Macam-Macam Petaka Yang Terjadi Di Indonesia
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kejadian alam yang kita alami. Peristiwa alam tersebut ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Peristiwa di alam yang merugikan yakni yang mengakibatkan bencana.
Bencana tersebut tentu saja mengakibatkan kerugian material dan kerugian lain bagi masyarakat. Bencana alam sanggup terjadi dalam skala kecil atau besar, bahkan ada yang digolongkan sebagai peristiwa nasional. Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya petaka yakni banyak orang menjadi korban, kerusakan lahan pertanian, jembatan, masukana umum, permukiman penduduk, tumbuhan, dan hewan. Beberapa jenis kejadian alam secara pribadi maupun tidak pribadi mempengaruhi kehidupan masyarakat sanggup dilihat dari uraian diberikut ini.
1. Gempa Bumi
Kita barangkali pernah mengalami dan mencicipi terjadinya gempa bumi dalam skala kecil maupun besar. Gempa bumi terjadi lantaran adanya pergeseran atau pergerakan lapisan tanah di dalam bumi atau di permukaan bumi Gempa bumi terdiri dari dua jenis, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.
a. Gempa Tektonik
Gempa tektonik yakni gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan permukaan bumi. Gempa jenis ini akan terasa dalam jarak tertentu. Titik sentra gempa dinamakan episentrum. Pusat gempa banyak terdapat di bahari atau samudra. Orang yang berada di daratan biasanya akan naerasakan gempa tektonik ini berupa getaran. Getaran tersebut diukur dengan skala richter. Gempa dengan kekuatan skala 1-5 richter tidak terlalu parah. Gempa dengan kekuatan di atas 5 skala richter akan mengakibatkan kerusakan yang parah dan banyak korban.
Lama getaran dari gempa bumi tektonik biasanya spesialuntuk beberapa detik saja. Beberapa kawasan yang pernah terkena gempa bumi tektonik yakni Liwa di Provinsi Lampung, Yogyakarta penggalan selatan, dan Sukabumi di Provinsi Jawa Barat.
Gempa bumi tektonik dalam skala kecil maupun besar biasanya tetap mengakibatkan akhir yang jelek bagi masyarakat. Mereka akan kehilangan tempat tinggal, binatang ternak, anggota keluarga, dan tanah pertanian. Mereka yang terkena musibah gempa bumi niscaya sangat memerlukan menolongan. Biasanya mereka untuk sementara ditampung di suatu tempat yang aman. Pihak pemerintah, PMI, atau para sukarelawan memmenolong kesusahan masyarakat akhir peristiwa gempa bumi.
b. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik yakni gempa yang terjadi lantaran tanda-tanda vulkanisme atau terjadinya letusan pegunungan berapi. Gunung berapi yang meletus selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan bumi di sekitarnya. Akibat dari gempa jenis ini sama dengan gempa jenis tektonik.
2. Banjir
Bencana banjir sering terjadi pada animo hujan. Banjir terjadi lantaran curah hujan yang tinggi, luapan air yang melebihi batas, hutan yang gundul, dan bangunan yang menututpi tanah. Banjir ada yang berskala kecil, ada juga banjir besar. Di kawasan yang terkena banjir pada umumnya akan kelihatan kumuh. Banyak bibit penyakit timbul, khususnya penyakit kulit.
Bekas-bekas genangan air akan tetap terlihat sampai air benar-benar surut. Di kawasan yang terkena banjir, acara masyarakatnya biasanya akan lumpuh. Terlebih-lebih kalau banjir itu besar dan berlangsung berhari-hari. Masyarakat mencari tempat pengungsian seadanya. Banyak faktor penyebab banjir, di antaranya sebagai diberikut:
- Pohon di hutan ditebangi secara sembarangan sehingga tidak ada akar tumbuhan yang menahan arus air.
- Pemmembuangan sampah di sungai yang menjadikan terganggunya kelancaran anutan air.
- Pendirian bangunan liar di sepanjang bantaran sungai sehingga mempersempit atau memperdangkal permukaan sungai. Akibatnya, arus air akan meluap di sepanjang jalur sungai tersebut
misal kawasan yang pernah terkena banjir besar yakni Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2001. Ketika itu selama lebih dari seminggu sebagian besar wilayah kota tergenang air. Penyebab utama terjadinya banjir tersebut di antaranya lantaran banyak bangunan yang didirikan di kawasan Puncak, Jawa Barat, yang mengganggu kawasan resapan air sehingga arus air hujan dari kawasan Bogor dan sekitarnya tertumpah ke Jakarta.
3. Gunung Meletus
Gunung meletus ialah tanda-tanda alam vulkanik. Letusan pegunungan yang terjadi berasal dari pegunungan berapi yang masih aktif. Proses sebelum pegunungan berapi meletus biasanya sanggup diketahui dari awal oleh masyarakat di sekitar pegunungan tersebut. Jadi, seandainya pegunungan tersebut akan meletus, masyarakat biasanya sudah siap mengungsi.
Hal ini disebabkan pegawanegeri pemerintah selalu memantau keadaan pegunungan berapi aktif setiap dikala dengan memakai alat yang disebut seismograf dan seismometer. Para petugas selalu mengamati melalui pos pemantau. Adapun beberapa tanda kalau pegunungan berapi akan meletus yakni udara terasa semakin gerah, banyak binatang hutan berlarian dari lereng pegunungan ke kampung-kampung, dan gempa-gempa kecil sering terjadi.
misal kejadian ibarat itu pernah terjadi di Gunung Merapi yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dahsyatnya letusan pegunungan itu membawa peristiwa bagi masyarakat serta kehidupan di sekitarnya. Lahar gerah menjadikan sebagian besar ternak mati. Beberapa penduduk yang tidak sempat mengungsi meninggal dunia terbakar lahar gerah. Untuk mencegah akhir yang lebih buruk, dalam jarak tertentu kawasan sekitar pegunungan ditetapkan tertutup bagi masyarakat.
4. Angin Topan
Angin angin ribut yakni gerakan udara yang berputar dengan cepat. Angin angin ribut disebut juga angin puting beliung atau angin puyuh. Angin angin ribut sanggup terjadi dimana saja. Biasanya angin angin ribut terjadi di kawasan dataran tinggi. Angin angin ribut sanggup menghancurkan perkebunan, perumahan, dan mengakibatkan korban manusia.
Angin angin ribut ialah salah satu angin yang mengakibatkan peristiwa alam. Masyarakat di kawasan Jawa menyebut angin ini dengan lesus. Selain angin angin ribut ada angin lain yang sanggup mengakibatkan bencana, yaitu angin gerah dan kering yang merusak perkebunan. Di Sumatra angin ini disebut bohorok, di Jawa Barat disebut kumbang, di Jawa Timur disebut gending, di Sulawesi Selatan disebut berubu, dan di Papua disebut wambrau.
Peristiwa-peristiwa alam ibarat gempa bumi, banjir, angin topan, dan pegunungan meletus sanggup mempengaruhi kehidurpan sosial masyarakat di sekitar tempat kejadian. Dampak dari kejadian alam tersebut yakni terganggunya acara sehari-hari masyarakat dan kerusakan lingkungan yang biasanya cukup parah. Misalnya, penduduk kehilangan tempat tinggal dan acara ekonomi terganggu.
Daftar Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Macam-Macam Petaka Yang Terjadi Di Indonesia"