Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Tayammum, Syarat Dan Rukunnya

1. Dan bila engkau sakit, atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat membuang air (kakus), atau menyentuh perempuan, kemudian engkau tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (membersihkan); sapulah muengkau dan tanganmu dengan tanah itu. (Q.S. A1 Maidah : 6).

2. Dari Abi Umamah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Dijadikan bumi itu seluruhnya untukku dan ummatku menjadi tempat bersujud dan menjadi alat bersuci. Maka dimana saja seseorang dari ummatku diwajibkan shalat, maka disampingnya ada alat untuk bersucinya". (H.R. Ahmad dari Abi Umamah). 

A. Pengertian Tayammum

Bertayammum ialah : Bersuci sebagai pengganti berwudhu` atau mandi dengan bubuk membersihkan sebagai alat bersuci, dengan cara menyapu muka dan kedua tangan lengan syarat-syarat tertentu:

B. Syarat-syarat Bertayammum

Untuk diperbolehkannya bertayammum dengan bubuk sebagai pengganti wudhu` atau mandi perlu dipenuhi beberapa syarat, yakni:

1. Adanya halangan atau ber`udzur menggunakan air, baik memang berhalangan menggunakan air contohnya sakit yang akan memba-hayakan yang bersangkutan bila badannya disiram air, atau dalam bepergian perjalanan dan tidak ada air untuk bersuci.

2. Sudah masuk waktu shalat.

3. Sudah berusaha menpari air tetapi tidak mendapatkannya. Ini bagi yang berhalangan menggunakan air lantaran tidak ada air. 

4. Debu atau tanah yang digunakan sebagai alat bersuci haruslah bubuk yang suci, jadi dihentikan bertayammum dengan bubuk kotoran atau bubuk bercampur kotoran sebagai alat bersuci.

5. Najis Arang melekat pada tubuh sudah dihilangkan terlebih lampau.

Tayammum yang diharapkan 5 syarat tersebut di atas ialah ialah tayammum wajib, artinya sebagai pengganti berwudhu` yang wajib dilakukan untuk menjalankan shalat wajib atau sebagai ganti mandi yang wajib untuk mengahadapi shalat wajib, atau untuk pengganti menghilangkan najis hukmiyah pada tubuh seorang yang berhalangan menggunakan air untuk menghadapi shalat yang wajib. Jalan pikiran yang kita pakai ialah : 

1. Mengerjakan shalat lima waktu ialah wajib ain, sehingga mesti dilaksanakan oleh masing-masing orang yang mukallaf. 

2. Jika sudak masuk waktu shalat, maka semenjak waktu itulah kewajiban shalat dihadapkan kepada kita. 

3. Shalat yang diwajibkan atas kita untuk dikerjakan itu disyaratkan bersuci terlebih lampau, sehingga dengan demikian maka bersuci untuk menghadapi shalat wajib ialah menjadi wajib. 

4. Jika kita berhadats-kecil kita bersuci dengan berwudhu`, maka wudhu` untuk menghadapi shalat wajib menjadi wajib pula.

Jika kita berhadats-besar, contohnya junub yang mewajibkan mandi untuk menjadi suyi, maka mandi junub untuk menghadapi shalat wajib menjadi wajib pula. Jika pada sebagian anggauta tubuh kita terkena najis yang melekat pada pecahan anggauta yang untuk sucinya wajib dicuci dengan air semoga menghilangkan najis, atau zatnya najis sanggup dihilangkan, tetapi hukumnya wajib mencuci najis dengan air masih tetap, maka mencuci secara hukmiyah najis yang ada pada tubuh tersebut menjadi wajib pula.

5. Dalam pada itu kita berhalangan menggunakan air sebagai alat bersuci baik lantaran tubuh kita sakit dan berbahaya bila kita kenakan air, atau memang kita tidak mendapat air setelah berusaha mencarinya, contohnya dalam perjalan jauh (hal ini kerap terjadi di padang pasir). melaluiataubersamaini demikian maka kedudukan tayarnmum ialah menggantikan bersuci yang wajib, sehingga bertayammum menjadi wajib pula.

6. Bertayammum untuk menghadapi shalat wajib berarti bersitat insidential dan sebagai bersuci pengganti, tidak ialah hal yang permguan atau terus-menerus. melaluiataubersamaini demikian maka bertayammum ialah bersuci pengganti sebagai gantinya bersuci dengan air yang pada suatu ketika tertentu berhalangan menggunakan air, baik lantaran sakit maupun memang air tidak ada. 

C. Rukun Tayammum

Untuk sah serta lengkapnya tayammum diharapkan rukun-rukunnya, yakni :
1. Niyat atau kesengajaan bertayammum sebagai bersuci pengganti.
2. Menyapu muka dengan bubuk atau tanah.
3. Menyapu dua tangan hingga ke siku dengan bubuk atau tanah.
4. Mentertibkan rukun-rukunnya.
 

D. Sunat-sunat Tayammum

  • Membaca basmalah yakni Bismillaahirrahmaanirrahiim.
  • Menghembus dua tapak tangan yang berdebu semoga supaya bubuk atau tanah di atas tapak tangan menjadi tipis.
  • Membaca do`a menyerupai terdapat pada wudhu`.

