Sejarah Perkembangan Musik Kawasan Dan Tokoh Seni Musik Daerah
Sejarah Perkembangan Musik Daerah Dan Tokoh Seni Musik Daerah
Berkut ini ialah sejarah perkembangan musik kawasan dan tokoh-tokoh seni musik kawasan yang perlu kita ketahui bersama.
Sejarah Perkembangan Musik Daerah Jawa
Pemunculan musik kawasan sangat bermacam-macam sesuai dengan keragaman budaya setempat. Berbagai macam watak istiadat, pandangan budaya, dan sistem religi seha sistem sosial yang ada menghipnotis warna dan karakteristik musik daerah. Hal yang sama terjadi pada musik gamelan Jawa. Musik gamelan Jawa ialah manifestasi atau perwujudan dan tata kehidupan orang Jawa, yang secara filosofis tercerinin dan initologi sejarah kelahiran gamelan Jawa itu sendiri. Gamelan Jawa ialah salah satu bentuk musik yang dipakai sebagai media untuk mengekspresikan atau mengungkapkan isi jiwa orang Jawa.
Menurut sejarahnya, gamelan Jawa lahir seiring dengan hadirnya para iinigran yang membawa kepercayaan Hindu ke Indonesia. Menurut pujangga Ronggowarsito dalam bukunya Pustaka Raja Purwa, sebut bahwa gamelan Jawa terdapat di Indonesia sekitar tahui:i 326 Caka (404 Masehi). Menurut kepercayaan Hindu, gamelan diciptakan oleh Batara Indra atas perintah Hyang Gin Nata yang didiberikan kepada Raja Karna dan negeri Purwacarita. Selain itu, di Jawa juga ter&pat dongeng-dongeng rakyat, menyerupai Aji Saka yang menunjukkan bahwa Hindu begitu besar lengan berkuasa pengaruhnya dalam system kehidupan masyarakat Jawa.
Keunikan Karya Musik Daerah
Kemunculan musik kawasan di wilayah nusantara tidak terang waktu dan penciptanya. Akan tetapi, kehadiran musik kawasan meiniliki peranan besar dalam mendukung keragaman budaya nusantara. Musik kawasan ialah musik tradisi dan kawasan tertentu. Musik kawasan spesialuntuk berkembang dalam ruang lingkup yang terbatas di wilayah tertentu, dan selanjutnya diwariskan secara bebuyutan dan generasi ke generasi. Musik kawasan diciptakan oleh sekelompok masyarakat tertentu sehingga cirri-cirri etnisnya akan muncul pada warna musik tersebut.
Hal semacam ini sanggup dilihat pada setiap lagu daerah. Pada umumnya, lagu kawasan memakai bahasa dan instrumen (alat musik) kawasan setempat dengan gaya, ekspresi, atau penyampaian yang tidak sama-beda. Sebagai contoh, lagu-lagu kawasan Jawa Tengah memakai bahasa Jawa dengan verbal lembut dan tenang, sedangkan lingkungan masyarakat yang keras akan memunculkan lagul agu dengan gaya dan irama yang keras pula.
Oleh sebab itu, musik kawasan banyak diwarnai oleh ciri khusus budaya masyarakat setempat yang menggambarkan pola hidup masyarakat pendukungnya. Musik kawasan sama halnya dengan hasil budaya lain yang sanggup bertahan dan tetap hidup kalau masih ada masyarakat pendukungnya.
Tokoh-Tokoh Seni Musik Daerah
Hampir setiap kawasan meiniliki tokoh musik daerah. Seniman atau tokoh musik kawasan di antaranya yakni sebagai diberikut.
- Raden MachyarAngga Koesoemadinata (Jawa Barat). Beliau sudah berjasa memdiberi nama (lambang) dan nada-nada alat musik tradisional Sunda berupa da, ini, na, ti, Ia sehingga memungkinkan musik kawasan ini sanggup dikembangkan dan dipelajari oleh kawasan lain.
- Koko Koswara /Mang Koko (Jawa Barat). Tokoh ini merubah nada dasar da ini na ti/a da untuk tangga nada pelog dalam tiga nada dasar. Selain itu, Mang Koko membuat beberapa lagu Sunda, di antaranya yakni Sekar Gending.
- Daeng Soetigna (Jawa Barat). Jawa Barat selain meiniliki alat musik berupa gamelan, juga populer dengan alat musik tradisional berupa angidung. Semula angklung disusun menurut tangga nada pelog dan slendro, berkat Daeng Soetigna musik tradisional angklung diubah memakai tangga nada diatonis. Berkat perjuangan dia pula, seni musik angklung dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun mancguagara.
- Ki Narto Sabdo (Jawa Tengah). Selain sebagai dalang, dia ialah tokoh musik gamelan yang banyak membuat lagu-lagu dolanan (mainan), menyerupai Ayo Praon, Lumbung Desa, dan Lesung Jumengglung. Selain itu, dia juga membuat lagu-lagu dengan aneka macam versi, di antaranya Parahyangan versi Sunda dan Selendang Ungu versi Bali. Berikut pola lagu Jawa yang diciptakan oleh Ki Narto Sabdo berjudul Swara Suling.
Swara suling ngumandhang swargua.
Thutat thulit kepenak unine.
Unine mung nrenyuhake bareng lan ken trung.
Ketipung suling sigrak kendhanggua.
(Terjemahan)
Suara suling melengking bunyinya.
Tulat tulit lezat didengarkan.
Suaranya merasuk dalam hati bersamaan dengan kentrung.
Ketipung suling sigap gendangnya.
Syair (cakepan) tembang di atas menggambarkan begitu indahnya sebuah menu musik Jawa yang terdiri dan suling, kentrung, ketipung, dan gendang. Alat-alat musik gamelan tersebut kalau dibunvikan secara bersamas ama akan merasuk ke dalam hati dan membuat terhibur hati orang yang mendengarkannya. Selain Ki Narto Sabdo, tokoh musik kawasan yang berasal dan Jawa Tengah yaitu Anjar Ani dan Manthous.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Sejarah Perkembangan Musik Kawasan Dan Tokoh Seni Musik Daerah"