Oraganisasi Cowok Dan Kepanduan Pada Perkembangan Organisasi Nasional Indonesia
Oraganisasi Pemuda Dan Kepanduan Pada Perkembangan Organisasi Nasional Indonesia
Sejak berdirinya oranisasi pergerakan cowok terpikir adanya regenerasi pimpinan, baik untuk pimpinan pria maupun wanita. Timbulnya pergerakan pemuda, terperinci mengatakan kaderisasi pimpinan yang sewaktu-waktu dibutuhkan sehingga tidak terjadi kekosongan pimpinan dan organisasi sanggup berjalan terus. Sebagai organisasi bawahan dan induknya sanggup dipastikan organisasi itu mengikuti ideologi induknya. Ciri lain yang sanggup disebutkan ialah adany ciri regionalisme yang dibawa oleh organisasi itu sebagai perkumpulan kedaerahan yang kemudian teijun ke lapangan sosial politik.
Perkembangan perkumpulan cowok mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Perkumpulan cowok yang pertama bangun ialah Tn Koro Dharmo, yang bangun atas petunjuk Budi Utomo pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta oleh dr. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, Sunardi, dan beberapa orang cowok lainnya. Cita-citanya tertuju pada cinta tanah air, memperluas persaudaraan dan membuatkan kebudayaan Jawa. Pada tahun 191organisasi ini bermetamorfosis Jong Java dengan orientasinya lebih luas serta mencakup beberapa aspek Jawa Raya, inilisi dan pergerakan rakyat pada umumnya.
Berkembangnya rasa nasionalisme setelah Perang Dunia I, mendorong meningkatnya acara long Java ke arah politik. Pada tahun 1926 dalam kongres Jong Java di Solo secara kasatmata dalam anggaran dasarnya disebutkan ingin menghidupkan rasa persatuan dengan seluruh bangsa Indonesia, keijasama dengan tiruana organisasi cowok guna membentuk keindonesiaan. Di dalam long Java sudah terdapat konsensus bahwa untuk merealisasikan persatuan dibutuhkan perpecahan atau penggabungan beberapa organisasi dan gres pada simpulan tahun 1928 terjadilah fusi dengan PPI. Pada tahun 1929 Jong Java dibubarkan dan diganti dengan Indonesia Muda yang bertujuan menempuh orientasi nasionalisme yang sebenarnya.
Sejalan dengan lahirnya organisasi pemuda, maka pada tahun 1927 bangun sebuah organisasi cowok dan beijuang menuju persatuan Indones ia. Selanjutnya pada tanggal 9 Desember 1927 di Jakarta bangun organisasi anakdidik-anakdidik dan Sumatera yang berjulukan long Sumatera Bond dengan tujuan memperkokoh ikatan sesama anakdidik Sumatera dan sekaligus membuatkan kebudayaan Sumatera. Pengurusnya antara lain Moh Yainin. Selanjutnya disusul Jong Ininahasa dan Jong Celebes.
Perpaduan beberapa organisasi dipandang sebagai kekuatan besar dalam memilih setiap langkah-langkah politik dan hal ini sudah direalisasikan oleh M. Tabrani dalam Kongres Pemuda di lakarta pada bulan Mei 1926. Organisasi-organisasi yang hadir pada ketika itu ialah long Java, Jon Sumatera, long Ambon, long Ininahasa, Jong Batak, Jong Islainieten Bond, dan Perkumpulan Pemuda Theosofi. Kongres Pemuda I ml mengetengahkan paham persatuan, kebangsaan, dan mempererat hubungan antara organisasi pemuda.
Pada tanggal 26-28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda II yang memadukan tiruana organisasi cowok menjadi satu kekuatan nasional. Dalam kongres itu tercapai suatu janji ialah keinsyafan bersama adanya satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yang tnerupakan cerinin persatuan dan kesatuan Indonesia. Terlaksananya kongres itu tidak lain
adalah lantaran kerja keras dan PPPI dalam meningkatkan perasaan kebangsaan dengan sungguh-sungguh.
