Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian
A. Faktor Pembentuk Kepribadian
Adapun faktor-faktor yang sanggup membentuk kepribadian seseorang yaitu sebagai diberikut:
- Faktor biologis
Faktor biologis ialah faktor kelahiran insan dan korelasi sedarah. Faktor biologis mempersembahkan peranan penting dalam membentuk otot, pembentukan kerangka, perawakan tinggi-pendek, anggota badan dan fungsinya, warna kulit, gerakan refleksi tubuh, kemampuan kecerdikan ibarat kecerdasan, kemampuan berpikir dan beranalisis serta kemampuan daya insting.
- Faktor kultural dan peradaban
Faktor kultural dan peradaban ialah faktor sejarah hidup insan di dalam peradaban dan kebudayaan, yang menyangkut kumpulan nilai-nilai, konsep-konsep, pengetahuan, dan kebiasaan insan dalam hidup bermasyarakat. Nilai-nilai budaya mempersembahkan tugas besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
- Faktor keluarga
Keluarga ialah pondasi dasar dalam membentuk kepribadian seseorang. Seseorang mencar ilmu bagaimana diberinteraksi dari keluarga. Mengenal adat-istiadat, melaksanakan kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, etika, dan nilai-nilai juga dari keluarga.
- Faktor sosial dan lingkungan
Faktor sosial dan lingkungan juga mempunyai imbas yang cukup berpengaruh dalam membentuk kepribadian. Terkadang seseorang yang pada awalnya baik, tetapi lingkungan sosialnya kurang baik, sehingga membuat orang tersebut mempunyai kepribadian yang tidak baik.
B. Kekuatan Pribadi (Personality Power)
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali Anda menyaksikan orang-orang yang berhasil/sukses dan orang-orang yang gagal. Jika Anda bertanya kepada setiap orang, pastinya mereka ingin menjadi orang yang berhasil. Tidak ada orang yang iSginginkan kegagalan.
Mengapa ada orang yang bisa sukses dan ada yang tidak? Salah satu kuncinya yaitu memanfaatkan kekuatan pribadi (personality power). Kekuatan pribadi yaitu kemampuan atau potensi chri yang dimiliki oleh seseorang, baik yang dibawa semenjak lahir (genetik) maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran yang masih terpendam di dalam dirinya, dan menunggu untuk diwujudkan menjadi manfaat nyata dalam kehidupan manusia. Untuk mengetahui kekuatan pribadi apa saja yang ada pada dirinya, seseorang sanggup melihat dengan memperhatikan jenis-jenis potensi sebagai diberikut:
- Potensi fisik
Potensi fisik ialah keadaan jasmani yang mencakup sebagai diberikut.
- Penampilan fisik, apakah seseorang tergolong cantik, tinggi, gagah, atau sebaliknya.
- Kualitas indra (kemampuan melihat, mendengar, meraba, penciuman, apakah tergolong baik atau sebaliknya).
- Daya tahan tubuh, apakah badan seseorang tergolong sehat, segar, bugar, kuat, dan kesehatan yang baik secara umum atau sebaliknya.
- Potensi nonfisik
Potensi nonfisik mencakup potensi intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial. Simak uraian diberikut:
1. Potensi intelektual (Intelligence quotient/IQ)
Menurut Marthen Pali, inteligensi yaitu keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Marthen Pali menggambarkan taraf kecerdasan seseorang dengan mempersembahkan penilaian ibarat yang terlihat di dalam tabel diberikut. Untuk mengetahui inteligensi seseorang, sanggup dilakukan dengan Tes Psikologi/Tes IQ, atau sanggup eksklusif melihat nilai-nilai hasil mencar ilmu di sekolah.
2. Kecerdasan emosional (Emotional quotient/EQ)
Menurut Daniel Goleman, EQ yaitu kemampuan individu untuk mengenali emosi (perasaan) diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi itu dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Ciri-ciri seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional, antara lain sebagai diberikut:
a) Dapat memotivasi diri sendiri.
b) Tidak praktis stres dan frustasi.
c) Dapat mengatur dan mengendalikan suasana hati.
d) Berempati dan berdoa.
