Bioteknologi Pertanian Dan Perternakan Pada Ilmu Biologi
Bioteknologi Pertanian Dan Perternakan
Pertambahan insan setiap tahunnya menyebabkan penyediaan masakan akan menjadi problem yang susah dipecahkan. Namun, dengan menolongan bioteknologi para ilmuwan sudah sanggup membuat bibit-bibjt tumbuhan gres yang sanggup lebih cepat dipguan atau sapi yang sanggup memproduksi lebih banyak susu dan daging.
Kultur Jaenteng
Kultur jaenteng ialah salahsatu cara perbanyakan tumbuhan secara vegetatif buatan. Disar dan kultur mi ialah bahwa setiap sel atau jaenteng hidup dan belahan mana pun dalam tuhuh tumbuhan mempunyai keinampuan menumbuhkan seluruh belahan badan secara lengkap. Sifat ini disebut totipotensi. Hal ini sanggup terjadi jikalau sel atau jaenteng tersebut ditumbuhkan pada medium yang cocok.
Medium yang dipakai untuk kultur jaenteng terdiri atas adonan banyak sekali garam mineral, asam amino, gula, vitamin, dan fitohormon. Seluruh langkah pengerjaan dilaksanakan dalam kondisi steril. Manfaat dan kultur jaenteng ialah diperolehnya anakan dalam jumlah yang sangat banyak, waktu relatif cepat, dan mempunyai sifat yang sama dengan tumbuhan asalnya.
Fiksasi Nitrogen
Tanaman membutuhkan nitrogen untuk membangun komponen-komponen vital di dalam selnya, ibarat protein dan DNA. Tanaman sanggup mengikat nitrogen spesialuntuk dalam bentuk ammonia (NH3) atau nitrat (NO3). Proses mi disebutfiksasi nitrogen.
Nitrogen yang melimpah di udara (80%) dalam bentuk gas N2, tidak sanggup eksklusif dimanfaatkan oleh tanaman. Namun, tumbuhan polong-polongan sanggup memanfaatkan N2 bebas dan udara. Hal ini disebabkan pada bintil-bintil akarnya hidup basil Rhizobium leguminosarum. Bakteri inilah yang sebetulnya mempunyai kemampuan mengikat N, tersebut yang kemudian mengubahnya ke dalam bentuk yang sanggup dimanfaatkan oleh tumbuhan yang ditempatinya. melaluiataubersamaini rekayasa genetik sudah dikemhangkan turunan basil Azotobacter sp. yang ibarat induknya bisa mengikat N2, tetapi juga sanggup menempel pada akar tumbuhan yang bukan tumbuhan polong-polongan.
Pengendalian Hama Tunaman
Pengendalian hama tan kondusif sanggup memakai suatu mikroorganisme yang menyebabkan sakit pada hama tertentu, tetapi tidak menyebabkan penyakit bagi makhluk lain. Mikroorganisme itu sanggup direkayasa secara genetik, contohnya basil Bacillus thuringiensis mengandung senyawa endotoksin (toksin Bt) yang baik untuk materi pestisida. Gen-gen endotoksin dan B. thuringiensis itu sanggup disisipkan atau dimasukkan ke tanamanjagung sehingga terlindung dan hama penggerek jagung. Mikroorganisrne yang direkayasa secara genetik hams melalui tes kemampuan dan pemahaman lapangan sebelum sanggup dipakai secara luas.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Bioteknologi Pertanian Dan Perternakan Pada Ilmu Biologi"