Di antara anggota Jong Java yang memiliki prinsip keislaman yang berpengaruh keluar dan long Java. Mereka mendirikan long Islainieten Bond dengan tujuan memajukan pengetahuan Islam, hidup secara Islam dan persatuan Islam serta anggotanya terbuka bagi tiruana orang Islam di Indonesia. Walaupun mengaku tidak bergerak dalam lapangan politik, tetapi perkumpulan ini berada di bawah efek Sarekat Islam. Dalam kongres yang diselenggarakan tahun 1925-1927 dibahas terkena agama Islam, kedudukan wanita, kebangsaan menurut Islam dan lain-lain. Pendiriannya yang berpengaruh menyatakan tidak mau berfusi dalam PPPI lantaran perkumpulan ini tetap menurut agama Islam.
Sejalan dengan lahirnya organisasi pemuda, lahir juga organisasi kepanduan yang ialah kelanjutan dan proses regenerasi dan sosialisasi organisasi induknya. Sejalan pula dengan gerakan pemuda, organisasi kepanduan mengikuti jejak gerakan nasional yang sedang berkembang. Semula, kepanduan dimaksudkan spesialuntuk untuk menampung acara olahraga di sekolah masing-masing dan bahkan yang pertama didirikan ialah Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) di Solo tahun 1916 atas prakarsa SP Mangkunegoro VII. Di kalangan belum dewasa Eropa didirikan Neda Indische Padvinders Vereeninging (NIPV) yang bangun tahun 1917
Sesudah tahun 1920, organisasi kepanduan mengalaini perkembangan yang berarti dan mengikuti perkembngan perjalanan nasionalisme Indones ia. Oleh lantaran itu pemerintah kolonial bersikap hati-hati terhadap kepanduan, lantaran di situlah tempat pertemuan, berkumpul dan juga dipakai sebagai tempat merencanakan gangguan ketertiban dan keamanan. melaluiataubersamaini kata lain, kepanduan ialah tempat persemaian golongan penentang pemerintah kolonial.
Sesudah Javaansche Padvinders Organisatie, kemudian bangun Sarekat Islam Afdeling Pandu (SlAP), Hizbiil Wathon (HW), Nationale Islainitische Padvinderij (NATIPY), Indqnesiche Padvinders Organisatie (INPO) di bawah Pemuda Indonesia dan Pandu Pemuda Sumatera (PPS). Agar terbentuk kolaborasi antar organisasi kepanduan dibentuklah Persaudaraan Antara Pandu Indonesia (PAPI) yang ialah adonan dan organisasi-orgafliSaSi kepanduan itu. Wadah itu ternyata tidak sanggup menampung aspirasi bangsa yang semakin meluas dan karenanya dibentuklah kepanduan Indonesia yang ialah fusi dan beberapa organisasi kepanduan.
Organisasi kepanduan juga ialah perhiasan organisasi politik dan orgariisasi pemuda. Oleh lantaran itu tidaklah mengherankan jikalau kemudian muncul Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Keadaan ml sanggup menimbulkan rasa khawatir pemerintah, maka organisasi itu dihentikan melaksanakan acara berkumpul / rapat-rapat lantaran dianggap sebagai kepanduan politik yang harus diawasi.
Kebutuhan dan kolaborasi antara organisasi kepanduan makin meningkat sehingga pada thun 1938 didirikan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) yang didalamnya tergabung seluruh organisasi-organiSasi kepanduan. Badan itu bermaksud menggalang persatuan dan mengurangi kesalahpahaman dengan menyelenggarakan perkemahan bersama pada bulan Pebruari 1941.
Jelaslah bahwa impian bersatu dan banyak sekali organisasi kepanduan ialah refleksi dan impian untuk bersatu, guna merealisasikan perasaan kebangsaan, bukan spesialuntuk di kalangan cowok dan organisasi politik, tetapi juga tampak terperinci di kalangan kepanduan.
Sumber Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Oraganisasi Cowok Dan Kepanduan Pada Perkembangan Organisasi Nasional Indonesia"