E. Yang Membatalkan Tayammum

Oleh lantaran tayammum ialah sebagai bersuci pengganti maka segala hal yang membatalkan wudhu` juga membatalkan tayammum. Di samping itu oleh lantaran tayammum disebabkan lantaran berhalangan menggunakan air, maka dengan lenyapnya halangan tersebut maka menjadi batallah tayammum. Makara bagi orang yang sakit, tayammum batal lantaran halangan menggunakan air, sedang bagi yang berhalangan menggunakan air lantaran tidak ada air maka tayammum menjadi batal lantaran adanya air.

F. Praktek Bertayamum

1. Agama Islam ialah Agama yang simpel dan mudah dilaksanakan, dan sanggup dilaksanakan oleh siapapun dan di manapun bagi yang ingin melaksanakannya, di manapun seseorang berada dan bagaimanapun keadaannya. Dalam kesempitan maka Agama Islam selalu membuka peluang dan kelonggaran-kelonggaran untuk melakukan kewajib-an-kewajiban Agama. Agama Islam tidak mempersusah manusia, spesialuntuk insan sendirilah yang mempersusah dirinya sendiri.

2. Orang yang sedang ditimpa penyakit yang membahayakan anya, atau ia dalam keadaan bepergian, sedangkan dalam perjalanan ia perlu bersuci dengan air untuk menghadapi shalat wajib, sedang pada dirinya terdapat hadats atau junub sehingga perlu berwudhlu atau mandi atau melenyapkan najis pada badannya, sedangkan ia berhalangan menggunakan air ataupun memang tidak ada air, maka Agama Islam memdiberi jalan dan cara bersuci ialah dengan bertayammum.

Hal ini bagi di Indonesia yang di mana-mana ada air mungkin tidak begitu terasa pentingnya peraturan bertayammum ini, akan tetapi bagi mereka yang di tempat yang sukar air menyerupai di padang-padang pasir,orang yang dalam perjalanan di atas kapal, maka adanya peraturan bertayammum sebagai bersu-ci pengganti ini sangat besar faedahnya. Bertayammum yang di mana-mana biasa terjadi ialah tayammum bagi orang sakit yang berhalangan menggunakan air.

3. Apabila kita akan menjalankan shalat-wajib sedangkan pada waktu itu kita berhalangan menggunakan air, baik lantaran sakit maupun memang tidak ada air, maka kita bersuci dengan tayammum sebagai ganti wudhu' atau mandi.

 maka bertayammumlah dengan tanah yang baik  Pengertian Tayammum, Syarat dan Rukunnya

Kita tidak usah resah terhadap ketentuan bersuci dengan bubuk atau tanah ini dengan alasan pandangan, bersuci kok malahan dengan debu, apakah tidak berarti mengotorkan diri? Pandangan yang demikian ialah salah, lantaran perintah Agama dan titah Allah itu pastilah memiliki hikmat dan maksud yang lebih mendalam yang insan dengan akalnya sukar sanggup hingga kepada hikmat titah Agama itu secara niscaya dan sempurna menyerupai apa yang dimaksud oleh penciptanya. 

4. Dalam peribadatan, kita dihentikan membantah titah Agama, baik titah Allah maupun titah RasulNya, paling banter kita berhak mencahari diam-diam apakah yang terkandung dalam Agama Islam mensyari'atkan tayammum sebagai pengganti wudhu' atau mandi ini, contohnya untuk mensucikan diri dan jiwa kita dengan mengingatkan kembali kepada asal dijadikannya insan ialah dari tanah, sehingga dengan tayammum kita akan ingat kepada asal bencana kita.

Hal ini boleh kita pakai sekedar untuk lebih memantapkan kita dalam  menjalankan ibadat kepada Allah, akan tetapi dihentikan kitatrnenjalankan ibadat kepada Allah yang mensyari`atkan tayammum sebagai ganti wudhu' atau mandi itu, yakni bersuci dengan tanah itu,semata-mata spesialuntuk lantaran supaya insan ingat akan asal kejadiannya. Yang pokok dalam diberibadat ialah taat pada perintah Agama untuk menawarkan kepatuhan kepada Allah. 

5. Apabila waktu shalat wajib sudah masuk, maka menurut syarat-syarat yang sudah ditentukan di atas, kita bertayammum dengan niyat atau kesengajaan sebagai ganti wudhif atau mancli lantaran Allah. Mula-mula kita sediakan bubuk yang membersihkan kemudian kita berniyat (bersengaja) bertayammum.

Kemudian kedua tapak tangan kita yang membersihkan kita tapakkan pada debu, kemudian kita usapkan muka kita perlahan-lahana Kem.udian kita membersihkankan kedua tapak tangan sehabis mengusapkannya pada muka tersebut sehingga hilang debu-debunya. Kemudian kita tapakkan kedua tangan untuk kedua kalinya dan tapak ajun untuk mengusap tangan kiri, sedang tapak kiri untuk mengusap tangan kanan. Selesai bertayammum kita berdo`a menyerupai terdapat pada wudhu'.




Sumber Pustaka: PT. AL Ma'arif

Post a Comment for "Pengertian Tayammum, Syarat Dan Rukunnya"