Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (Pelajaran Ips Smp/ Mts Kelas Ix)

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas IX) ✓ Meskipun bangsa Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekannya, namun ternyata Bangsa Eropa (Belanda) memiliki harapan untuk menjajah kembali. Untuk Itu dalam rangka untuk mempertahankan kemerdekaan dilakukan dengan mengangkat senjata dan juga dengan cara diplomasi. Dalam cuilan ini, kawan-kawan akan mempelajari tentang bagaimana usaha bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan yang sudah dikumandangkannya.

Daftar Isi

1. Konflik Indonesia-Belanda
2. Perjuangan Rakyat Di Berbagai Daerah
3. Peran Dunia Internasional
4. Aktivitas Diplomasi
5. Pengaruh Konflik Indonesia-Belanda

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas IX)

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA  PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas IX)

Konflik Indonesia-Belanda

Latar Belakang

Kemerdekaan yang dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 memperoleh simpati dari bangsa lainnya melalui ratifikasi bangsa lain atas kemerdekaan Indonesia. Oleh lantaran ialah negara yang sudah merdeka, maka pada tanggal 18-8-1945 diputuskan Undang-Undang Dasar (UUD 1945) dan pemilihan Presiden yaitu Bung Karno dan wakilnya yaitu Bung Hatta. Pada awalnya bangsa Indonesia menyambut sekutu dengan suka cita lantaran mereka mengumandangkan perdamaian. Namun setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration  (NICA) yang di bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, maka perilaku rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan.

Pada awalnya bangsa Indonesia menyambut dengan bangga atas kehadiran sekutu, oleh lantaran sekutu mengumandangkan perdamaian. Namun usang kelabuaan diketahui bahwa NICA ialah organisasi yang didirikan oleh orang Belanda yang melarikan diri ke Australia lantaran Belanda mengalah kepada Jepang. Kemudian NICA mempersejatai lagi KNIL setelah dilepas oleh sekutu dari tawanan Jepang, kondisi ini juga mempurburuk suasana. Terdapat suatu harapan dari Belanda untuk berkuasa lagi di Indonesia dan menjadikan perperihalan, bahkan terjadi perlawanan terhadap NICA dan Sekutu.Tugas sekutu yang dalam hal ini yaitu oleh Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) ternyata memiliki misi yang terselubung.
Kehadiran sekutu yang diboncengi oleh NICA (orang belanda yang lari ke Australia), dan mereka memiliki harapan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda, sehingga rakyat Indonesia mulai melawan sekutu.

Perjuangan Menghadapi Sekutu dan NICA

Adanya abadiahan Jepang kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, menunjukkan de jure jajahan Jepang dikuasai oleh sekutu sebagai pihak yang menangg di dalam Perang Dunia II. Komando Pertahanan Sekutu yang berada di tempat Asia Tenggara dengan pusannya berada di Singapura yaitu South East Asia Command (SEAC) membentuk divisi yang berjulukan AFNEI. Tugas yang diemban AFNEI yaitu untuk mengambil alih Indonesia dari tangan Jepang. Pasukan tersebut dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Tugas yang dibebankan kepada mereka antara lain:
a. mendapatkan penyerahan kekuasaan dari Jepang,
b. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu,
c. melucuti terhadap orang-orang Jepang, kemudian memulangkannya.
d. membuat keamanan dan perdamaian,
e. menghimpun keterangan untuk penyelidikan terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai penjahat perang.

