Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manusia Pendukung, Kehidupan Sosial Budaya Dan Pelayaran Pada Zaman Logam

Manusia Pendukung, Kehidupan Sosial Budaya Dan Pelayaran Pada Zaman Logam


Pendukung utama kebudayaan perunggu di Indonesia ialah penhadir gres dan Asia Tenggara Daratan. Mereka ialah penduduk Deutro Melavu (Melayu Muda) dengan membawa kebudayaan Dongsong (Vietnam) yaitu kebudayaan perunggu Asia Tenggara. Deutro Melavu ialah nenek moyang dan suku bangsa Jawa, Bali, Bugis, Madura, dam sebagainya. Akan tetapi, pada zaman L.ogam mi menawarkan adanya pembauran antara penduduk Melayu Mongoloid (Proto Melayu dan Deutro Melayu) dengan penduduk Papua Melguasoide (Austro Melguasoid). Hal tnt terbukti dengan ditemukannya rangka-rangka insan di Jawa, Suhawesi, Sumba, Timor yang menawarkan ciri-ciri Melayu Mongoloid dan Austro Melguasoid.

Kehidupan Sosial Budaya

Pada zaman Logam insan di Indonesia hidup di desa-desa di kawasan pepegununganan, dataran rendah, dan tepi pantai. Mereka hidup dalam perkampungan-perkampungan yang makin teratur dan terpimpin. Bukti-bukti sisa tempat kediaman mereka ditemukan di Sumatra, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba dan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Tirnur dan Maluku. Melalui ragamhias pada nekara-nekara perunggu sanggup disimpulkan bahwa rumah orang bisa ialah rumah besar bertiang dengan atap mehengkung, di bawahnya (kolong) dipakai untuk tempat ternak. Rumah semacam mi biasanya didiami oleh beberapa keluarga.


Mata pencaharian pada zaman logam ialah pertanian. Mereka bertani dengan cara berladang dan bersawah. Hal mi terbukti dengan ditemukannya mata sabit, alat penyiang rumput, dan mata bajak. Pengaturan air untuk sawah (irigasi) sudah diadakan sehingga pertanian tidak sepenuhnya bergantung kepada hujan.

Perkembangan perkampungan dan pertanian meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepemilikan tanah. Perburuan masih dilakukan secara perorangan atau secara beramai-ramai dengan memakai tombak, panah, dan jerat.

Sejalan dengan kemajuan yang dicapai manusia, maka tata susunan masyarakat pada zaman logam semakin kompleks. Pembuatan alat-alat dan logam mendorong adanva proteksi kerja menurut keahlian. Hal mi sebab pembuatan alat-alat logam spesialuntuk bisa dilakukan oleh orang yang memiiki keahlian khusus, sehingga muncullah golongan undagi atau tukang yang terampil dalam melaksanakan pekeijaan-pekeijaan tertentu, contohnya pembuatan benda-benda logam, rumah kayu, pembuatan gerabah, dan perhiasan.

Pelayaran

Pengetahuan insan pada zaman logam dalam aneka macam bidang meningkat pesat. Ilmu wacana perbintangan (astronomi) dan iklim sudah dikuasai untuk mengatur keg’iatan pertariian dan pelayaran. Aornell menyimpulkan bahwa bahtera bercadik atau bahtera berakup ialah bahtera khusus dan Indonesia. Perahu bercadik tersebut dibentuk dan batang pohon yang belahan dalamnya dikeruk sehingga berbentuk lesung. Perahu tersebut kemudian didiberi cadik atau akup di belahan kanan dan kirinya. Cadik ini dipakai sebagai alat keseimbangan biar bahtera tidak simpel terbalik oleh hempasan ombak.

melaluiataubersamaini bahtera bercadik inilah, para pelaut di Nusantara bisa mengarungi lautan luas. Mereka berhasil mengarungi Samudra Hindia hingga ke India Selatan, Madagaskar, dan Afrika Timut Mereka juga mencapai Australia Utara, Hawai di Samudra Pasifik dan menjelajah bahari Cina Selatan hingga ke Daratan Cina.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Manusia Pendukung, Kehidupan Sosial Budaya Dan Pelayaran Pada Zaman Logam"