Pengertian Dan Paham Teori Kekuasaan
Wawasan nasional suatu bangsa dibuat dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik diuraikan sebagai diberikut:
Paham Kekuasaan
Perumusan wawasan nasional lahir menurut pertimbangan dan pemikiran terkena sejauh mana konsep operasionalnya sanggup diwujudkan dan dipertanggurgjawabankan. Karena itu, diharapkan landasan teori yang sanggup mendukung rumusan Wawasan Nasional. Teori-teori yang sanggup mendukung rumusan tersebut antara lain:
A. Paham Machiavelli (Abad XVII)
Gerakan pembaharuan (renaissance), yang dipicu oleh masuknya pemikiran Islam di Eropa Barat sekitar kurun VII sudah membuka dan menyebarkan cara pandang, bangsa-bangsa Eropa Barat sehingga menghasilkan peradaban barat modern ibarat sekarang.
Di bidang politik dan kenregaraan, motor atau sumberpemikirannya berasal dari Machiavelli, seorang pakar iimupolitik dalam pemerintahan Republik Florence, sebuah negara kecil di Italia Utara (sekitar kurun XVII). Dalam bukunya ihwal politik yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul "11 The Prince", Machiavelli mempersembahkan pesan ihwal cara membentuk kekuatan politik yang besar biar sebuah negara sanggup bangkit dengan kokoh. Di dalamnya terkandung beberapa postulat dan cara pandang ihwal bagaimana memelihara kekuasaan politik.
Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan diberikut: pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim, Iitik memecah-belah ( Vivide et impera') yaitu sah; dan ketiga, dalam dunia politik (yang disamakan dengan kehidupan hewan buas), yang besar lengan berkuasa niscaya sanggup bertahan dan menang.
Semasa Machiavelli hidup, buku "The Princen dihentikan beredar oleh Sri Paus sebab dianggap amoral. Tetapi setelah Machiavelli meninggal, buku tersebut menjadi sangat laris dan dipelajari oleh orang-orang serta dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para elite politik.
B. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
Kaisar Napoleon ialah tokoh revolusioner di bidang cara pandang, selain penganut yang baik dari Machiavelli. Napoleon beropini bahwa perang di masa depan akan ialah perang total yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional.
Dia beropini bahwa kekuatan politik harus didampingi oleh kekuatan logistik dan ekonomi nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah negara-negara di sekitar Prancis.
Karena itu terjadi invasi militer besar-bemasukan Napoleon terhadap negara-negara te-tangga dan pada balasannya ia tersandung di Rusia. Ketiga postulat Machiavelli sudah diimplementasikan dengan tepat oleh Napoleon, namun menjadi bumerang bagi dirinya sehingga pada akkir kariernya ia dimembuang ke pulau Elba.
C. Paham Jenderal Clausewitz (abad XVIII)
Pada era Napoleon, Jenderal Clausewitz sempat terusir oleh tentara Napoleon dari negaranya hingga ke Rusia. Clausewitz balasannya bergabung dan menjadi penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaimasukan Rusia. sepertiyang kita ketahui, invasi tentara Napoleon pada balasannya terhenti di Moskow dan diusir kembali ke Prancis.
Clausewitz, setelah Rusia bebas kembali, diangkat menjadi kepala sekolah staf dan komando Rusia. Di sana beliau menulis sebuah buku ihwal perang berjudul Vom Kriege (Tentara Perang). Menurut Clausewitz, perang yaitu keianjutan politik dengan cara lain.
Baginya, peperangan yaitu sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran inilah yang membenarkan Prusia berekspansi sehingga menjadikan Perang Dunia I dengan ke-kalahan di pihak Prusia atau Kekaimasukan Jerman.
D. Paham Feuerbach dan Hegel
Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbul-kan dua aliran besar Barat yang berkembang di dunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak lain. Pada kurun XVII paham perdagangan bebas yang ialah nenek moyang liberalisme sedang marak.
Saat itu orang-orang beropini bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara yaitu seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini tmemicu nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam mencari emas ke tempat lain.
INI yang memotivasi Columbus untuk mencari tempat baru, kemudian Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini pula yang mendorong Belanda untuk melaksanakan perdagangan (VOC) dan pada balasannya menjajah Nusantara selama 3,5 abad.
E. Paham Lenin (abad XIX)
Lenin sudah memodifikasirpaham Clausewitz. Menurutnya, perang yaitu kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme/ komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia yaitu sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia.
Karena itu, selama Perang Dingin, baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia. G.30.S/PKI yaitu salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menyampaikan bahwa paham komunisme ternyata berakhir secara tragis ibarat runtuhnya Uni Soviet.
F. Paham Lucian W Pye dan Sidney
Dalam buku Political Culture and Political Development (Princeton University Press, 1972), mereka mengatakan.: "Thepoatical culture of sociely consist of the system of empirical believe expressive symbol and values which devidens the situation in political action take place, it provides the subjective orientation to politics The political culture of sociely is highly significant aspec of the political systemn.
Para hebat tersebut mengambarkan adanya unsur-unsur subyektivitas dan psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa, Kemantapan suatu sistem politik sanggup dicapai apabila sistem tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan. melaluiataubersamaini demikian proyeksi eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi-kondisi obyektif tetapi juga subyektif dan psikologis.
PT. Gramedia Pustaka Utama
Post a Comment for "Pengertian Dan Paham Teori Kekuasaan"