3. Kecerdasan spiritual Kecerdasan spiritual ialah kepekaan batin seseorang untuk melihat antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Ciri-ciri seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual, antara lain sebagai diberikut.
a) Tidak praktis putus asa (pantang menyerah)
b) Hidupnya penuh dengan harapan.
c) Mempunyai ketenangan hati.
d) Menganggap bahwa dirinya yaitu milik Tuhan.
e) Selalu berserah diri.
b) Hidupnya penuh dengan harapan.
c) Mempunyai ketenangan hati.
d) Menganggap bahwa dirinya yaitu milik Tuhan.
e) Selalu berserah diri.
4. Kecerdasan sosial Seseorang yang mempunyai kecerdasan intelektual dan emosional ternyata belum menjamin kesuksesan seseorang dalam bergaul dan diberinteraksi sosial, sehingga diharapkan kecerdasan lainnya untuk lebih mengoptimalkan IQ dan EQ. Kecerdasan tersebut yaitu kecerdasan sosial. Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan sosial antara lain sebagai diberikut.
a) Mempunyai kepekaan sosial.
b) Mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.
c) Mempunyai perasaan tenggang rasa terhadap orang lain.
d) Mempunyai pengertian/pemahaman terhadap orang lain.
b) Mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.
c) Mempunyai perasaan tenggang rasa terhadap orang lain.
d) Mempunyai pengertian/pemahaman terhadap orang lain.
Potensi-potensi tersebut harus dimiliki oleh setiap orang. Namun demikian, tidak tiruana potensi tersebut dimiliki oleh setiap orang. Ada kalanya seseorang spesialuntuk satu macam potensi saja, tetapi ada juga yang mempunyai beberapa potensi. Sebagai contoh, ada seseorang yang mempunyai IQ tinggi, tetapi EQ-nya rendah, atau sebaliknya.
Oleh alasannya yaitu itu, seseorang harus sanggup mengetahui potensi yang dimilikinya. Mengetahui potensi diri sendiri memungkinkan seseorang membuatkan kekuatan pribadinya, sehingga akan sanggup mempersembahkan impian yang lebih besar untuk mencapai kesuksesan, kebaikan, kebahagiaan dan keberuntungan kepada seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Kekuatan pribadi bekerjasama dekat dengan bakat, minat, dan sikap. Di bawah ini akan dijelaskan terkena bakat, minat, dan sikap.
C. Mengevaluasi Kekuatan Pribadi
Setiap orang intinya mempunyai potensi untuk membuatkan kemampuan yang dimilikinya. Namun, tiruana itu memerlukan proses dan waktu yang panjang. Evaluasi berarti melaksanakan suatu penilaian. Mengevaluasi kekuatan pribadi berarti melaksanakan penilaian terhadap potensi diri yang dimilikinya, menilai apa yang sudah dilakukan selama ini, untuk kemudian membuat antisipasi dan sikap mawas diri terhadap hal-hal yang mungkin terjadi. Mengapa perlu mengevaluasi diri? Ada beberapa alasan untuk itu, antara lain sebagai diberikut:
a. Untuk mengetahui posisi dikala ini
melaluiataubersamaini adanya penilaian diri secara rutin memungkinkan Anda untuk selalu melihat apa yang sudah Anda lakukan, sehingga Anda mengetahui sudah sejauh mana hal yang sudah Anda lakukan. Apakah tertinggal? Tetap saja? Atau bahkan sudah jauh melampaui dari apa yang Anda inginkan?
b.Agar menemukan momentum yang sempurna untuk memacu diri
Evaluasi sanggup dilakukan kapan saja atau menurut periode waktu tertentu contohnya setiap satu minggu, satu bulan, atau setiap tahun. Bahkan kalau perlu dilakukan setiap hari. melaluiataubersamaini penilaian yang lebih cepat, Anda sanggup segera tanggap dalam bertindak dan mengambil keputusan yang sempurna di dikala yang tepat.
c. Untuk memetik pesan yang tersirat dan mengantisipasi keadaan
melaluiataubersamaini melaksanakan penilaian diri, Anda sanggup mengambil pesan yang tersirat dari apa yang sudah dilakukan. Mungkin ada perasaan kecewa dan penyesalan dari apa yang sudah terjadi. Namun, dengan adanya evaluasi, Anda tidak selalu berkutat pada kekecewaan dan penyesalan semata, namun jadikan tiruananya sebagai sebuah pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga, yang tidak ternilai harganya dan tidak sanggup dibeli dengan uang. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi kekuatan pribadi, antara lain sebaga diberikut:
- Bakat, minat, dan sikap melaluiataubersamaini mengetahui bakat, minat, dan sikap, Anda akan lebih cepat dalam membuatkan diri.
