Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Interaksi Antar Komunitas Dengan Komponen Abiotik Membentuk Sistem Lingkungan (Ekosistem)

Interaksi Antar Komunitas melaluiataubersamaini Komponen Abiotik Membentuk Sistem Lingkungan (Ekosistem)


Antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain juga terjadi interaksi. Umpamanya interaksi antara komunitas fitoplankton dengan komunitas ikan di sebuah danau. Komunitas fitoplankton terbentuk akhir interaksi antarspesies banyak sekali ganggang. Ganggang yang mati diuraikan oleh pengurai dan hasil penguraiannya dimanfaatkan oleh ganggang. Di lain pihak, komunitas ikan terbentuk akhir interaksi antara banyak sekali spesies ikan, baik ikan sebagai konsumer I maupun konsumer II atau predator. Ikan yang mati diuraikan oleh pengurai. Hasil penguraian berupa zat-zat anorganik dan inineral dimanfaatkan oleh

fitoplankton. Fitoplankton dimakan oleh ikan-ikan herbivor. Ikan-ikan herbivor ini dimakan oleh ikan-ikan predator. Ikan-ikan predator yang mati diuraikan oleh pengurai. Demikian seterusnya.



Kaprikornus jelaslah bahwa antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain terjadi interaksi, baik secara eksklusif maupun tidak langsung.

Bagaimana interaksi antara komunitas dengan faktorf pemain drama abiotik? Komunitas tidak sanggup lestari tanpa adanya pertolongan faktor-faktor abiotik mirip air, inineral, pH, suhu, cahaya, udara, dan sebagainya dan lingkungannya. Jadi, faktor biotik tergantung kepada faktor abiotik. Sebaliknya, faktor abiotik tergantung kepada faktor biotik juga. Antara faktor biotik dan abiotik teijadi saling ketergantungan. Pada lingkungan tertentu akan hidup organisme tertentu pula. Padi spesialuntuk hidup pada lingkungan tertentu.

Lingkungan daerah hidup organisme itu dikenal sebagai habitat. Habitat padi tidak sama dengan habitat jagung bukan? Habitat tumbuhan kangkung tidak sama dengan habitat bayam atau kubis. Apa perbedaannya?

Pada saW pohon, kalian sanggup mengamati adanya jamur, lumut kerak, tumbuhan paku, dan benalu. Jamur biasanya terdapat pada ranting atau cabang yang mati. Tumbuhan paku menempati dahan yang lembap. Benalu menempel pada ranting. Semuanya menempati habitat yang tidak sama.

Coba amati pucuk tumbuhan jeruk. Kadang-kadang sanggup dijumpai adanya kutu daun yang hidup dan mengisap cairan tumbuhan jeruk. Kutu daun itu berkembang secara khusus (spesifik) menempati suatu habitat yang khas pula. Di daun jeruk sering ditemukan ulat jeruk. Ulat ini memakan daun jeruk. Makanan ulat jeruk tidak sama dengan masakan kutu daun jeruk. Masing-masing meiniliki peranan (“pekerjaan”) yang spesifik sesuai dengan habitatnya. Masing-masing memiliki kebutuhan hidup yang tidak sama-beda.

Kekhususan tugas itu dikatakan sebagai nisia (niche), sedangkan daerah hidup yang khas itu dikatakan sebagai habitat. Jadi, perbedaan antara nisia dan habitat sanggup diibaratkan bahwa habitat yaitu “alamat” suatu organisme. Sedang nisia yaitu “pekerjaan” suatu organisme.

Marilah kita perhatikan interaksi dalam ruangan yang lebih luas. Interaksi antara komunitas dengan faktor abiotik membentuk suatu sistem yang dikenal sebagai sistem lingkungan atau ekosistem. Ada ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem laut, ekosistem hutan hujan tropik, dan sebagainya. Setiap ekosistem meiniliki huruf tersendiri. Sebagai akhir adanya interaksi tersebut, terjadilah proses memakan dan dimakan, memanfaatkan energi, dan daur ulang materi.

Berapa luas ekosistem itu? Jawabnya yaitu tidak sanggup ditentukan. Sebuah cawan yang ada di kebun, terisi air hujan dan di dalamnya hidup jentik-jentik nyamuk ialah suatu ekosistem. Atau, lebih sempurna dikatakan sebagai subekoistem dan ekosistem kebun. Akuarium yang meliputi tumbuhan air dan ikan juga ialah suatu ekosistem buatan manusia.

Coba sebutkan komponen yang ada di dalamnya. Ada ekosistem sawah yang cukup luas dan ada pula ekosistem lautan yang sangat luas. Jadi, luas sempitnya ekosistem tidak sanggup ditentukan secara pasti. Bahkan seluruh permukaan bumi beserta segala makhluk hidup di dalamnya yang disebut sebagai biosfer sanggup dipandang sebagai ekosistem raksasa.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Interaksi Antar Komunitas Dengan Komponen Abiotik Membentuk Sistem Lingkungan (Ekosistem)"