Pada tanggal 29 September 1945 pasukan AFNEI melaksanakan pendaratan di Jakarta yang terdiri atas 3 divisi, antara lain
  1. Divisi India ke-23 yang penempatannya yaitu di wilayah Jawa Barat yang dipimpin oleh Mayor Jenderal D.C. Hawtowrn 
  2. Divisi India ke-5 yang penempatannya yaitu di wilayah Jawa Timur dipimpin oleh Mayor Jenderal E.C. Mansergh 
  3. Divisi India ke-26 yang penempatannya yaitu di wilayah Sumatera yang dipimpin oleh Mayor Jenderal HM. Chambers

Perjuangan Rakyat Di Berbagai Daerah

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Peristiwa Surabaya ialah kumpulan dari aneka macam insiden yang diawali dari kehadiran tentara sekutu dengan bendera AFNEI. Untuk Surabaya, Sekutu menempatkan Brigade 49 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby, yaitu cuilan dari divisi ke-23 Sekutu. Brigade tersebut mendarat pada tanggal 25 Oktober 1945. Pada awalnya, bersama-sama pemerintahan Jawa Timur sudah enggan untuk mendapatkan kehadiran sekutu, namun kemudian dilakukan kesepakatan antara Gubernur Jawa Timur R.M.T.A. Suryo dengan Brigjen A.W.S. Mallaby. Isi kesepakatan tersebut yaitu:
a. Inggris berjanji tidak akan mengikutsertakan angkatan perang Belanda
b. menjalin kolaborasi antara kedua pihak supaya tercipta kemanan dan ketentraman
c. akan dibuat kontrak biro
d. Inggris akan melucuti senjata Jepang

Bermodalkan kesepakatan tersenut, maka Inggris diperbolehkan untuk masuk ke kota Surabaya,  namun pihak Inggris ingkar terhadap kesepakatan yang sudah dibuatnya. Hal ini terlihat dari penyerbuan penjara Kalisosok 26 Oktober 1945. Inggris menduduki awalan udara Tanjung Perak tanggal 27 Oktober 1945, serta mereka membuatkan pamflet yang isinya yaitu memerintahkan kepada rakyat Surabaya dan Jawa Timur supaya menyerahkan senjata-senjata mereka. Pertempuran antara pasukan Sekutu dengan rakyat Surabaya sudah terjadi semenjak tanggal 27 Oktober 1945. Oleh lantaran dikhawatirkan kontak senjata meluas, maka Presiden Soekarno dan Wapres Moh. Hatta melaksanakan perundingan. Kedua belah pihak merumuskan hasil negosiasi menyerupai yang diberikut ini.
  • Surat-surat selebaran/pamflet dianggap tidak berlaku 
  • Serikat mengakui atas keberadaan TKR dan Polisi Indonesia 
  • Seluruh kota Surabaya tidak lagi dijaga oleh Serikat, sedangkan untuk kamp-kamp tawanan penjagaannya dilakukan secara bersama-sama Serikat dan TKR 
  • Tanjung Perak dijaga secara bersama TKR, Serikat, dan Polisi Indonesia
Meskipun sudah adanya kesepakatan, namun tetap saja terjadi bentrok antara rakyat Surabaya yang bersenjata dengan Serikat. Pertempuran yang seru terjadi di Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Gedung tersebut dilakukan pengepungan oleh para perjaka yang menuntut supaya pasukan A.W.S. Mallaby menyerah, namun tuntutan tersebut ditolak oleh pihak serikat. Oleh lantaran begitu gencarnya pertempuran yang terjadi di sana, jadinya terjadi insiden yang fatal, yaitu meninggalnya A.W.S. Mallany yang tertusuk bayonet dan bambu runcing. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 30 Oktober 1945. melaluiataubersamaini adanya insiden tersebut, pihak Inggris mengultimatum rakyat Surabaya dan meminta pertanggungjawabanan. Sekutu mengultimatum kepada rakyat Surabaya supaya mengalah dan akan dihancurkan kalau tidak mengindahkan permintaan tersebut. Selain itu, perjaka Surabaya yang bersenjata harus menyerahkan senjatanya. Namun peringatan dari pihak Sekutu ditolak rakyat Surabaya melalui pernyataan dari Gubernur Soerjo. melaluiataubersamaini adanya penolakan tersebut, maka pada tanggal 10 Nopember 1945 terjadi pertempuran. Pasukan sekutu mengerahkan pasukan infantri dengan senjata-senjata berat mereka. Peristiwa heroik, berlangsung sekitar 3 minggu. Bung Tomo memperabukan arek-arek Surabaya melalui siaran radio. Pertempuran tersebut memakan korban yang sangat banyak dari pihak Indonesia, sehingga pada tanggal 10 Nopember diperingati sebagai hari Pahlawan.

