Peranan Golongan Arif Dalam Menumbuhkembangkan Kesadaran Nasional Indonesia
Seiring dengan pertumbuhan masyarakat, kota-kota besar yang menjadi sentra pengajaran dan pendidikan menarikdanunik perhatian generasi muda. Kota-kota besar, menyerupai Batavia (Jakarta), Bandung, dan Surabaya ialah tempat bertemunya para pelajar dan cowok dari banyak sekali kawasan yang tidak sama susila istiadat dan kedudukan sosialnya. Ilmu yang mereka terima di dingklik sekolah memdiberi teladan berpikir wacana konsep kebangsaan. Sekolah berfungsi sebagai jembatan komunikasi antarsesama sehingga megampangkan pendekatan di antara mereka. Diperkenalkannya banyak sekali macam ilmu pengetahuan di sekolah sudah mengubah teladan pemikiran mereka. Masuknya banyak sekali paham pemikiran gres semakin membuka kesadaran mereka akan kejamnya penjajahan. Hal ini kemudian melahirkan suatu persamaan nasib dan tekad untuk bahu-membahu lepas dari penjajahan.
Perluasan sistem pendidikan Barat sudah melahirkan golongan berilmu yang ialah penggalan dari elite nasional. Elite nasional mempunyai dasar gres dalam memandang masyarakat sekitarnya, yaitu nasionalisme Indonesia. Mereka berusaha mengubah pandangan sebelumnya yang bertolak dari lingkungan kawasan masing-masing. Mereka yakin bahwa impian kemerdekaan Indonesia spesialuntuk akan tercapai apabila nasionalisme sudah tumbuh rindang. Nasionalisme Indonesia ialah kekuatan merata yang mengikat tiruana suku bangsa di Indonesia dalam ikatan persatuan nasional yang kukuh. Mereka pun sadar bahwa untuk mempercepat proses tercapainya hal tersebut perlu dibuat organisasi yang mempunyai keanggotaan luas. Pada tanggal 20 Mei 1908, kaum berilmu di Indonesia mulai menyusun kegiatan usaha secara modern yang dituangkan dalam wadah organisasi modern, Budi Utomo. Selanjutnya, bermunculan banyak sekali organisasi sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang tiruananya ingin berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Oleh alasannya itu, gerakan dan usaha bangsa Indonesia semenjak tahun 1908 disebut Pergerakan Nasional. Pengertian Pergerakan Nasional berdasarkan A.K. Pringgodigdo (1986) yaitu "Pergeralcan bangsa Indonesia yang mencakup segala macam agresi yang dilakukan dengan organi-sasi secara modern ke arah perbaikan hidup untuk bangsa Indonesia". Gerakan yang bersifat kebangsaan tersebut mencakup tiruana bidang, antara lain politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, pendidikan, kepemudaan, dan kewanitaan. Pergerakan Nasional yang dimulai pada tahun 1908 itu mempunyai ciri, sifat, dan taktik yang tidak sama dengan usaha sebelumnya. Ciri, sifat, dan taktik Pergerakan Nasional, antara lain sebagai diberikut:
a. ialah gerakan kaum berilmu yang berwawasan luas dan jauh ke depan;
b. bersifat kebangsaan, artinya gerakan itu dilakukan secara luas dan sekaligus di seluruh Tanah Air;
c. memakai organisasi modern yang sudah diprogramkan secara terinci, teratur, dan punya arah yang jelas;
d. sifat organisasinya demokratis dan tidak bergantung pada seorang pemimpin;
e. wujud perjuangannya tidak mengandalkan kekuatan fisik dengan mengangkat senjata. Wujud perjuangannya berupa gerakan sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, dan jadinya meningkat pada gerakan politik untuk mencapai kemerdekaan. Golongan berilmu yang mempunyai keahlian ilmu yang tidak sama-beda tersebut sanggup dibedakan menjadi dua kelompok. Dua kelompok tersebut yaitu golongan berilmu yang masuk dalam pemerintahan dan golongan yang tidak masuk dalam birokrasi pemerintahan.
Golongan berilmu yang memperoleh kedudukan dalam birokrasi pemerintahan pada umumnya bergaya hidup priayi dan memperoleh status terhormat. Sementara itu, golongan berilmu atau kaum intelektual yang tidak berada dalam birokrasi pemerintahan menjalankan profesinya secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri (swasta). Dari golongan berilmu yang bekerja di luar birokrasi pemerintahan inilah lahir pemimpin-pemimpin organisasi Pergerakan Nasional. Hal itu disebabkan mereka yang bekerja secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri mempunyai ruang gerak lebih leluasa untuk menjalankan banyak sekali kegiatan, salah satunya yaitu kegiatan politik.
Golongan berilmu mempunyai ruang gerak sosial yang lebih luas. Mereka menerima peluang bergaul dengan banyak sekali orang dari kawasan dan kebudayaan lain. melaluiataubersamaini demikian, selain sanggup meluaskan pandangan hidup juga mempunyai relasi yang luas. Hubungan gres ini jauh lebih luas, tidak spesialuntuk terbatas pada relasi keluarga, kedaerahan, atau bersifat kesukuan. Proses ini akan makin melembaga sebagai teladan relasi gres yang kemudian berubah menjadi jaenteng sosial sehingga terciptalah ruang sosial. melaluiataubersamaini demikian, integrasi nasional secara lambat laun terbentuk. Golongan berilmu dalam posisi sosialnya memungkinkan berfungsi sebagai perintis nasionalisme dan pencetus dalam modernisasi.
Daftar Pustaka : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Post a Comment for "Peranan Golongan Arif Dalam Menumbuhkembangkan Kesadaran Nasional Indonesia"