Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pasar Persaingan Tidak Tepat Dalam Sturktur Pasar

Pasar Persaingan Tidak Sempurna Dalam Sturktur Pasar


Pasar persaingan tepat jarang kita temui. Yang seringkali kita jumpai ialah pasar persaingan tidak tepat (imperfrct competition market). Perusahaan-perusahaan besar menguasai acara tertentu ibarat memonopoli masukana pelayanan umum, contohnya distribusi pelayanan telepon yang dilakukan oleh PT TELKOM, atau penjualan barang-barang yang sama di pasar yang spesialuntuk dibedakan menurut merek, kemasan, aroma, warna, atau ukuran saja.

Apakah yang dimaksud dengan pasar persaingan tidak tepat itu? Pasar persaingan tidak tepat ialah pasar di mana terdapat satu atau beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu atau beberapa pembeli yang menguasai pasar atau harga. Jika suatu perusahaan sanggup mensugesti harga pasar, maka pasar kawasan perusahaan itu menjual produknya digolongkan sebagai pasar persaingan yang tidak sempurna.



Adanya banyak sekali pihak yang menguasai pasar atau harga melahirkan keberagaman bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna. Secara umum, bentuk-bentuk pasar persaingan tidak tepat antara lain dibahas diberikut ini.

Monopoli


Monopoli berasal dan bahasa Yunani mono yang artinya satu dan poli yang berarti penjual. Monopoli menunjuk pada suatu kondisi di mana dalam suatu pasar spesialuntuk ada satu penjual, sehingga tidak ada pihak lain yang menyaingi. Dalam monopoli, penjual tersebut ialah satu-satunya produsen dalam industry dan tidak ada industri lain yang memproduksi barang subtitusinya. Seorang monopolis sanggup bertindak sebagai penentu harga (price maker). Kalau dia ingin menaikkan harga, maka dia pun sanggup melakukannya dengan cara mengurangi jumlah produknya. Perusahaan yang seratus persen bersifat monopoli kini ini jarang kita temui. Mungkin spesialuntuk beberapa produksi jasa saja, ibarat telekomunikasi, gas, air, dan listrik yang benar-benar dikuasai oleh penjual tunggal. Di Indonesia, jasa-jasa yang gres saja disebut dikuasai oleh perusahaan negara, ibarat PAM, PLN, PT. TELKOM, dan lain-lain.

Sebetulnya, susah sekali kita mendapat pola pasar yang benar-benar bersifat monopoli ini, alasannya ialah dalam kenyataannya di dalam pasar selalu saja ada persaingan. Misalnya, Perusahaan Kereta Api Indonesia (PT KAI) sepertinya tidak mempunyai pesaing, alasannya ialah perusahaan inilah satu-satunya perusahaan kereta api di tanah air kita yang juga dimiliki oleh negara. Padahal, angkutan kereta api harus selalu siap bersaing dengan sekian banyak perusahaan bus dan banyak sekali jenis angkutan darat lainnya. Kenyataan semakin dipercantilcnya fasilitas kereta api kiranya menyiratkan adanya persaingan itu.

Ada beberapa jenis monopoli, yakni:
  • Monopoli alamiah
Timbul alasannya ialah keadaan alam yang khas. Misalnya, Palembang populer dengan buah dukunya sehingga buah tersebut cenderung memonopoli pasar. Begitu juga dengan apel hijau dan Malang, atau intan dan Martapura.
  • Monopoli masyarakat
Terjadi jawaban tumbuhnya doktrin masyarakat terhadap suatu hasil produksi. Misalnya, kecap merek X memonopoli pasar alasannya ialah kecap merek tersebut sudah menjadi kesukaan masyarakat, sehingga susah beralih ke kecap merek lain.
  • Monopoli undang-undang
Muncul alasannya ialah pemberlakuan secara aturan kebijakan atau peraturan tertentu. Monopoli undang-undang mi antara lain berupa pemdiberian hak paten, pembatasan masuknya barang-barang baku dalam industri, dan pembatasan perdagangan luar negeri dalam bentuk tarif dan kuota oleh pemerintah. Hak paten ialah bentuk khusus dan monopoli undang-undang untuk memasuki suatu industri. Hak paten mi didiberikan kepada seorang penemu berupa hak khusus (monopoli). Misalnya, alasannya ialah adanya santunan hak paten ini, perusahaan sepeda olah raga merek “T” memegang monopoli otoriter terhadap pemamasukan jenis sepeda yang bersangkutan. Hak paten mi didiberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk merangsaig adanya penemuan-penemuan baru, terutama bagi perusahaan kecil dan individu.

Oligopoli

Oligopoli, sesuai dengan namanya, menunjuk pada kondisi di mana beberapa penjual menguasai pasar. Dalam oligopoli mi, masing-masing perusahaan memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa. misal: produk watu baterai, pasta gigi, sabun mandi, air minum mineral, sepeda motor, accu, ban mobil/sepeda motor.

Strategi yang biasa ditempuh oleh perusahaan-perusahaan oligopoli dalam menguasai dan menarikdanunik konsumen ialah denganmenciptakan model serta mempersembahkan merek tertentu pada produk yang dijual.

Model dan terutama merck mi sudah tentu harus berkesan di sanubari konsumen. Pada umumnya, konsumen yang sudah terikat pada produk merek tertentu akan susah berpindah ke produk yang lain, meskipun produk merek mi sudah ganti model. misal yang paling kentara ialah produk elektronik dan obat-obatan. Bila kalian sakit, umumnya kalian menggunakan obat dengan merek yang sama, bukan?

Demikian pula halnya dengan barang elektronik, ibarat televisi, radio kaset, lemari es, dan lain-lain. Seorang bapak, misalnya, akan cenderung untuk membeli televisi berwarna terbaru yang bermerek sama dengan televise hitam putihnya dulu.

Monopsoni

Monopsoni menunjuk pada kondisi usul dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Kondisi ini lebih sering terdapat di kalangan produsen dan jarang di kalangan konsumen. Sebagai contoh, sebuah pabrik teh merek “G”. Untuk menghasilkan produk berkarakter, perusahaan mi membeli teh pribadi dan para petani. Lantas, perusahaan mi melaksanakan pendekatan secara monopsoni terhadap petani teh di wilayah tertentu. Artinya, perusahaan itu sendirilah yang memilih harga teh. Dalam kasus mi, tampaklah bahwa harga produk ditentukan oleh pihak pembeli. Kedudukan sebagai price maker dalam hal pembelian tersebut, tidak sanggup berlaku dalam penjualan. Perusahaan teh tadi tidak sanggup begitu saja memilih harga jual produknya, mengingat masih ada perusahaan lain yang meluncurkan produk sejenis.

Oligopsoni

Oligopsoni menunjuk pada suatu kondisi pasar di mana terdapat beberapa pembeli. Masing-masing pembeli mempunyai tugas cukup besar untuk mensugesti harga barang yang dibelinya.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Pasar Persaingan Tidak Tepat Dalam Sturktur Pasar"