Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Desa Dengan Teladan Keruangan Dan Sistem Perhubungan Dan Pengangkutan

Desa melaluiataubersamaini Pola Keruangan Dan Sistem Perhubungan Dan Pengangkutan



Telah disebutkan pada potongan sebelumnya bahwa desa di Indonesia cenderung terletak di tempat pinggiran, jauh dan sentra kota. Bahkan, banyak desa yang masih terpencil. Letak desa dan kondisi alam sekitarnya akan memilih contoh keruangan, sistem perhubungan, dan faktor sosial pengangkutan di lokasi desa tersebut. Kondisi alam yang dimaksud antara lain meliputi, iklim, tanah, topografi, tata air, dan sumber daya alam. Sementara itu, beberapa faktor sosial yang turut mempengaruhi antara lain tingkat ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Letak desa dikaitkan dengan kondisi alamnya sanggup terletak di tempat dataran rendah, dataran tinggi, atau di tempat pantai. Pada ketiga letak desa tersebut contoh keruangan dan sistem perhubungan yang ada akan sangat tidak sama.

Pola keruangan desa di dataran rendah dan tempat pantai cenderung serupa. Permukiman tertata dengan rapi, dengan contoh yang teratur. Sementara itu, di tempat dataran tinggi, contoh keruangan desa cenderung tidak teratur. Hal ini mengingat kondisi alamnya yang tidak bias dengan praktis ditata rapi membentuk contoh yang teratur.



Sistem perhubungan dan pengangkutan di ketiga lokasi desa tersebut tentu juga tidak sama. Keterbatasan kondisi fisik, mengakibatkan sistem pengangkutan di desa dataran tinggi terbatas. Tidak tiruana jenis angkutan bisa mencapai desa yang berlokasi di dataran tinggi. Sementara itu, desa yang terletak di datarari rendah mempunyai sistem perhubungan dan pengangkutan yang lebih bervariasi. Hampir tiruana jenis angkutan bisa dengan praktis mencapai lokasi desa ini. Desa di tempat pantai secara umum juga mempunyai sistem perhubungan dan pengangkutan yang relatif lebih gampang. Selain transportasi darat, transportasi air juga menjadi alternatif sistem angkutan di desa yang terletak di tempat pantai.

Selain letak desa, kondisi sosial dan perkembangan masyarakat juga turut memilih contoh keruangan dan sistem perhubungan dan pengangkutan di desa.

Masyarakat desa mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai diberikut.
  1. Sistem kebidupan yang ada pada umuninya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (paguyuban).
  2. Masyarakat bersifat sejenis (menyeragam), menyerupai dalam hal mata pencaharian, agama, tata pengaturan sosial, dan moral istiadat.
  3. Hubungan antarmasyarakat desa terjalin lebih mendalam dan dekat jika dibandingkan dengan kekerabatan mereka dengan masyarakat lainnya di luar batas wilayah desanya.
  4. Mata pencaharian utama penduduk umumnya yaitu bertani.
Adapun tipe-tipe desa menurut perkembangan masyarakat dibedakan sebagai diberikut.

a. Desa tradisional

Desa tradisional atau pradesa yaitu tipe des pada masyarakat suku terasing yang seluruh kehidupan masyarakatnya masih sangat bergantung kepada alam sekitarnya. Ketergantungan itu contohnya dalam hal cara bercocok tanam, cara pemeliharaan kesehatan, pengobatan, memasak makanan, dan lain-lain. Pada desa menyerupai mi penduduk cenderung tertutup atau kurang komunikasi dengan tempat lain. melaluiataubersamaini demikian, sistem perhubungan dan pengangkutan tidak berkembang.

b. Desa swadaya

Desa swadaya yaitu tipe desa yang mempunyai ciri-ciri: penduduknya jarang, masth terikat oleh kebiasaan-kebiasaan adat, spesialuntuk mempunyai lembaga-lembaga yang masih sederhana, tingkat pendidikan masyarakat rendah, produktivitas tanah rendah, kegiatan penduduk dipengaruhi keadaan alam, wilayahnya berpegunungan-pegunungan atau tempat perbukitan, lokasinya terpencil, outputnya rendah, sebagian besar periduduk bidup bertani, dan kegiatan ekonomi masyarakat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan sehari-hari. Hampir sama dengan tipe desa tradisional, karna masyarakatnya cenderung tertutup, maka sistem perhubungan dan pengangkutan kurang berkembang.

c. Desa swakarya

Desa swakarya yaitu desa yang tingkat perkembangannya sudah lebih maju, dengan ciric iri sebagai diberikut.
  1. Adat-istiadat masyarakatnya sedang mengalami perubahan (transisi).
  2. Pengaruh dan luar mulai masuk ke dalam masyarakat desa dan menjadikan perubahan cara berfikir.
  3. Mata pencahaniannya mulai bermacam-macam jenisnya, tidak spesialuntuk pada sektor agraris.
  4. Lapangan kerja bertambah dan produktivitas meningkat diimbangi dengan makin bertambahnya pramasukana desa.
  5. Swadaya masyarakat dengan cara tolong-menolong sudah mulai efektif dan tumbuh kesadaran serta tanggung balasan masyarakat untuk membangun desanya.
  6. Roda pemerintahan desa mulai berkembang baik dalam kiprah maupun fungsinya.
  7. Masyarakat desa sudah bisa meningkatkan kehidupannya dengan hasil kerjanya sendiri.
  8. pertolongan pemerintah spesialuntuk bersifat sebagai perangsang saja.

d. Desa swasembada

Desa swasembada yaitu desa yang sudah maju dan mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut.
  1. Kebanyakan desa swasembada berlokasi di sekitar ibu kota kecamatan, di sekitar ibu kota kabupaten, dan di sekitar ibu kota provinsi, yang tidak termasuk ke dalam wilayah kelurahan.
  2. Semua keperluan hidup pokok desa swasembada sudah tersedia dan sanggup disediakan oleh desa terkait.
  3. Alat-alat teknis yang dipakai penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sudah lebih modern dibandingkan dengan alat-alat yang dipakai penduduk desa swakarya dan swadaya.
  4. Ikatan moral dan kebiasaan-kebiasaan moral yang berkaitan dengan perekonomian sudah tidak besar lengan berkuasa lagi pada kehidupan masyarakatnya, lembaga-lembaga ekonomi dianggap lebih modern.
  5. Lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang ada sudah sanggup menjaga kelangsungan hidupnya.
  6. Mata pencaharian penduduknya sudah berguakaragam, sebagian besar penduduknya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
  7. Tingkat pendidikan dan keterampilan penduduk sudah tinggi sehingga cara berpikirnya sudah maju (rasional).
  8. Masyarakatnya sudah mulai lepas dan moral dan tradisi.
  9. Kondisi perhubungan, produksi, pemamasukan, dan kegiatan sosial sudah baik.
  10. Hubungan dengan kota-kota di sekitarnya beia1an lancar.

Pada desa swasembada, sistem perhubungan dan pengangkutan tersedia dengan baik. Masyarakat tidak mengalami kesusahan untuk melaksanakan aktivitasnya alasannya banyak sekali masukana sudah tersedia. Berdasarkan kegiatan masyarakatnya, desa di Indonesia sanggup dikelompokkan menjadi tiga, yaitu desa agraris, desa nelayan, dan desa industri. Karena sebagian 1esar penduduk Indonesia hidup dan sektor pertanian maka jumlah desa agraris paling besar jumlahnya.
Sumber Pustaka: Regina

Post a Comment for "Desa Dengan Teladan Keruangan Dan Sistem Perhubungan Dan Pengangkutan"