Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Gamelan

Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Gamelan


Musik Jawa (gamelan) sanggup dikaitkan dengan contoh hidup bermasyarakat. Permainan (sajian), baik di panggung atau ketika tes mengandung unsur-unsur yang hampir sama, yaitu menghormati orang lain, diberinteraksi (berhubungan), bersikap roleran, sosial, hormat kepadaTuhan yang Maha Esa, dan lain sebagainya. Meskipun tiruana itu dilakukan dalam proses bermain musik (konser karawitan), tetapi tetap sanggup dirasakan kaitannya, baik secara pribadi maupun tersembunyi. Pada ketika penyajian, biasanya pemain rebab (pengrebab), pemain bonang (pembonang) , atau pemain kendang (pengendang) memdiberi kode (kode) khusus yang sudah dipahami oleh setiap pemusik (pengrawit) untuk mengawali pertunjukan. Di dalam musik tradisi karawitan Jawa, instrumen (ricikan) yang mengawali pertunjukan mi disebut pembuka (buka). Aba-aba mi bisa berupa senggrengan (untuk rebab), grambyangan (untuk boning), dan ketegan (untuk kendang). Instrumen pembuka lainnya yaitu vokal yang biasanva disebut (buka) celuk.



Sesudah mendengar kode mi, tiruana pemusik (pengrawit) akan berserius dalam perilaku mau mendengar orang lain yang sedang berbicara. Begitu salah satu instrumen (ricikan) pembuka (buka) melaksanakan tugasnya, maka instrumen lainnya segera menanggapi dengan memukul bersama sempurna pada jatuh gong. Gong yaitu simbol selèh (kesepakatan), kebersamaan, kesetaraan, atau keterikatan dalam satu kesatuan yang sangat kuat. Oleh sebab itu, apabila gong mi tidak berbunyi (dibunyikan) sempurna pada tempatnya, bisa menimbulkan pergeseran rasa.

Pergeseran rasa ialah simbol perubahan yang bisa bersifat aktual atau negatif. Akan tetapi, dalam hal ini perubahan rasa tersebut bermakna negatifkarena tidak sesuai dengan komitmen yang sudah dibentuk bersama. Pada waktu gendhing (lagu) mulai berjalan, maka terjadi proses interaksi antarpengrawit (pemusik) sehingga yang terdengar bukan lagi bunyi instrumen rebab, kendang, bonang, atau vokal saja, tetapi hampir seluruh instrumen yang dimainkan. Mereka tampil dan saling melengkapi harmoni bunyi yang ada. Jenis interaksi musikal pada tingkat tertinggi bisa menggelitik simpul saraf tidak spesialuntuk bagi pemusik, tetapi juga orang yang menikmati.

Perpaduan bunyi seluruh instrument yang tengah dimainkan menjadi simbol perilaku sosial yaitu bersedia mendapatkan isu (musikal) yang tengah ditawarkan rekan (pemusik) lainnya. Bagi pengrawit Jawa, keberhasilan interaksi musikal tertinggi yaitu apabila bisa mencapai apa yang disebut dengan nges. Nges yaitu cara lain orang Jawa menyampaikan keindahan puncak dalam bermain musik gamelan. Pada tataran ini seorang pengrawit Jawa kadang bisa secara total menyerahkan din kepada Tuhan sehingga mendapatkan ketenteraman lahir batin.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Gamelan"