Kegiatan Konsumsi Organisasi Sosial Pada Insan Sebagai Konsumen
Kegiatan Konsumsi Organisasi Sosial
Berbeda dengan tubuh usaha, organisasi sosial menjalankan fungsi pelayanan (bukan menjual) sehingga tidak bertujuan mencari keuntungan. Walaupun demikian, organisasi sosial tetap mengk gunakan faktor produksi. Berarti, organisasi sosial harus mengeluarkan sejumlah dana supaya faktor produksi sanggup dikelola secara maksimum.
Kita ambil pola yayasan yang menangani panti asuhan. Yayasan tersebut memakai faktor produksi berupa tanah kawasan gedung didirikan, tenaga kerja berupa karyawan yang menangani administrasi, pendidikan, pemeliharaan, dapur, modal berupa sejumlah uang hasil tunjangan dan bangunan, dan kewirausahaan berupa manajemen yang memimpin yayasan.
Konsumsi organisasi sosial terarah pada acara pemeliharaan (inventaris), operasional, dan umum. Konsumsi untuk pembelian aset ada juga, meskipun jarang; misalnya, pembelian tanah dan pembangunan gedung baru. Kembali pada pola yayasan yatim piatu di atas, konsumsi untuk acara pemeIiharaan (inventaris) berupa: renovasi serta pengecatan gedung, dan perbaikan kawasan pulas serta peralatan lain. Konsumsi untuk acara operasional berupa: penghasilan/upah/tuntidakboleh untuk karyawan tetap serta honorer, materi makanan, minuman, pakaian, uang sekolah, buku, dan alat tulis untuk anaka nak. Konsumsi acara umum berupa: telepon, surat-menyurat, listrik, dan air.
Untuk konsumsi yang cukup besar itu, organisasi sosial perlu membuat suatu anggaran. Anggaran ni penting supaya pengeluaran untuk konsumsi Sesuai dengan dana yang dimiliki. Selain itu, anggaran juga adalah pertanggungjawabanan terhadap para donatur (penyumbang). Sumbangan para donatur itulah yang adalah sumber pendapatan organisasi sosial).
Sumber Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Kegiatan Konsumsi Organisasi Sosial Pada Insan Sebagai Konsumen"