- Gaya komunikasi Bagaimana gaya komunikasi Anda, apakah bisa diterima dengan orang lain atau tidak? Apakah sanggup memengaruhi orang lain atau tidak?
- Sikap terhadap lingkungan sosial Apakah diri Anda sanggup diterima dalam lingkungan sosial atau tidak? Jika tidak, berarti ada beberapa sikap dan sikap yang harus diperbaiki.
- Kinerja Bagaimana kinerja Anda selama ini? Apakah berjalan baik sesuai dengan keinginan Anda atau tidak? Apakah kinerja Anda sanggup mempersembahkan banyak manfaat bagi lingkungan di sekitar Anda?
- Kepemimpinan Bagaimana gaya kepemimpinan Anda selama ini? Dapatkah Anda mempersembahkan imbas yang cukup berpengaruh terhadap lingkungan di sekitar Anda? Jika ya, sudah ada sifat kepemimpinan dalam diri Anda, tetapi jikalau tidak, maka Anda harus memperbaiki dari apa yang sudah Anda lakukan.
- Pola pikir Bagaimana pola pikir Anda selama ini? Apakah pola pikir yang sempit, logis, atau yang ibarat apa?
- Emosi Apakah yang Anda lakukan selama ini sanggup mengendalikan perasaan/emosi Anda? Atau cenderung meledak-ledak dalam mengelola emosi?
- Daya tahan mental Semua hal di atas ialah abjad pribadi. Anda yang harus selalu dikembangkan dan dievaluasi. Semakin Anda mengenal abjad pribadi, semakin praktis Anda mengevaluasi diri sendiri.
D. Memanfaatkan Kekuatan Pribadi
Kepribadian ialah salah satu faktor penting dalam menata keberhasilan hidup. Oleh alasannya yaitu itu, kepribadian harus selalu dibina dan dikembangkan. Anda harus selalu mawas diri biar jati diri dan kekuatan pribadi tetap terpelihara, sehingga Anda bisa berperan serta secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam memanfaatkan kekuatan pribadi, dibutuhkan integritas dan kualitas pribadi yang kokoh. Integritas pribadi ialah salah satu pondasi yang sangat sentral bagi seseorang untuk menampilkan kinerja yang profesional secara optimal. Sementara kualitas pribadi yang kokoh ialah hal yang esensial bagi pengembangan diri seseorang. Ada beberapa cara memanfaatkan kekuatan pribadi, antara lain sebagai diberikut:
- Mewujudkan sosok pribadi yang utuh, kokoh, dan mencerminkan keteladanan.
- Memiliki prinsip atau acuan-acuan sikap yang kuat.
- Tidak praktis terpengaruh oleh ajakan-ajakan atau dorongan-dorongan yang sifatnya sesaat dan bisa menyesatkan.
- Berdisiplin, konsekuen, dan konsisten dalam berbuat.
- Mampu mengendalikan dan menjaga stabilitas emosi.
- Menggunakan agama sebagai teladan moral.
- Memiliki kesediaan dan kemauan untuk mengubah dan mengintrospeksi diri.
- Mendengarkan secara tulus Koreksian dan masukan dari orang lain serta mempunyai kennauan yang berpengaruh untuk membiasakan hal-hal positif yang menunjang berkembangnya kualitas pribadi yang
- Mampu mengaktualisasikan diri, biar bisa mandiri.
- Mampu melihat secara adil, sehingga sanggup memahami dan mengendalikan dirinya sendiri.
- Memiliki pandangan hidup yang sanggup membawa tindakannya ke suatu arah tertentu.
- Menghargai orang lain alasannya yaitu mempunyai perasaan dasar untuk memdiberi perhatian kemanusiaan.
- Terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, Koreksian, dan masukan.
- Memiliki rasa humor tanpa harus menyakiti hati orang lain.
Daftar Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian"