Pengertian Penawaran Dan Penentunya
Pengertian penawaran (supply) mengandung dua unsur: jumlah barang atau jasa yang ditawarkan (dijual) dan tingkat harga tertentu. Daftar di atas memperlihatkan aneka macam jumlah buku yang ingin dijual Pak Bayu pada aneka macam tingkat harga pada ketika tertentu. Kesediaan Pak Bayu untuk menjual buku dengan aneka macam jumlah pada aneka macam tingkat harga tersebut ialah pola penawaran.
Seperti pada permintaan, kita pun perlu hati-hati merumuskan pengertian penawaran. Penawaran seringkali diartikan spesialuntuk sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Kadang-kadang orang menyampaikan "penawaran naik", padahal yang ia maksudkan ialah "jumlah barang dan jasa yang ditawarkan naik".
Pengertian tersebut mengandung kelemahan: benarkah banyak sedikit jumlah barang dan jasa yang ditawarkan semata-mata ditentukan oleh harga? Sebenarnya, banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan penjual tidak spesialuntuk dipengaruhi oleh harga barang tersebut. misal diberikut ini menggambarkan unsur-unsur penentu penawaran suatu mobil.
Seperti sudah kita pelajari dalam permintaan, dalam merumuskan pengertian penawaran, kita pun cukup menghubungkan harga dan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Hal-hal lain yang bergotong-royong turut memilih banyaknya barang yang diminta dianggap tidak berubah atau tetap (ceteris paribus).
Naik turunnya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dianggap sebagai akhir dari perubahan harga barang itu sendiri. Oleh alasannya ialah itu, kita merumuskan pengertian penawaran menurut anggapan bahwa faktor-faktor selain harga tidak berubah.
1. Enam Penentu Penawaran yang Dianggap Tidak Berubah
A. Biaya produksi
Biaya produksi memilih jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Harga materi baku yang mahal menjadikan harga produk yang tinggi. Biasanya dengan harga menyerupai itu, penjual akan memperlihatkan barang dan jasa dalam jumlah terbatas alasannya ialah takut tidak laku.
B. Teknologi
Peningkatan teknologi megampangkan produsen atau agen menyediakan barang dan jasa. Di samping itu, kemajuan teknologi membuat biaya produksi jadi semakin rendah. Semakin rendahnya biaya produksi menjadikan produsen atau agen sanggup memperlihatkan barang dan jasa dalam jumlah semakin banyak dengan harga yang sama.
Misalnya, untuk memproduksi peralatan rumah tangga dari kayu, Perusahaan Maju mengeluarkan biaya produksi Rp100.000,00 untuk tiap unit. Harga jual tiap unit Rp250.000,00. melaluiataubersamaini mesin pemotong dan penghalus kayu, Perusahaan Maju sanggup menekan biaya produksi menjadi Rp75.000,00 tiap unit. melaluiataubersamaini harga jual per unif tetap Rp250.000,00, Perusahaan Maju sanggup menjual produknya lebih banyak lagi.
C. Harga barang/jasa pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat, penjual akan menambah jumlah barang yang ditawarkan. Alasannya, konsumen akan beralih ke barang pengganti alasannya ialah harganya lebih rendah. Misalnya, kenaikan harga sabun deterjen mengakibatican konsumen beralih membeli sabun batangan. Keadaan itu mendorong para penjual sabun untuk lebih banyak memperlihatkan sabun batangan.
D. Pajak
Pajak menjadikan harga barang dan jasa semakin tinggi. Semakin tinggi tarif pajak, tingkat usul akan berkurang, dan penawaran juga berkurang.
E. Perkiraan harga di masa hadir
Jika perusahaan mempericirakan harga barang dan jasa naik, sementara biaya produksi berkurang atau pendapatan masyarakat meningkat, maka perusahaan akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Sebaliknya, dalam situasi krisis ekonomi, ketika biaya produksi melonjalc, harga barang dan jasa naik, dan pendapatan masyarakat tetap, perusahaan cenderung mengurangi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, atau bahkan beralih pada bidang perjuangan
F. Tujuan perusahaan
Jika perusahaan lebih bertujuan menguasai pasar daripada laba terbaik, perusahaan harus meningkatkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Dalam rangka menguasai pasar, perusahaan harus menekan harga barang atau jasa sehingga laba yang diperoleh kecil.
2. Kurva Penawaran
Penawaran buku Pak Bayu menyerupai sudah dicontohkan di atas sanggup disajikan dalam Tabel diberikut ini. Merupakan kurva penawaran. Dari kurva di atas terlihat bahwa kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Artinya, apabila harga buku tulis naik, maka jumlah buku tulis yang ditawarkan naik. Kita sanggup juga mengartikan: apabila harga buku tulis turun maka jumlah buku tulis yang ditawarkan turun.
Kita sudah mengetahui untuk tidak menyamakan usul dengan jumlah barang yang diminta. Kenaikan jumlah buku yang ditawarkan dari 100 menjadi 200 unit alasannya ialah harganya naik dari Rp4.000,00 menjadi Rp4.300,00 dihentikan ditetapkan sebagai kenaikan penawaran, tetapi ialah kenaikan jumlah barang yang ditawarkan. Alasannya, kenaikan tersebut masih berada dalam suatu kurva penawaran.