Pertempuran Ambarawa

Terjadinya Perang ambarawa yaitu pada tanggal 20 November - 15 Desember 1945 yaitu antara TKR dengan pasukan Inggris. Awalnya, kehadiran sekutu ke Semarang yaitu untuk mengurus tawanan perang, namun mereka diboncengi oleh NICA yang kemudian mempersenjatai para tawanan. Sehingga terjadilah perang antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dengan tentara Serikat. Pada pertempuran itu Letkol Isdiman yang ialah Komandan Resimen Banyumas gugur. Kemudian komando pasukan diambil alih oleh Letkol Sudirman yang pada waktu itu menjabat sebagai panglima divisi Banyumas. Tawanan jepang kemudian dimanfaatkan oleh tentara serikat dengan mempersenjatainya supaya ikut dalam pertempuran. Mereka juga mengerahkan tank dan senjata berat yang lainnya. Pada tanggal 12 Desember 1945, pasukan Indonesia melaksanakan serangan secara sekaligus. Sesudah melaksanakan pertempuran selama 4 (empat) hari, kemudian pasukan Indonesia berhasil melaksanakan pengusiran kepada tentara Serikat dari wilayah Ambarawa dan memukul mundur mereka hingga ke Semarang.

Medan Area

Mr. Teuku M. Hassan yang diangkat menjadi gubernur mulai membenahi daerahnya. Tugas yang pertama yaitu menegakkan kedaulatan dan membentuk Komite Nasional Indonesia untuk wilayah Sumatera. Oleh lantaran itu, mulai dilakukan pemmembersihkanan kepada tentara Jepang dengan melucuti senjata mereka dan menduduki gedung-gedung pemerintah. Pada tanggal 9 Oktober 1945, di Medan pasukan Serikan melaksanakan pendaratan, tetapi pasukan tersebut diboncengi oleh NICA. Para Pemuda Indonesia dan Barisan Pemuda segera membentuk TKR di Medan. Pada tanggal 13 Oktober 1945 pertempuran yang pertama pecah pada dikala lencana merah putih diinjak-injak oleh tamu di sebuah hotel. Kemudian para perjaka melaksanakan penyerbuan ke hotel tersebut sehingga mengakibatkan 96 korban luka-luka yang ternyata sebagian orang-orang NICA. Bentrokan antar Serikat dan rakyat meluas ke seluruh kota Medan. Peristiwa tersebut dikenal sebagai pertempuran “Medan Area”.

Bandung Lautan Api

Kita sering mendengar istilah Bandung Lautan Api kan? istilah ini menunjukkan terbakarnya kota Bandung pada cuilan selatan lantaran adanya politik bumi hangus yang diterapkan TKR. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 setelah adanya ultimatum perintah pengosongan Bandung oleh Sekutu. Seperti halnya pada kota-kota yang lainnya, di kota Bandung juga terjadi pelucutan senjata terhadap tentara Jepang. Di sisi yang lain, tentara Serikat menginginkan supaya persenjataan yang sudah dikuasai oleh rakyat Indonesia diserahkan kepada mereka. Para pejuang kemudian meninggalkan Bandung, namun terlebih lampau membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tragis tersebut kemudian dikenal sebagai insiden Bandung Lautan Api.

