Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perkembangan Budaya Sa Huynh Insan Purba Di Indonesia

Perkembangan Budaya Sa Huynh


Budaya Sa Huynh di Vietnam bab selatan didukung oleh suatu kehompok penduduk yang berbahasa Austronesia (Cham) yang diperkirakan berasal dan daerah-daerah di kepuhauan Indonesia. Tampaknya mereka tehah menduduki daerah mi dan daerah Semenanjung Malaya atau Kahimantan. Munculnya permukiman mi sanggup dilacak dan keberadaan budaya Sa Huynh itu sendiri, yang pada (600 SM sudah berada pada bentuknya yang mapan).

Para pakar arkeologi Vietnam menyatakan bahwa hasil-hasil inovasi benda-benda arkeologi diduga menjadi bukti cikal bakal budaya mi. Sebelum adanya budaya Sa Huynh atau budaya tunrnannya langsung, daerah Vietnam bab selatan sepenuhnya didiami oleh bangsa yang berbahasa Austronesia. Orang-orang Cham peinah membuatkan peradaban yang dipengaruhi oleh budaya India Champa. Kemudian mereka dikalahkan oleh perluasan penduduk Vietnam kini dan spesialuntuk sebagai kelompok minoritas hingga cukup umur ini.

Dan sudut pandang Indonesia, keberadaan orang-orang Cham akrab pusat-pusat inovasi benda-benda logam di Vietnam Utara pada selesai masa prasejarah mempunyai arti yang ‘amat penting, alasannya ialah mereka ialah kelompok masyarakat yang memakai bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan kebaiigsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Indonesia. Namun hubungan-hubungan pribadi dengan pusat-pusat pembuatan benda-benda perunggu di daerah Dong Son sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan inovasi tujuh buah nekara tipe Heger I di daerah selatan Vietnam dan 130 nekara yang berhasil ditemukan hingga menjelang tahun 1990. 



Budaya Sa Huynh inilah bagan dan artefak-artefak hasil peninggalan budaya Sa Huynh yang berupa (a) tempayan besar untuk keperluan penguburan, tinggi 77 cm dengan penutupnya; (b-I) bejana-bejana tembikar, garis tengah antara 14 dan 21 cm, dihiasi dengan teladan hias gores atau tusuk; (m) baskom perunggu bergaris tengah 9 cm; (n) kumparan tenun dan tanah hat bergaris tengah 3,5 cm; (0, s-u) anting-anting watu tipe (o dan u adahah jenis Linghing — o dan bergaris tengah 2-5 cm); (p) mata cangkul besi, panjang 17 cm; (q,r) manik-manik carnelian berfaset, panjang 19-15 mm.

melaluiataubersamaini demikian benda-benda perunggu yang tersebar hingga ke wilayah Indonesia melalui jalur-jalur antara lain:

1) melalui jalur darat; yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke kepulauan Indonesia
2) melalui jalur laut; yaitu dengan menyeberangi lautan dan terus tersebar di daerah kepulauan Indonesia.

Kebudayaan Sa Huynh yang diketahui hingga ketika kini kebanyakari berasal dan inovasi kubur tempayan (jenazah dimasukkan ke dalam tempayan besar) dan penguburan mi ialah adat kebiasaan yang mungkin dibawa oleh orang-orang Cham pertama ke kepulauan Indonesia. Secara umum, penguburan dalam tempayan bukan khas budaya Dong Son atau budaya lain yang sezaman di daratan Asia Tenggara dan diduga ialah efek yang bersumber dan kebudayaan Cham.

Penemuan-penemuan Sa Huynh terdapat di daerah pantai mulai dan Vietnam Tengah ke selatan hingga ke delta lembah sungai Mekong. Kebudayaan dalam bentuk tempayan kubur yang ditemukan di Sa Huynh termasuk tembikar-tembikar yang berhasil ditemukan itu mempunyai hiasan garis dan bidang-bidang yang diisi dengan tera tepian kerang. Kebudayaan Sa Huynh ini mempunyai banyak persamaan dengan tempayan kubur yang ditemukan di wilayah Laut Sulawesi. Hal mi diperkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting watu bertonjolan (disebut “Lingling-O”) dan homogen anting-anting yang khas atau bandul kalung dengan kedua ujungnya berbias kepala binatang (kemungkinan kijang) yang ditemukan pada sejumlah tempat di Muangthai, Vietnam, Palawan, Serawak.

Kebudayaan Sa Huynh yang berhasil ditemukan mencakup banyak sekali alat yang bertangkai corong menyerupai sekop, tembilang dan kapak. Namun ada pula yang tidak bercorong menyerupai sabit, pisau bertangkai, kumparan tenun, cincin dan gelang bentuk spiral. Sementara itu, teknologi pembuatan peralatan-peralatan besi yang diperkirakan berasal dan daerah Cina.

Peralatan dan besi 1ebi_pakai dalam kebudayaan SaHuynh ialah dan keb ya ngSo. Benda-benda perunggu yang berhasil diteiilerah Sa Huynh berupa banyak sekali perhiasan, gelang, lonceng dan bejana-bejana kecil. Juga ditemukan beberapa manik-manik emas yang langka dan kawat perak. Selain itu ditemukan pula manik-manik beling dan watu agate bergaris dan banyak sekali manik-manik Carnelian (bundar, berbentuk cerutu). melaluiataubersamaini demikian, kebudayaan Sa Huynh diperkirakan berlangsung antara tahun 600 SM hingga dengan tahun Masehi.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Perkembangan Budaya Sa Huynh Insan Purba Di Indonesia"