Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lunturnya Eksistensi Jati Diri Bangsa Dari Damapak Modernisasi Dan Globalisasi

Lunturnya Eksistensi Jati Diri Bangsa


Globalisasi yang ditandai dengan semakin kaburnya sekat-sekat antarnegara tentu berdampak pada eksistensi jati diri bangsa itu sendiri.

Kita ambil beberapa contoh.
  1. Berkembangnya internet menyebabkan arus warta sanggup dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia dengan praktis tanpa sanggup dikontrof oleh negaranya. Ide-ide, nilai, dan norma yang tidak jarang berperihalan dengan ide, nilai, dan norma masyarakat suatu bangsa dengan gampangnya masuk dan mempengaruhi seseorang spesialuntuk dengan duduk di depan sebuah komputer. Gejala-gejala menyerupai itu sanggup kita saksikan dan maraknya kasus kebadungan dan dekadensi moral remaja. Bila hal ini tidak direspon dengan baik. kita akan mengalami hilangnya generasi penerus bangsa (lost of generation) dan ini tentu yaitu malapetaka bagi eksistensi bangsa.
  2. Di bidang ekonoini, masuknya perusahaan-perusahaan multinasional sudah mematikan perusahaan dan usaha-usaha masyarakat.

Bagaimana tidak, dibandingkan produk perusahaan multinasional dengan harga jual yang murah, kemasan yang bagus, dan ditambah dengan tingkat konsumerisme masyarakat yang tinggi, produk-produk perusahaan nasional serta perjuangan kecil masyarakat terang kalah bersaing. Akibatnya, banyak perusahaan nasional yang melarat dan tingkat pengangguran semakin meningkat.

Para penganut neo Marxisme dan globalis pesiinis beropini bahwa perusahaan multinasional memakai kekuatan dengan tidak bertanggung tanggapan dan sudah bertindak secara imoral dan ilegal dalam usaspesialuntuk mencari laba. Perhatikan beberapa pola diberikut ini.
  1. Perusahaan Shell di Nigeria dan RTZ di Angola sudah mengeksploitasi sumber daya alam dengan sangat ngawur dan tanpa perhitungan. Para penduduk ash sebagai peinilik tanah ditangkap dan, meskipun sudah ada protes dari dunia internasional, di bawah todongan senjata api ehit lokal yang mewakili perusahaan multinasional in mereka diusir dan tanah mereka.
  2. Keadaan pabrik-pabrik yang mempersembahkan penghasilan sangat rendah diKoreksi, terutama sebab mempekerjakan bawah umur dan sangat eksploitatif jikalau dilihat dan penghasilan yang mereka terima.
  3. Perusahaan-perusahaan multinasional bertanggung tanggapan atas kerusakan ekologis di beberapa negara, inisalnya Nigeria.
  4. Perusahaan-perusahaan multinasional sudah menolak bertanggung tanggapan dan tidak membayarkan uang tuntidakboleh terhadap penduduk lokal yang tewas atau terluka ketika bekeija. Ledakan di Bhopal, India di pabrik Union Carbide menewaskan 2.800 orang dan melukai 28.000 orang lainnya pada tahun 1984. Perusahaan tersebut tidak membayarkan kompensasl satu sen pun.
  5. Perusahaan-perusahaan multinasional mempengaruhi selera dan pola konsumsi di negara berkembang secara negatif. Sebagai contoh, Nestle diKoreksi sebab memasarkan susu bubuk untuk bayi dengan sangat garang di daerah-daerah tanpa adanya terusan air membersihkan. Perusahaan multinasional lain juga diKoreksi sebab mengedarkan rokok dengan kadar tar yang tinggi, obat-obatan, dan pestisida yang sebetulnya di negara barat sudah dihentikan peredarannya sebab dianggap membahayakan kesehatan.
  6. Terdapat buki bahwa perusahaan-perusahaan multinasional sudah mencampuri keputusan politik internasional terhadap negara-negara berkembang dan membiayai perebutan kekuasaan iniliter terhadap peinimpin-peinimpin yang tidak mereka sukai.
  • Di samping itu, ketergantungan pembiayaan pembangunan pada utang luar negeri dan investasi aneh sudah menyebabkan lemahnya posisi tawar bangsa terhadap kekuatan asing. WTO, IMF, dan World Bank sebagai biro globalisasi yang sudah menjembatani penyaluran utang luar negeri pada kenyataannya sangat mendikte kebijakan perekonomian negara. Tentu saja kebijakan tersebut lebih menguntungkan pihak aneh dan menyebabkan semakin berkurangnya kontrol pemerintah terhadap perekonoinian negara.
Perusahaan-perusahaan multinasional sering kali mengancam akan menarikdanunik investasinya dan Indonesia jikalau pemerintah tidak berpihak pada mereka. Akibatnya, muncullah kebijakan deregulasi dan ketenagakerjaan yang pada kenyataannya menyengsarakan rakyat. Pemerintah memangkas banyak sekali pungutan pajak yang berakibat pada turunnya penerimaan pemerintah. Kompensasinya, pemerintah mengurangi subsidi-subsidi kepada masyarakat. Hal ini tentu berakibat pada turunnya tingkat kesejahteraan rakyat sebab harga-harga barang melonjak dengan cepatnnya.

Di bidang ketenagakerjaan, sebagian besar undang-undang ketenagakerjaan tidak berpihak kepada para pekerja. Upah minimum yang sangat rendah ditambah lagi ancaman pemecatan tentu sangat menyengsarakan rakyat. Akibat lanjutnya yaitu maraknya aksi-aksi demonstrasi dan kekerasan di tengah masyarakat. Kepekaan masyarakat terhadap problem ekonomi dan politik pun akan naik, penerimaan mereka akan agitasi atau hasutan propaganda kin juga akan meningkat.

Berkaitan dengan kebijakan perekonomian negara, pemerintah juga melaksanakan privatisasi BUMN yang pada satu sisi sanggup meningkatkan efisiensi perusahaan tersebut, namun pada sisi lain, menyebabkan memudarnya eksistensi bangsa di dalamnya. Bagaimana tidak, dalam kenyataannya sebagian besar saham BUMN yang diprivatisasi tersebut dikuasai oleh asing. PT. Indosat misalnya, sebagian besar sahamnya dikuasi STT dan Singapura. Akibatnya, pedoman dana lebih banyak mengalir ke luar negeri.
Sumber Pustaka: ESIS

Post a Comment for "Lunturnya Eksistensi Jati Diri Bangsa Dari Damapak Modernisasi Dan Globalisasi"