Peristiwa Kapten Westerling

Sulawesi Selatan bergolak, pertempuran ada di mana-mana, Enrekang, Polongbangkeng, Pare-pare, Luwu menjalar ke Kendari, kalaka dengan menggunakan senjata yang mereka punyai berusaha dengan seterbaik mungkin untuk menangkis serangan Belanda yang senjatanya sudah mukhtakhir, dengan keberanian dan tekat yang bersemboyankan “Merdeka atau Mati”. Pertempuran tidak spesialuntuk milik kaum pria saja, tetapi juga untuk Srikandi-Srikandi dari Sulawesi – Emmy Saelan. Sejalan dengan akan dilangsungkannya Konferensi Denpasar pada tanggal 24 Desember 1946 untuk membentuk Negara Indonesia Timur (NIT), maka pada tanggal 11 Desember 1946, Belanda mengumumkan Sulawesi dalam keadaan perang dan aturan militer. “Algojo” Raymond Westerling melaksanakan pemmembersihkanan pada setiap desa. Penduduk yang tidak berdosa turut dibantainya, oleh karenanya korbanya sangat banyak, mencapai sekitar 40.000 orang putra-putra terbaik bangsa demi mempertahankan kemerdekaan.

Peranan Dunia Internasional

Peranan Perserikatan Bangsa-bangsa

Sebagai tubuh dunia, PBB yang dalam hal ini Dewa Keamanan ikut serta berperan dalam usaha untuk menyelesikan pertikaian, kemudian dibentuklah forum yang dikenal dengan sebutan Komisi Tiga Negara (KTN) dengan anggotanya yaitu terdiri dari : 1). Belgia ialah wakil Belanda, 2). Australia ialah wakil Indonesia & 3). Amerika Serikat sebagai pihak ke 3 yang ditunjuk oleh Belgia dan Australia.

Dewan Keamanan PBB, ikut  mengambil kiprah dalam upaya penyelesaian pertikaian antara Indonesia dengan Belanda dengan membentuk suatu tubuh yang kemudian kita kenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN) yang memiliki kiprah guna mengawasi secara eksklusif penghentian tembak menembak sesuai dengan resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB.

Konferesi Asia di New Delhi dan Resolusi Dewan Keamanan PBB

a. Sikap India terhadap usaha Indonesia
Bangsa Indonesia dan India yaitu bangsa yang penrah dijajah, maka terjalin rasa senasib, dan sependeritaan. Itu terbukti pada dikala India terjadi kelaparan, maka Indonesia memdiberi menolongan yang berupa padi sebanyak 500.000 ton. Perjanjian menolongan Indonesia kepada India ditanhadirani oleh Perdana Menteri Sjahrir dan K.L. Punjabi, yang bertindak sebagai wakil pemerintah India (18 Mei 1946). Kesepakatan tersebut bersama-sama yaitu tukar barang antara Indonesia dengan India. Hal tersebut terbukti dari dikirimkannya obat-obatan ke Indonesia oleh India untuk membalas menolongan Indonesia.

b. Konferensi Asia di New Delhi
Angkatan perang Belanda di bawah pimpinan Jenderal Spoor melaksanakan penyerangan ke ibukota Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 yang berada di Yogyakarta. Tujuan penyerangan tersebut yaitu untuk menghancurkan Republik Indonesia sekaligus untuk mengakhiri hidupnya sebagai suatu satuan ketatguagaraan. Selain itu untuk membentuk Pemerintah Federal Sementara tanpa mengikutsertakan Republik Indonesia. Maka muncul reaksi yang keras dari bangsa-bangsa Afrika dan Asia atas tindakan Belanda tersebut yang kemudian diwujudkan dalam penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi yang diprakarsai oleh Perdana Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Birma U Aung San. Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara asia, seperti: Pakistan, Afganistan, Sri Lanka, Nepal, Libanon, Siria, dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari Mesir dan juga dari Ethiopia. Konferensi Asia di New Delhi tersebut juga turut hadir dari utusan Australia, sedang dari Indonesia diwakili oleh Dr. Sudarsono. Konferensi Asia di New Delhi diselenggarakan selama empat hari, yaitu dari 20-25 Januari 1949. Resolusi yang dihasilkan tentang kasus Indonesia yaitu menyerupai yang diberikut ini:
  • pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta 
  • pembentukan Pemerintah ad interim yang memiliki kemerdekaan dalam politik luar negeri, sebelum tanggal 15-03-1949 
  • penarikan atas pasukan Belanda dari seluruh wilayah Indonesia 
  • penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat dilakukan yaitu pada tanggal 1 Januari 1950.

Resolusi Dewan Keamanan PBB

Adanya ratifikasi dari Pemerintah Amerika Serikat secara de facto kepada Republik Indonesia, begitu pula Pemerintah Inggris (1947). Wakil Belanda yang ada di PBB menyatakan bahwa kasus Indonesia yaitu kasus dalam negerinya. Wakil Indonesia yang berada di Dewan Keamanan PBB, L.N. Palar menangkis pendapat Wakil Belanda tersebut. Palar mempersembahkan pernyataan yang sebut bahwa duduk kasus Indonesia yaitu duduk kasus antar dua negara yang berdaulat yaitu, antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda. Pandangan Indonesia tersebut didukung oleh wakil-wakil negara dari Asia, Afrika dan Australia. Palar sudah berhasil menyakinkan kepada Dewan Keamanan PBB, sehingga pada tanggal 28 Januari 1949 mengeluarkan resolusinya. Isi Resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut antara lain meliputi:

1). Penghentian atas tiruana operasi militer dengan segera yang dilakukan oleh tentara Belanda & penghentian tiruana kegiatan gerilya yang dilakukan oleh Republik;
2). Pembebasan tiruana tahanan politik tanpa syarat dengan segera di dalam daerah Republik oleh Belanda semenjak tanggal 19 Desember 1949;
3). Belanda harus memdiberi peluang terhadap para pemimpin Bangsa Indonesia untuk kembali ke Yogyakarta;
4. Perundingan-perundingan akan dilaksanakan dalam waktu yang secepat-cepatnya;
5). Mulai kini KTN ditukar namanya mjd Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa utk Indonesia (United Nations Commission for Indonesia), spy memmenolong melancarkan dlm perundingan-perundingan.

Aktivitas Diplomasi

Perjanjian Linggajati

Dalam mempertahankan kemerdekaan dilakukan dengan cara usaha fisik (perang) dan melalui diplomasi (perundingan). Sebagai tindak lanjut dari negosiasi yang sebelumnya (Perundingan Hoge Veluwe), maka pada tanggal 10 November 1946 dilakukan negosiasi antara Pemerintah Indonesai dengan Komisi Umum Belanda. Perundingan dilaksanakan di Linggajati yaitu erat Cirebon. Perundingan Linggajati dari Belanda dipimpin oleh Lord Killearn dan Sutan Sjahrir dari pihak Indonesia. Isi Perjanjian Linggajati antara lain:
1. Adanya ratifikasi dari Belanda secara de facto atas Republik Indonesia yang wilayah kekuasaannya mencakup : Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949,
2. Melakuakan kolaborasi antara Republik Indonesia dengan Belanda dalam pembentukan Negara Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya yaitu Republik Indonesia,
3. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda oleh Republik Indonesia Serikat dan Belanda dengan Ratu Belanda yaitu sebagai ketuanya. melaluiataubersamaini adanya perjanjian Linggajati tersebut, secara politis Republik Indonesia diuntungkan oleh lantaran adanya ratifikasi secara de facto dari pihak Belanda. Perjanjian Linggajati secara resmi ditanhadirani pada tanggal 25 Maret 1947 di istana Bijswijk (Istana Merdeka) Jakarta.

