artinya: “Allah tidak mendapatkan amalan, melainkan amalan yang tulus dan alasannya yakni untuk mencari keridaan Allah. “ (H.R. Ibnu Majah)
Seorang mukmin dalam berzakat hendaknya spesialuntuk semata-mata mengharap keridaan-Nya. Apabila dalam amalnya ada motif lain, contohnya karenä kebanggaan, ingin dipuji, atau mencari popularitas, maka amal tersebut termasuk ria. Ria yakni syirik yang sifatnya halus. Suatu ama! yang tidak dilandasi fiat ikhlas, pada hakikatnya menipu din sendiri ataupun berdusta. Jika seseorang berzakat tidak ikhlas, maka tidak akan menerima hasil yang diharapkan, bahkan tercecer di tengah jalan. Ia ibarat petani yang tidak sanggup menuai hasil pguannya alasannya yakni puso, gabuk, atau padinya dimakan wereng.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai banyak orang beramal. Namun, susah untuk diketahui dan dibedakan apakah amal tersebut termasuk tulus atau na. Tidak sedikit suatu ama! yang lahiTiahnya baik, tetapi sebetulnya ialah racun. contohnya upaya orang Yahudi untuk memecah kaurn muslimin di Madinah dengan mendinikan mesjid “Ad Dirrar”. Tujuannya untuk menandingi rnesjid yang sah. Lalu Rasulullah saw. memerintahkan untuk menghancurkan rnesjid tersebut. Mengapa demikian? Oleh alasannya yakni tujuan pendirian mesjid tersebut memang untuk berkelahi domba persatuan dan kesatuan umat, sedangkan memecah belah persatuan dan kesatuan umat dipandang sebagai suatu kejahatan. Hal ini memang berat alasannya yakni setiap pekerjaan insan pada umumnya yakni dorongan untuk mendapatkan pengukuhan dan masyarakat dan mengharapkan kebanggaan serta menolak cacian.
Seorang muslim yang sungguh-sungguh dalam berzakat akan melaksanakan sesuatu yang diridai Allah (rnardatillah). Pengakuan yang ia can yakni pengukuhan dan Allah. Hanya amal ibadah dengan mencari keridaan Allah semata yang sanggup menhadirkan kebahagiaan. Allah dalam menilai seseorang bukan dan penampakan lahiriahnya saja ataupun statñs sosial dan ekonomi orang tersebut, melainkan dan keikhlasannya sebagaimana sabda Rasulullah saw. benikut.
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan nienilai bentuk badan engkau dan tidakpula menilai rupa engkau, tetapi Allah spesialuntuk menilal kepada hatimu (niat yang ikhlas). “ (H.R. Muslim)
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Ikhlas Merupakan Syarat Diterimanya Ibadah Atau Amal Dalam Perbuatan Manusia"