Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Sosiologi Sebagai Ilmu Dan Contohnya

Sosiologi Sebagai Ilmu


Sosiologi termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial (social science). Sosiologi juga disebut ilmu kemasyarakatan, dan termasuk ilmu yang masih muda usianya Sosiologi sebagai ilmu, gres muncul pada era ke-19, dipopulerkan oleh seorang filosof Prancis yang berjulukan Auguste Comte (1798—1853). Di dalam bukunya Course de Philosophie Positive, ia menunjukan bahwa pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan hingga pada tahap terakhir, yaitu tahap ilmiah. Karena j asanya, Comte disebut Bapak Sosiologi lantaran ia yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas dan ilmu filsafat dan berdiri sendiri semenjak pertengahan era ke-19. Beberapa sarjana mempersembahkan definisi-definisi wacana sosiologi sebagai diberikut.
  • Roucek dan Warren menyampaikan bahwa sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari kekerabatan antara insan dengan kelompok-kelompok.
  • William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff menyampaikan bahwa sosiologi yaitu penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
  • Pitirim A. Sorokin menyampaikan bahwa sosiologi yaitu suatu ilmu yang mempelajari:
  1. hubungan dan efek timbal balik antara guaka macam gejalag ejala sosial (misalnya, antara tanda-tanda ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, aturan dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya);
  2. hubungan dan efek timbal balik antara gej ala sosial dengan tanda-tanda nonsosial, misalnya, tanda-tanda geografis, biologis, dan sebagainia;
  3. ciri-ciri umum dan tiruanajenis gejala-gejala sosial.
  • Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengemukakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat yaitu ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Dijelaskan pula bahwa struktur sosial yaitu keseluruhan jalinan ntara unsur-unsur dalam masyarakat yang pokok, yaitu kaidah-kaidah (norma-norma kemasyarakatan), lembaga-lembaga, kelompok-kelompok, serta lapisan-lapisan dalam masyarakat. Sedangkan proses sosial yaitu efek timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, umpamanya, efek timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan kehidupan politik, antara segi kehidupan aturan dengan kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dengan kehidupan ekonomi, dan sebagainya. Masihkah Anda ingat betapa ketidakjelasan kebijakan pemerintah yang menjadikan semakin terpuruknya keadaan ekonomi Indonesia? Atau sebagian masyarakat kita yang beragama Islam menuntut dimasukkannya syariat Islam dalam aturan di Indonesia? Itu yaitu sebagian pola dan kekerabatan timbal balik antara banyak sekali segi kehidupan dalam masyarakat.

  • Hassan Shadily, dalam bukunya Sosiologi Masyarakat Indonesia, sebut bahwa sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ilcatan-ikatan antarmanusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud  hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserjkatan hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memdiberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap komplotan hidup manusia. Untuk menganalisis cara hidup dan bergaul manusia, berdasarkan Shadily, dipelajari sifat-sifat biologi manusia, ibarat perasaan lapar, sakit, takut, kebutuhan seks yang lebih banyak diatur oleh peradaban masyarakatnya. Karena sosiologi rnempelajari insan sebagai anggota masyarakat, dengan sendirinya dengan ilmu-ilmu masyarakat lainnya ibarat hukum, ekonomi, ilmujiwa, antropologi, dan sebagainya. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya cabang-cabang dalam sosiologi, ibarat sosiologi perekonomian, sosiologi industri, sosiologi organisasi, dan lain-lain, yang mengkaji budaya, hukum, industri, dan lain sebagainya, dan sudut pandang sosiologi.

Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu memiliki ciri-ciri sebagai diberikut.
  1. Bersifat empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan nalar sehat yang kesudahannya tidak bersifat spekulatif.
  2. Bersifat teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil observasi yang aktual di lapangan, dan abstraksi tersebut ialah kerangka dan unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan kekerabatan sebab-akibat.
  3. Bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibuat berdasarkan teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas, dan diperhalus.
  4. Bersifat nonetis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baikb uruknya fakta tertentu, akan tetapi menunjukan fakta tersebut secara analitis.

Menurut Prof. Dr. M.M. Djojodigoeno, S.H., sosiologi bersifat mengawikan, artinya sosiologi ingin mengetahui keadaan bahwasanya dan kehidupan bermasyarakat. Plato, Aristoteles, Hobes, dan Spinoza mempersembahkan hal yang tidak sama. Mereka memandang masyarakat dan sudutpandang normatif dan finalis. Normatif artinya menegakkan norma norma untuk kehidupan kolektif yang baik. Finalis artinya mencita-citakan organisasi sosial politik yang sempurna. Buku Sosiologi Suatu Pen gantar yang ditulis Soerjono Soekanto, menyampaikan bahwa sosiologi yaitu ilmu sosial yang murni, abstrak, rasional dan empiris, bersifat umum, serta berusaha mencari pengertian umum. Menurut pengertiannya, hakikat sosiologi yaitu sebagai diberikut.
  1. Sosiologi yaitu ilmu sosial.
  2. Sosiologi bukan ialah disiplin ilmu Gambar 1 . Seperti gedung yang diba kuat. 
  3. Sosiologi pun dibangun di atas ton normatif, melainkan disiplin ilmu teori yang terus diperbaiki dan diperbarui
    kategoris, yang membatasi din pada insiden sampaumur mi, bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
  4. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure-science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Misalnya, para sosiolog mengemukakan pendapat yang berkhasiat untuk petugas administrasi, pembentuk undang-undang, diplomat; guru-guru, dan sebagainya.
  5. Sosiologi ialah ilmu pengetahuan abstrak, bukan ilmu pengetahuan koikret. Dalam sosiologi, yang dIperhatikan yaitu bentuk dan pola peristiwa-peristiwa masyarakat.
  6. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum,
    serta mencari prmnsip-prinsip dan hukum-hukum umum dan interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
  7. Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal mi menyangkut metode yang digunakan.Sosiologi ialah ilmu pengetahuan umurn, bukan pengetahuan khusus.

melaluiataubersamaini melihat uraian dan para andal sanggup disimpulkan bahwa msosiologi ialah ilmu pengetahuan sosial yang berdiri sendiri dan memiliki objek studi tersendiri. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan lantaran di dalamnya mengandung pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang sanggup dipahami nalar pikiran, sanggup ditelaah, serta sanggup dikontrol secara kritis (dapat dilihat kesalahan dan kekeliruannya) oleh orang lain yang ingin mengetahuinya.

Sumber Pustaka: Bumi Aksara

Post a Comment for "Pengertian Sosiologi Sebagai Ilmu Dan Contohnya"