Perjanjian Renville

Oleh lantaran Perjanjian Linggajati merugikan usaha bangsa Indonesia, dan kedua belah pihak tidak bisa untuk menjalankan isi perjanjian tersebut, sehingga pertempuran terus belanjut antara pihak Indonesia dengan Belanda. Dalam usaha mengawasi pemberhentian pertempuran tersebut, maka Dewan Keamanan PBB membentuk suatu komisi jasa-jasa baik atau dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Untuk menjalankan kiprah dari Dewan Keamanan PBB, kemudian KTN mengadakan negosiasi untuk kedua belah pihak dengan tempat negosiasi diusahakan di wilayah yang netral. Amerika Serikat kemudian mengusulkan supaya proses negosiasi dilaksanakan di atas kapal pengangkut pasukan angkatan bahari Amerika Serikat “USS Renville”. Kapal yang berlabuh di Teluk Jakarta tersebut menjadi tempat untuk berunding yang dimulai tanggal 8-12-1947. Pimpinan delegasi Indonesia yaitu Mr. Amir Sjarifuddin, sedangkan dari pihak Belanda yaitu R. Abdulkadir Widjojoatmodjo, yaitu orang Indonesia yang memihak kepada Belanda. Isi Perjanjian Renville antara lain sebagai diberikut.
a. Pengakuan dari pemerintah Republik Indonesia yang mengakui kedaulatan Belanda atas Hindia Belanda hingga pada waktu yang diputuskan oleh Kerajaan Belanda untuk mengakui negara Indonesia Serikat
b. di aneka macam daerah di Jawa, Madura, & juga Sumatera dilakukan pemungutan bunyi guna memilih apakah daerah-daerah tersebut akan ikut ke RI atau mau ikut ke Negara Indonesia Serikat

Selain itu, isi pokok dari perjanjian tersebut terdapat juga adanya kesepakatan terhadap masukan-masukan dari pihak KTN yang pada pada dasarnya tentang penghentian tembak menembak dan segera diikuti dengan pembentukan daerah-daerah kosong militer (demiliterized zones).

Persetujuan Roem-Royen

Pada Persetujuan ini spesialuntuklah pernyataan dari masing-masing delegasi sajalah yang dihasilkan, hal ini lantaran belum dicapainya kata sepakat tentang rumusan persetujuan itu. Wakil dari Indonesia yaitu Mr. Moh. Roem, sedangkan untuk pihak Belanda oleh DR. Van Royen. Persetujuan (statements) ini terjadi pada tanggal 7 Mei 1949. Masing-masing pernyataan tersebut yaitu sebagai diberikut.
1).  Pernyataan Mr. Moh. Roem (Indonesia)
a. Memerintahkan kepada “pengikut” RI yang memegang senjata supaya menghentikan perang gerilya;
b. Kerja sama untuk pengembalian perdamaian dan menjaga keamanan & juga ketertiban;
c. Turut serta dalam Konfrensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud supaya mempercepat “penyerahan” atas kedaulatan yang sungguh-sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat.
2).  DR. Van Royen (Belanda)
a. Menyetujui kembalinya Pemerintah RI ke Yogyakarta;
b. Menjamin penghentian gerakan militer & membebaskan seluruh para tahanan politik;
c. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum tanggal 19-12-1949 & tidak akan meluaskan daerah dengan merugikan Republik;
d. Menyetujui bhw RI mrp cuilan dr Negara Indonesia Serikat;
e. Melakukan usaha dengan sungguh-sungguh supaya Konfrensi Meja Bundar segera dilaksanakan setelah Pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta.

Konferensi Meja Bundar (KMB)

KMB dimulai pada tangal 23 Agustus 1949 di Den Haag (Belanda) dan berakhir tanggal 2 November 1949. Meskipun KMB berakhir tanggal 2 November 1949, tetapi upacara ratifikasi terhadap kedaulatan gres dilakukan penanhadiranan pada tanggal 27 Desember 1949. Isi KMB antara lain :
  • Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan sepenuhnya atas Indonesia, tanpa syarat dan tidak bisa dicabut kembali kepada Republik Indonesia Serikat
  • Pengakuan kedulatan tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949 
  • Mengenai Irian Barat akan lakukan negosiasi kembali dalam waktu 1 tahun setelah ratifikasi kedaulatan kepada RIS 
  • Dibentuk Uni Indonesia Nederland antara RIS dan Kerajaan Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
  • Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik kembali dan sebagian diserahkan kepad RIS
  • Segera akan dilakukan penarikan mundur atas tiruana tentara Belanda