Sebenarnya, jumlah buku yang ditawarkan Pak Bayu sanggup saja berubah walaupun harga buku tidak berubah. Hal ini terjadi apabila faktor-faktor selain harga buku berubah. Faktor selain harga itu antara lain metode memproduksi buku, harga sumber daya atau faktor-faktor produksi untuk membuat buku, harga barang-barang lain yang berkaitan, dugaan prenjual terhadap harga di masa hadir, jumlah penjual di pasar, kebijakan pemerintah, kebijakan perusahaan, dan kompetisi di pasar.
Misalnya, apabila harga kertas naik, maka jumlah buku yang ditawarkan akan turun walaupun harga buku tidak berubah. Tabel 7.6 ini memperlihatkan jumlah buku yang ditawarkan Pak Bayu sebelum dan sehabis ada kenaikan harga kertas (bahan baku buku).
Menurut Tabel 7.6, apabila harga buku tulis Rp4.600,00 jumlah buku tulis yang ditawarkan sebanyak 300 unit pada ketika harga kertas belum naik, dan turun menjadi 290 unit sehabis harga kertas naik. Artinya, terjadi penurunan penawaran. Mengapa disebut sebagai penurunan penawaran? Alasannya, penurunan jumlah buku tulis yang ditawarkan ialah reaksi terhadap kenaikan harga kertas, bukan alasannya ialah perubahan harga buku tulis.
Penurunan penawaran tampak pada bergesernya kurva penawaran ke kiri: dari SS menjadi S1S1. Perhatikan peraga 7.4 pada halaman diberikut! Pada grafik tersebut, jumlah barang yang ditawarkan ditunjukkan oleh sumbu mendatar.
Pergeseran kurva usul dari SS menjadi SiSi ialah penurunan penawaran. Namun, penurunan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan sebagai akhir dari perubahan harga barang itu sendiri dihentikan ditetapkan sebagai penurunan penawaran alasannya ialah perubahannya masih berada di sepanjang kurva.
Perubahan dari titik B ke A masih dalam satu kurva, sedangkan perubahan dari titik B ke F sudah menggeser kurva. Dari B ke A ialah penurunan jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan dari B ke F ialah penurunan penawaran.
Kalau kurva penawaran bergeser ke kanan, artinya terjadi kenaikan penawaran. Kapan kurva sanggup bergeser? Saat terjadi perubahan dari salah satu atau lebih faktor-faktor yang tiruanla dianggap tetap. Perubahan faktor-faktor ceteris paribus menjadikan kurva penawaran bergeser.
3. Hukum Penawaran
Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan tingkat harga. Berarti, rumusan aturan penawaran spesialuntuk memperlihatkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dan tingkat harga. Faktor-faktor yang lain yang bergotong-royong sanggup memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan dianggap tidak berubah. Sesuai dengan aturan penawaran, kurva penawaran bergerak miring dari kiri bawah ke kanan atas.
4. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran memperlihatkan akhir perubahan harga terhadap jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Elastisitas penawaran sanggup kita ketahui dari nilai koefisien elastisitas penawaran (e). Koefisien elastisitas penawaran dihitung dengan membandingkan persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan (AQ) dengan persentase perubahan harga (—AP). Qo Po Elastisitas penawaran dilambangkan dengan es (e = elasticity = elastisitas, s = supply = suplai).
Apabila harga turun 2% dan jumlah barang yang ditawarkan turun 6% koefisien elastisitasnya sebesar 3.
Elastisitas penawaran sanggup dibagi menjadi lima macam, yaitu:
- Penawaran lentur uniter, bila es = 1
Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang dan jasa yang ditawarkan sebanding. Misalnya, bila harga komputer turun dari Rp4.500.000,00 menjadi Rp3.150.000,00 per unit (turun 30%),1 maka jumlah komputer yang ditawarkan turun dari 10.000 unit menjadi 7.000 unit (turun 30%). 30% 30%
- Penawaran elastis, bila es> 1 `.
Perubahan harga besar lengan berkuasa mencolok terhadap jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya, bila harga alat tulis naik dari Rp4.000,00 menjadi Rp4.600,00 per unit (naik 15%), maka jumlah alat yang ditawarkan naik dari 30.000 unit menjadi 42.000 (naik 40%).
40% e — = 2.67 s 15%
40% e — = 2.67 s 15%
- Penawaran inelastis (tidak elastis), bila es < 1
Perubahan harga sedikit besar lengan berkuasa terhadap jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya, bila harga buncis naik dari Rp3.000,00 menjadi Rp3.600,00 per kg (naik 20%), maka jumlah buncis yang ditawarkan naik sedikit dari 200 kg menjadi 210 (naik 5%). 5% s 15% = 0.25
- Penawaran inelastis sempurna, bila es = 0
Perubahan harga tidak besar lengan berkuasa terhadap jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Elastisitas fienawaran macam ini amat jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
- Penawaran lentur sempurna, bila es = N(tidak terhingga)
Pada harga tetap, jumlah barang dan j asa yang ditawarkan terus mengalir. Elastisitas penawaran macam ini amat jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kita kembali pada kasus penawaran buku tulis oleh Pak Bayu. Berdasarkan tabel 7.5, dan kurva penawaran pada Peraga 7.3, sanggup diperoleh e untuk pergeseran dari titik B ke titik C
Daftar Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Pengertian Penawaran Dan Penentunya"