Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kedudukan Kitab Yang Kuasa Sebagai Pemikiran Hidup Insan Dalam Korelasi Insan

Kedudukan Kitab Tuhan Sebagai Pedoman Hidup Manusia dalam Hubungan Manusia



Kebanyakan insan di zaman kini lupa akan dirinya sebagai maithiuk, bahkan tidak sedikit yang mengingkari asal kejadiannya sehingga pada gilirannya ia menjadi sombong dan ingkar, tidak mau mengakui bahwa dirinya diciptakan Allah dan air yang terpancar antara tulang sulbi dan tulang dada. Hal itu bagi orang yang beniman kepada Allah, sebagaimana hadis Rasulullah:



Yang Artinya: “Barangsiapa mengenal Allah, maka akan mengenal dirinya.”

Ditegaskan pula dalam firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beniman, tetaplah diberiman kepada Allah dan rasulN ya dan kepada kitab-kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan han kemudian, maka gotong royong orang itu sudah sesat jalan, sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)

Ayat di atas membuktikan bahwa Allah mengancam orang-orang yang mengingkari seruan-Nya semoga diberiman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab-kitab suci yang diturunkan Allah dan han akhir. Maka orang tersebut benar-benar sudah tersesat dan jalan yang benar, ialah jalan yang akan menyelamatkan mereka dan azab yang pedth dan membawanya kepada kebahagiaan yang awet.

Seseorang yang mengingkani kitab-kitab Allah berarti ia belum meresapi hakikat keimanan yang sesungguhnya. Karena itu, imannya tidak sanggup dikatakan kepercayaan yang benar, bahkan suatu kesesatan yang jauh dan hidayah Allah. Untuk menghindari hidup yang sesat, hendaklah tetap berpegang teguh kepada pemikiran Allah yang disampaikan oleh rasul-Nya, semoga tidak tergolong orang-orang yang rugi dan orang-orang yang sombong.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Post a Comment for "Kedudukan Kitab Yang Kuasa Sebagai Pemikiran Hidup Insan Dalam Korelasi Insan"