Pengaruh Konflik Indonesia-Belanda

Terbentuknya negara-negara bagian

Pada perjanjian Linggajati terdapat adanya butir terkena planning pembentukan negara Serikat, sehingga RI terdiri atas negara-negara bagian. Belanda menginginkan sebanyak mungkin negara cuilan dalam RIS sebagai negara bonekanya. Pengertian negara boneka tersebut yaitu negara-negara cuilan yang dibuat Belanda, oleh karenanya hal tersebut akan sangat menguntungkan posisi Belanda dalam RIS. Kesadaran atas pluralis Indonesia oleh Belanda, tentu dengan negara Serikat sanggup untuk menerapkan politik pecah-belah.

Negara-negara yang dibuat Belanda antara lain
  • Negara Indonesia Timur : mencakup Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku dengan presidennya yaitu Tjokorde Gede Raka Sukawati. 
  • Negara Sumatera Timur, yang menjadi wali negaranya yaitu Dr. Mansjur. 
  • Negara Madura, Kepala negaranya yaitu Tjakraningrat. 
  • Negara Pasundan, Wali negaranya yaitu Wiranatakusumah. 
  • Negara Sumatera Selatan : Kepala negaranya yaitu Abdul Malik.
  • Negara Jawa Timur : Kepala negaranya yaitu Kusumonegoro (Bupati Banyuwangi).
Disamping 6 (enam) negara tsb juga dibuat daerah-darah istimewa/ otonom yg terdiri dr: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Dayak Besar, Banjar, Kalimantan Tengah, Bangka, Kalimantan Tenggara, Bangka Belitung, Riau, dan Jawa Tengah. Dari hal tersebut terlihat betapa besarnya keinginannya dari Belanda untuk mendominasi di dalam RIS yang rencananya akan dibuat kemudian.

Perjuangan Kembali ke Negara Republik Indonesia

Salah satu diktum dari hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) yaitu ratifikasi Belanda terhadap Republik Indonesia Serikat. Sepertinya, isi perjanjian tersebut merugikan pihak Republik Indonesia. Ditanhadiraninya perjanjian tersebut spesialuntuklah sebuah seni administrasi perjuangan. Hal tersebut terbukti bahwa persatuan berada di atas segalanya bagi bangsa Indonesia. Apabila dihitung lamanya, RIS tidak ada setahun bangun (27 desember 1949 hingga 17 Agustus1950). Hal tersebut disebabkan  oleh lantaran mulai tanggal 17 Agustus 1950 bangsa Indonesia kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persiapan dalam upaya kembali ke negara kesatuan sudah dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Rakyat yang berada di negara cuilan menuntut supaya negara RIS dibubarkan dan kembali ke negara kesatuan. Sebagai teladan yaitu di Jawa Barat, pada tanggal 8 Maret 1950 melaksanakan demonstrasi supaya negara Pasundan dibubarkan. Begitu pula untuk Negara Indonesia Timur (NIT) dan negara Sumatera Timur. Kesempatan untuk kembali ke negara kesatuan tercapai setelah dilakukan negosiasi antara RIS dengan Republik Indonesia (RI) pada tanggal 19 Mei 1950. Hasil negosiasi tersebut ditindaklanjuti dengan usaha untuk mempersiapkan Undang-Undang Dasar negara yang akan dibuat tersebut. Pada tanggal 15 Agustus 1950, Presiden Soekarno melaksanakan penanhadiranan Rancangan Undang-Undang Dasar yang dikenal dengan sebutan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950). Stlh kelengkapan tsb dipunyai, maka pemerintah mengumumkan pembubaran RIS dan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dgn menerapkan UUDS 1950 yaitu pada tanggal 17 Agustus 1950.

Post a Comment for "Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (Pelajaran Ips Smp/ Mts Kelas Ix)"