Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Interpretasi Dan Historiografi Dalam Ilmu Sejarah

Pengertian Interpretasi Dan Historiografi

Berikut ini ialah definisi tetang Interprestasi dan juga Historiografi dalam ilmu sejarah yang harus kita ketahui bersama.

Interpretasi

Pada tahap ini penulis sejarah melaksanakan penafsiran (interpretasi) terhadap sumber-sumber sejarah yang sudah terpilih sebagai bukti penelitiannya. melaluiataubersamaini demikian, sesuatu yang tersirat dan tersurat dalam peninggalan tersebut sanggup dikomunikasikan. misalnya: Prasasti Yupa dan Kutai sebut bahwa Raja Mulawarman melaksanakan penyembelihan binatang korban di sebuah kawasan yang berjulukan waprakeswara. Karena waprakeswara ialah kawasan pemujaan terhadap Dewa Siwa, maka sejarawan menginterpretasikan bahwa Raja Mulawarman beragama Hindu Siwa (pemuja tuhan Siwa sebagai tuhan utama).

Sejarah sebagai dongeng selalu mengandung dua hal yaitu : data dan tafsiran atas suatu tragedi sehingga bisa terjadi tragedi yang sama dkisahkan dengan wacana yang tidak sama, bahkan dengan tekanan yang tidak sama pula. Perbedaan tersebut terjadi alasannya ialah di antara penulis dan saksi sejarah mempunyai pandangan, wawasan, interest (ketertarikan), ideologi, kepentingan kelompok, latar belakang sosial dan tujuan penulisan yang tidak sama. Faktor lain yang mengakibatkan perbedaari itu ialah alasannya ialah perbedaan pilihan terhadap fakta-fakta yang ada serta perbedaan penafsiran terhadap fakta-fakta tersebut. Misalnya, Bangsa Indonesia rnenganggap Pangeran Diponegoro sebagai pahiawan, sedangkan Belanda menyebutnya sebagai pemberontak. Bangsa Indonesia menganggap tanggal 17 Agustus 1945 sebagai han kemerdekaannya setelah melalui usaha yang panjang, sedangkan Belanda menganggap kemerdekaan Indonesia ialah pemdiberiannya melalui Penyerahan Kedaulatan pada tanggal 27Agustus 1949, setelah melalui Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Historiografi

Pada tahap terakhir mi sejarawan melaksanakan penyusunan dongeng sejarah sesuai dengan norma-norma dalam disiplin ilmu sejarah. Di antaranya yang paling penting penyusunan tersebut haruslah kronologis. Di samping itu, dalam penulisan dongeng sejarah haruslah diupayakan seadil mungkin menghindari adanya penyimpangan. Walaupun demikian, unsur-unsur subjçktivitas seringkali susah dihindari alasannya ialah perbedaan penafsirari dan latar belakang penulisnya.



Kadar sub jektivitas dalam penulisan sejarah juga ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai diberikut.

  • Sikap Berat Sebelah Pribadi
misal dan hal mi tentang peranan golongan fnuda ketika ketika prokiamasi kemerdekaan harus diputuskan. Dalam memorinya Adam Malik, B.M. Diah, Sidik Kertapati, En Sudewo, ingin menawarkan andil besar golongan cowok dengan fakta yang besar lengan berkuasa untuk meyakinkan Sukarno-Hatta supaya bersedia memprokiamasikan kemerdekaan tanpa menunggu izin dan pemermntah pendudukan Jepang. Akan tetapi, dalam artikelnya tentang legenda dan realitet, Bung Hatta menolak adanya anggapan seakan-akan golongan bau tanah gundah bertindak kalau tidak didesak oleh golongan muda. Sebaliknya Bung Hatta membela pihaknya dengan menyampaikan golongan bau tanah sudah menawarkan kematangan perasaan dan bisa mengendalikannya pada ketika saat yang gawat, ketika pemuda-pemuda dianggap menawarkan perilaku yang emosional.

  • Prasangka Kelompok
Prasangka kelompok yaitu perilaku berat sebelah bukan alasannya ialah langsung tetapi kelompok, contohnya pegawai negeri atau birokrat, pengusaha, buruh, dan militer. Kelompok itu bisa berupa kelonipok kecil, tetápi juga bisa berupa kelompok besar ibarat suku bangsa atau bahkan bangsa.

  • Pandangan Hidup yang Berbecla Tentang Pengerak Sejarah
Bangsa Indonesia meyakini bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh dihayati sebagai hasil usaha rakyat Indonesia dan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga sejarah ditafsirkan dalam kaitannya dengan kekuasaan Tuhan, sedangkan penganut fatwa Marxisme menganalisis sejarah dengan memakai cara berpikir historis materialisme.

Mengingat demikian luasnya obyek penelitian sejarah, maka dalam rangka penelitian dan penulisan sejarah (historiografi), sejarawan membutuhkan ilmu-ilmu menolong sejarah dan ilmu dasar sejarah. Ilmu pengetahuan yang termasuk dalam ilmu menolong sejarah, contohnya arkeologi, antropologi, sosio1og, sedangkan yang termasuk dalam ilmu dasar sejarah, contohnya kronologi, ikonografi, efigrafi, dan numismatik. Cobalah kalian can pengertian dan ilmu-ilmu menolong sejarah dan ilmu dasar sejarah dan engkaus atau buku-buku rujukan lainnya!

Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Pengertian Interpretasi Dan Historiografi Dalam Ilmu Sejarah"